Ajarkan Anak Swasembada, Love School Parung Panjang Gelar Panen Raya Sayuran Hidroponik

oleh -
Panen raya tanaman sayur hidroponik anak-anak panti house of restoration bersama Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia, Dr. Zifky Priatelna M.Pd dan Konsultan hidroponik,Ronny Tanumihardja, Selasa 3 September 2024.

Monitor, Bogor— Terbagi menjadi beberapa kelompok, sejumlah anak-anak panti house of restoration, Parung Panjang, Kabupaten Bogor dengan raut wajah gembira, melakukan penyemaian bibit tanaman sayuran hidroponik menggunakan media tanam rockwool, Selasa 3 September 2024.

Tidak hanya melakukan penyemaian. Aktivitas siswa di lantai 2 bersama para relawan hidroponik di gedung Love School siang itu, juga akan melakukan panen raya tanaman sayuran hidroponik jenis caisim, sawi dan selada merah yang mereka tanam bulan lalu.

Sebelum panen raya dilakukan, Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia, Dr.Zifky Priatelna M.Pd didampingi konsultan hidroponik, Ronny Tanumihardja dan para relawannya mengajak anak-anak melakukan doa bersama demi kelancaran acara.

Selanjutnya, anak-anak pun diajak ke green house tanaman hidroponik untuk melakukan panen raya. Pada kesempatan tersebut, konsultan hidroponik, Ronny Tanumihardja, menjelaskan singkat mengenai langkah-langkah dalam budi daya tanaman sayur secara hidroponik kepada Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Indonesia.

Ia juga memberikan kesempatan kepada anak-anak panti house of restoration untuk testimoni sebelum memanen sayuran.

Belasan anak-anak  yang berasal dari Papua dan kesehariannya tinggal di dormitory Love School tersebut gembira bercampur haru karena begitu menyayangi tanaman yang selama ini mereka rawat.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia, Dr.Zifky Priatelna M.Pd saat wawancara dengan monitortangerang.com mengungkapkan  bahwa program budi daya tanaman hidroponik menjadi salah satu program untuk mengajarkan anak-anak berswasembada.

“Ini salah satu program kita untuk mengajarkan anak-anak, supaya mereka belajar yang namanya swasembada. Baik swasembada pangan, swasembada nutrisi, gizi, bahan pokok dan semuanya,” jelas Dr.Zifky.

Dengan begitu sambungnya, anak-anak nantinya tidak bergantung kepada  siapa pun karena di love center diajak belajar secara keseluruhan (holistic).

“Jadi kita belajar spiritualitasnya. Keagamaannya. Formal education-nya. Etika dan belajar tentang kehidupan. Bahwa kalau kita rajin, maka nanti kita akan memanen hasilnya,” terangnya.

Tidak hanya itu, ke depan juga akan diadakan ternak ikan, ternak ayam sehingga untuk pemakanan bisa dikelola dengan sendiri dan tidak bergantung kepada siapa pun, ujar Dr.Zifky lagi.

Dengan program Budidaya tanaman sayur hidroponik, selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, pihak yayasan juga sedang mengajarkan anak-anak tentang tata cara berbisnis.

“Kalau rajin mereka mengelola maka bukan hanya tercukupi  kebutuhannya, tetapi  ada nilai tambah secara ekonomisnya. Disini ngga perlu nyangkul, ini satu hal yang sederhana. Hanya perlu ketelitian. Kerajinan dan disiplin,”tambahnya.

Kepada anak-anak, Ketua Dewan Pembina Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia juga berpesan bahwa, proses pendidikan akan membuka banyak sekali rantai dan belenggu. Maka jalani semua prosesnya. Meski pendidikan kemungkinan bisa mengurung kebebasan.

“Waktu engkau bersusah-susah dimasa mudamu engkau akan tertawa di masa tua mu,” demikian pesannya.

Sementara itu, selaku Principal di Love School, Martinus Ronald Ch menjelaskan, program budidaya tanaman hidroponik rencananya menjadi kemungkinan program sesuai dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan program kurikulum merdeka.

“Kita akan masukan program tahunan Love School. Supaya mengajarkan kepada anak-anak, selain berkelanjutan juga perkembangan teknologi. Menanan tidak menggunakan media tanah, inilah caranya,’ ujarnya.

Kegiatan ini, juga menjadi salah satu usaha guna mencukupi kebutuhan sehari hari. Sehingga anak-anak memahami tatacara menanam yang lebih kretaif dan inovatif.

Di Love School, sambung Ronald, hidroponik sudah diajarkan sejak awal tahun ajaran 2024 dalam bentuk simulasi terlebih dulu dengan trainer khusus.Pada 2025 nanti kemungkinan sudah bisa berjalan dan memberi tahu informasi terperinci kepada anak-anak.

“Sangat besar harapan kami anak-anak dapat mengerti pentingnya untuk hidup berkelanjutan dalam lingkungan mereka. Bisa menanam sendiri tanpa beli dari sana-sini. Apalagi kalau di tempatnya sudah tidak ada lahan. Bagaimana untuk mendapatkan sayur mayur yang sehat. Salah satunya yakni dengan hidroponik,” tutupnya.

Setelah acara panen tanaman sayuran hidroponik oleh anak-anak panti house of restoration. Acara dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama.

(mt01/nur)

No More Posts Available.

No more pages to load.