Monitor, Kabupaten,- Aksi unjuk rasa yang digelar ratusan mahasiswa di depan kantor Bupati Tangerang berujung ricuh, pada Rabu (13/10/21).
Aksi saling dorong antara mahasiswa dengan anggota kepolisian tak dapat dihindarkan setelah peserta aksi merangsek dan membobol barisan petugas.
Dalam kericuhan itu, salah satu mahasiswa sempat dibanting oleh oknum aparat hingga kejang-kejang dan videonya viral di dunia maya.
Pasca kejadian itu, belasan mahasiswa langsung diangkut ke Mapolresta Tangerang untuk diamankan. Sementara kelompok mahasiswa lainnya datang kembali untuk melanjutkan aksi untuk rasa.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro membenarkan bahwa terdapat 19 peserta aksi yang dibawa ke Polresta Tangerang untuk dimintai keterangan termasuk koordinator lapangan aksi.
Berdasarkan informasi dari personel pengamanan, kata Kapolres, ketegangan terjadi saat tim negosiator Polresta Tangerang meminta perwakilan mahasiswa untuk bertemu dengan pejabat Kesbangpol Linmas Pemkab Tangerang, namun massa aksi meminta hadirnya Bupati Tangerang secara langsung, dan permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi karena Bupati Tangerang sedang dalam mengikuti rangkaian kegiatan perayaan hari ulang tahun Kabupaten Tangerang ke 389.
“Massa aksi mendorong personel pengamanan, dan personel bereaksi dengan mengamankan massa pengunjuk rasa sehingga terjadi ketegangan di lokasi aksi,” kata Kapolres, Rabu (13/10/21).
Kata Kapolres, terhadap aksi ini dipastikan tidak ada Surat Tanda Pemberitahuan yang dikeluarkan dari Satuan Intelkam Polresta Tangerang, karena wilayah Kabupaten Tangerang masih dalam kondisi PPKM level 3.
“Benar, aksi tersebut tidak memiliki STP karena masih dalam status PPKM level 3,” jelasnya.
Kapolres menjelaskan, setibanya di Polresta Tangerang, ke 19 peserta aksi langsung dilakukan pemeriksaan swabtest rapid antigen oleh tim dokter Polresta Tangerang, dan hasilnya menyatakan tidak ada peserta aksi yang reaktif Covid-19.
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan urine dengan hasil 3 diantaranya false positif dan akan didalami lebih lanjut dengan test konfirmasi di Pusdokkes Polri untuk memastikan ada tidaknya unsur narkoba.
“Pelayanan kesehatan terhadap peserta aksi lainnya akan diberikan oleh tim dokter Polresta Tangerang,” ujarnya.
Sedangkan, untuk salah seorang Peserta Unras yang dibanting oknum petugas dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan medis.
Menurutnya, pihak keamanan sudah diperintahkan agar menangani unjukrasa itu tanpa ada kekerasan.
“Dalam Arahan Pimpinan Pasukan (APP), saya sudah jelaskan, tidak ada kekerasan. Kalau masih ada, berarti oknum anggota tersebut akan saya tindak tegas,” tegasnya.
Sedinaya, aksi unjuk rasa oleh ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) Banten Raya, di depan kantor Bupati Tangerang dan DPRD Kabupaten Tangerang digelar tapat pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tangerang ke 389 tahun.
Pantauan di lokasi, kelompok aksi mahasiswa pertama yang tergabung dalam Himata Banten Raya menggelar orasi di depan gedung Bupati Tangerang. Selang beberapa saat, kelompok aksi berikutnya yang tergabung dalam Gerakan Tigabelas Oktober (Getok) Kekuasaan juga datang untuk menggelar teatrikal.
Selain membawa kranda mayat dan replika pocong, para mahasiswa juga membawa anak ayam broiler yang menggambarkan lambannya pembangunan di Kabupaten Tangerang.
Tak hanya itu, kelompok ketiga yang tergabung dalam Cipayung Menggungat yakni GMNI, IMM dan HMI Kabupaten Tangerang kembali datang meyampaikan aspiarsi. (mt02)