Monitor, Tangsel- Berada di atas hamparan bukit, Kampung Koceak, Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Taman Pemakaman Ranca Bulan seluas lebih kurang tujuh ribu meter milik warga yang ada di dua lingkungan RW 01-02 kerap dikunjungi sejumlah peziarah dari luar Tangsel.
Mereka yang datang berziarah, meyakini ada makam keramat tokoh besar di areal pemakaman Ranca Bulan. Benarkah?
Penasaran dengan isyue ini, monitortangerang.com mencoba menelusuri langsung ke tempat tersebut. Sekaligus menggali informasi dari pengurus makam di TPBU Ranca Bulan pada Selasa(25/7/2023).
Setelah menyusuri jalan berkelok dan menanjak. Akhirnya, monitortangerang.com sampai di TPBU Ranca Bulan. Bertemu dengan pengurus makam yang bernama Ustadz Syahril.
Dalam wawancaranya, ustad Syahril menceritakan bahwa, masyarakat Kampung Koceak Kranggan meyakini di Pemakaman Ranca Bulan ada makam tokoh besar. Hal itu berdasarkan penggalian informasi yang diungkapkan sejumlah tokoh sejarawan Banten. Termasuk salah satunya ada juga adik ulama besar Abuya Uci Turtusi yang bernama Abuya Tohawi pernah mengungkapkan langsung kepadanya bahwa di Ranca Bulan ada makam tokoh besar.
Namun dalam keterangannya kepada media , Ustadz Syahril belum berani mengungkapkan siapa saja nama-nama tokoh besar yang dimaksud yang ada di Taman Pemakaman Ranca Bulan.
“Kalau siapa-siapanya belum tau. Cuma , katanya ada cerita dulu ada rombongan Tubagus Buang dan Kiai Tapa yang pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa ada penyerangan. Waktu itu kalau ngga salah, pemberontakan Ratu Syarifah. Tahun 1700 an,” ungkapnya.
Sementara itu, sambung Syahril versi lainnya. Ada juga yang mengatakan dari Kerajaan Mataram.
“Kalau versi pa Agam tokoh sejarawan yang sudah datang ke sini (makam ranca bulan) katanya dari Kerajaan Mataram di abad 16-17,” tambahnya.
Syahril menjelaskan ada sekira 15- an batu nisan yang ada. Kini makam-makam tersebut dipagari dengan kawat besi dan dicat warna hijau. Tapi belum tertera nama pada batu nisannya. Sebab saat ini nama-nama tersebut masih menjadi mitos.
Terkait keberadaan makam tersebut, kata Syahril,informasi yang ia peroleh dari sejarawan Tangsel juga sudah di daftarkan di Bidang Kebudayaan Kota Tangsel
Diungkapkan syahril, terkait kondisi Makam Ranca Bulan, sebelumnya beberapa tokoh Kampung Koceak juga pernah menceritakan kepada dirinya, bahwa dulunya pernah ada banjir besar yang turut melanda makam Ranca Bulan. Hanya saja, lokasi makam aman dari banjir.
Dalam benaknya, masuk juga logika cerita tersebut. Sebab beberapa batu nisan yang sekarang muncul dulunya terpendam. Selanjutnya digali kembali setelah terinjak. Ketika diangkat ternyata batu tersebut merupakan batu nisan.
“Dulu tempat ini dipenuhi ilalang yang tinggi. Semenjak tahun 2016 diurus. Akhirnya, saya berfikir kenapa ada batu nisan didalamnya. Kedua, ketika menggali makam buat warga. Pada kedalaman 20-30 cm ada batu nisan juga didalam. Dan itu sering terjadi. Apakah ini efek letusan gunung Krakatau? Di tahun 1800 an. Yang menyebabkan abu vulakniknya menutup lokasi makam?,” ungkap Syahril.
Terlepas dari banyak cerita rakyat yang kini masih menjadi mitos. Pihak pengurus makam terus melakukan perawatan mulai dari pemetaan, yang kurang ngiblat dibentuk dan dirapikan. Pemasangan pembatas dan pemberian batu nisan, hingga pembabatan rumput sekitar makam. (m maulana)