Monitor, Bogor- Warga komplek perumahan kebanyakan cuek dengan pesta demokrasi, termasuk pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak yang digelar Minggu, 3 Nopember 2019. Ditambah lagi, banyak figur calon yang mereka tidak kenal secara emosional. Melainkan hanya melalui gambar spanduk yang biasa dipasang di pinggir jalan membuat keinginan untuk datang ke TPS semakin tipis.
Mengevaluasi proses Pilkades di Desa Gunung Sindur, mantan Kades 2 periode, H.Endang Sutisna membenarkan jika banyak warga komplek perumahan di desanya yang minim akan kehadiran untuk datang ke TPS.
“Saya sampai sore di TPS, tapi emang warga komplek minim banget yang datang mencoblos. Padahal di Gunung Sindur ada 2 komplek perumahan yang warganya juga lumayan banyak,” kata Endang, Senin(4/11/2019).
Ketidakhadiran warga komplek, sambung politisi Partai Gerindra ini, diperngaruhi banyak faktor mulai dari figur calon yang mereka tidak kenal sampai kepada minimnya ketersediaan mobil jemputan yang disiapkan panitia.
“Alasan mereka tidak ke TPS ada juga yang beralasan tidak ada mobil jemputan, sebab tidak semua warga komplek punya kendaraan, mereka mau datang kalau dijemput,” sambungnya.
Terkait mobil jemputan, setahu Endang, panitia sudah menyiapkan 25 kendaraan sebagaimana kesepakatan semua calon. Menurutnya, bisa jadi mobil angkutan yang disiapkan tersebut tidak banyak yang masuk kedalam komplek perumahan.
“Tapi emang ga aneh kalau warga perumahan, ketika ada pesta demokrasi masih kurang partisipasinya. Itu dari dulu begitu,” terangnya.
Perumahan yang ada di Desa Gunung Sindur yaitu, Perumahan Griya Indah Serpong (GIS) dan Griya Cimangir. Di perumahan tersebut jumlah penduduk yang memiliki KTP Gunung Sindur lumayan banyak.
“Di GIS aja ada 3 RW dan 14 RT. Ya kalau di total dengan warga Griya Cimangir kemungkinan ada 2000-an suara dari warga komplek,” kata Endang. (mt01)