Monitortangerang.com – Guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Pemeriksa Pajak Daerah yang handal, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Tangerang selatan (Tangsel) bersama IC Education menggelar kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) kepada sejumlah personil Pemeriksa Pajak di Bali pada 25-28 September 2019.
Dalam kegiatan tersebut, dihadiri narasumber dari IC Education,Ariawan Rahmat dan Mierza Darsya Putra yang juga konsultan pajak mengupas materi terkait pentingnya para auditor untuk memahami Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs).Dengan pemanfaatan teknologi komputer tentunya sangat membantu sekaligus memberikan kemudahan bagi para auditor dalam melakukan tugasnya.
Dalam paparannya, Mierza Darsya Putra menjelaskan Teknik Audit Berbasis Komputer atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs) adalah pelaksanaan pengumpulan bahan bukti audit dengan menggunakan komputer. Audit berbantuan komputer dapat menggunakan software paket (package software) atau general audit software, maupun application software (user designed), atau bahkan dengan memanfaatkan paket aplikasi dari Microsoft, misalnya Excel.
Dalam audit arround the computer yang dilakukan adalah pemeriksaan dengan menganggap sistem komputerisasi sebagai black-box (“kotak hitam”) yaitu suatu area/ bidang kegiatan yang diasumsikan mempunyai fungsi tertentu tetapi tidak perlu kita buktikan. Auditor hanya memeriksa kesesuaian antara input dengan output sistem komputerisasi.
Pada audit through the computer auditor juga memeriksa sistem komputerisasi (program-program dan file-file). Dalam pemeriksaan tersebut auditor dapat melakukannya dengan berbantuan komputer, tetapi bisa juga tidak usah dengan bantuan komputer misalnya cc, : review, memeriksa program flowchart, memeriksa listing program, memeriksa data piutang dengan cara meminta laporan tertentu kepada programmer dan sebagainya.
Dikatakan Mierza, sebetulnya audit with the computer mempunyai pengertian yang luas, yaitu kegiatan audit dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu. Bantuan komputer dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan pengetikan/ penyusunan laporan, penyusunan jadwal, tabel-tabel matriks, pembuatan grafik, pemilihan sample, dan kegiatan pengujian/ tes dengan komputer (pengumpulan dan evaluasi bukti audit: test of controls maupun substantive test). Jadi audit with the computer mencakup penggunaan komputer untuk pelaksanaan audit (test of controls acsubstantive test), maupun kegiatan dukungan lain/administrasi (pengetikan, pelaporan, dan sebagainya).
“Pendekatan audit dengan komputer sebenarnya adalah hanya merupakan tekanan pelaksanaan pengumpulan/evaluasi bukti audit, tujuan audit itu sendiri tetap tidak berubah. Dalam audit laporan keuangan dengan TABK, audit dilaksanakan terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, yang ruang-lingkup dan tujuannya sebenarnya tetap, yaitu memberikan opini atas fairness dan kesesuaian system akuntansi dengan standar akuntansi keuangan,” ujarnya.
Masalahnya, karena yang diaudit adalah sistem berbasis komputer, mungkin auditor harus mempertimbangkan teknik-teknik berbantuan komputer dalam pelaksanaan audit. Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit yang sangat bermanfaat untuk pengujian substantif atas file/data/record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan file perusahaan (substantive test). Untuk melakukan test of controls, antara lain dalam bentuk cek terhadap program, diperlukan teknik dan keterampilan tertentu.
Lebih lanjut dikatakan, teknik audit berbantuan komputer melibatkan komputer atau software audit untuk membantu pengujian serta evaluasi file/data perusahaan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pengujian terhadap program maupun prosedur pengolahan data. Pelaksanaan pemeriksaan program atau sistem memerlukan keahlian tertentu auditor dalam bidang teknologi informasi. Hal lain yang perlu diigat ialah bahwa penggunaan software audit perlu pertimbangan antara biaya dan manfaat.
Sementara itu, yang tercakup dalam audit with the computer adalah:
Penggunaan komputer untuk kegiatan administratif, pengetikan, pembuatan tabel-tabel pelaporan, matriks data bukti audit, grafik, surat konfirmasi, risalah-risalah, atau rencana kerja, maupun penyajian jadwal-kegiatan pemeriksaan.
Penggunaan komputer atau audit software dalam pengumpulan bahan bukti audit, serta penggunaan alat bantu software untuk mengidentifikasi hal-hal tertentu yang diperlukan sebagai bahan bukti audit.
Secara lebih rinci, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer dalam pelaksanaan audit adalah: Audit Sampling, dalam audit sampling ini komputer dapat berperan dalam menghitung parameter sample, memilih sample, dan menilai hasil sample.
Simulasi, komputer digunakan dalam menilai software yang dimiliki oleh klien. Auditor dapat membuat rekapitulasi “specification sheet” yang menggambarkan bagaimana proses kerja sistem klien, sehingga auditor dapat memberikan pendapat terhadap sistem komputerisasi tersebut. Pengumpulan data yang akan diuji, pengumpulan data dilakukan dengn catatan “tagged” (ber-label) yang digunakan bersama dengan Integrated To Facility (ITF). Penelaahan analitis (analytical review).
Penyusunan kertas kerja pemeriksaan (KKP). Penyusunan KKP dengakomputer umumnya lebih mudah dibaca dan lebih konsisten, serta lebih mudah disimpan, diakses, dan direvisi. Kalkulasi, pembandingan, dan manipulasi data lainnya akan menjadi lebih akurat. Waktu dapat dihemat dengan mengeliminasi penghitungan penghitungan silang, dan kalkulasi rutin lainnya Kalkulasi telaah analitis akan lebih efisien, dan lingkupnya dapat diperluas. Informasi proyek seperti anggaran waktu dan pemonitoran waktu-waktu dan jumlah dianggarkan akan lebih mudah dihasilkan dan dianalisis.
Korespondensi audit standar seperti kuesioner dan daftar periksa, proposal, dan format-format laporan dapat disimpan dan dimodifikasi secara mudah.Dengan dukungan komputer moral dan prodiktivitas biaya dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu untuk tugas-tugas klerikal.Peningkatan efektivitas biaya dapat diperoleh dengan menggunakan ulang aplikasi-aplikasi audit elektronik untuk audit peristiwa kemudian (subsequent audit). Akan terjadi peningkatan independensi karyawan-karyawan sistem informasi
Cek atas rumus/ penjumlahan/ perkalian/ perhitungan bunga/ pakai diskon. Cek kelengkapan data, konsistensi , alokasi dan ketepatannya. Membanding integritas data (data integrity) antar file/ tahapan proses. Ihtisar/ sort/ merge/split/ ratio untuk analisis data. Membandingkan data antar berbagai prosedur audit yang dilakukan. Memilih sample bukti yang akan diaudit lebih lanjut. Mencetak konfirmasi dan berbagai formulir atau surat lainnya.
Software audit diperlukan untuk:
(a) menilai kualitas sistem pengendalian intern pada sistem yang digunakan,
(b) mengetahui bagaimana cara system software bekerja merusak sistem pengendalian komputer, dan
(c) mengumpulkan bukti tentang kualitas sistem aplikasi, yang disebut sebagai utility program.
Dalam hal ini auditor harus mampu memilih software yang cocok dan dapat diterapkan dalam tugas-tugas audit yang bersangkutan.
Manfaat dukungan komputer selain dirasakan oleh para auditor, manfaat lainnya juga dirasakan oleh manajemen fungsi audit intern. Manajemen audit intern, seperti para manajer fungsi organisasi lainnya, memetik banyak keuntungan dengan aplikasi teknologi informasi. Kemampuan untuk mengananalisa anggaran, waktu, dan jenis informasi lainnya dapat membantu pengendalikan manajerial fungsi audit. Kemampuan untuk membuat standar kertas kerja, kuesioner, dan dokumen-dokumen lainnya yang digunakan dalam audit yang dimanfaatkan oleh para staf audit akan meningkatkan pengendalian efektifitas dan membantu menciptakan praktik yang seragam dan konsisten.
Metoda berbasis TI dalam audit selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Teknologi audit tidak hanya tunggal, melainkan terdapat beragam alat dan teknik-teknik yang terus berkembang yang dapat digunakan secara memadai untuk mencapai tujuan-tujuan audit. Beberapa teknologi membutuhkan biaya besar, yang lain dapat diterapkan dengan biaya relatif kecil, beberapa memerlukan kemampuan teknis auditor, akan tetapi kecederungan yang ada ialah bahwa biaya software makin murah dan makin user friendly. Pada sisi lain kini para auditor juga makin terlatih di bidang teknologi informasi.
Pendekatan Data Uji
Pendekatan data uji (test deck approach) adalah merupakan pelaksanaan audit yang dilakukan dengan “using the auditor’s data with client’s software. Maksudnya adalah menguji sistem komputerisasi auditee dengan menggunakan datanya auditor. Dalam hal ini auditor harus membuat satu set data buatan (dummy data) untuk dipakai menguji apakah pengendalian intrn dijalankan sesuai dengan yang seharusnya.
Tes data dibuat untuk tiap jenis transaksi yang akan diuji. Tes data yang baik harus dirancang sedemikian sehingga dapat mewakili semua kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi sedikit datanya tetapi makin komplit kemungkinan kesalahan yang dapat diuji akan memberikan kesempatan bagi auditor untuk memprediksi hasil uji cobanya dan menarik kesimpulan dari hasil evaluasinya.
Secara historis metoda data uji merupakan teknik pertama dalam audit berbantuan komputer. Meskipun sangat terbatas dalam memberikan kemampuan untuk menguji logika rinci program komputer bagi auditor, tetapi auditor akan dapat memahami spesifikasi sistem dan dapat memanfaatkan hal tersebut untuk menentukan apakah sistem bekerja atau tidak. Audit, dengan test data ini sebenarnya sudah dapat dianggap sebagai salah satu bentuk audit through the computer, karena tujuan digunakannya test data. ini adalah untuk dapat mengetahui apakah program yang dites sudah berjalan baik/sesuai demgan spesifikasi.
Jika data uji diolah dengan pengolahan normal perusahaan, auditor harus mendapatkan keyakinan bahwa transaksi uji kemudian dihapus dari catatan akuntansi perusahaan. Transaksi uji yang digunakan dalam suatu pengujian terpadu dengan cara menciptakan dummy unit (unit buatan/tiruan) seperti departemen atau karyawan untuk mem posting transaksi uji ke dummy unit tersebut dalam siklus pengolahan normal perusahaan.
Adapun keuntungan sistem data uji yakni teknik test data dapat menguji proses yang terjadi di komputer dengan perkiraan output berdasarkan input yang dipersiapkan (error), relatif simple cepat, serta relatif murah. Kelebihan lain ialah teknik ini hanya memerlukan sedikit keahlian teknis komputer dari auditor, tetapi sering dapat menghasilkan temuan yang bagus (mengenai kelemahan kontrol dalam program), dan dengan sedikit modifikasi, data masih dapat digunakan pada audit yang akan datang.
Dan kelemahannya yakni, Limited by the auditor’s imagination, maksudnya, keberhasilan tes tersebut sangat bergantung dari kemampuan auditor dalam memahami potensi eror yang mungkin dapat terjadi dan bagaimana ia membuat dummy data untuk menilai apakah software yang diuji telah dilengkapi validasi (kemampuan mendeteksi) hal itu.
Sulit to establish that the program being tested is the one the client regularly uses, karena bisa saja klien mempunyai software ganda, artinya jika diuji klien memberi software yang benar, tetapi sesungguhnya dalam klien memakai software yang lain (yang salah atau yang menguntungkan perusahaannya).
Dalam menggunakan teknik data uji harus dijaga agar dummy data yang dibuat tidak “mengotori” data yang sebenarnya (make sure that the test data doesn’t effect client’s real data).Data uji bisa sangat mahal, pengembangannya banyak perlu waktu, dan program yang diuji ternyata mungkin diganti/dirubah/bukan yang sebertarnya, sehingga hasil yang diperoleh cepat usang atau tidak tepat sasaran. Bagi auditor pemula mungkin sulit untuk mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh operator komputer yang ahli menukar program.
Teknik tersebut sifatnya statis, karena berfokus pada titik waktu tertentu dan tidak memeberikan hasil yang berkesinambungan. Teknik ini berfokus pada program individual (program tertentu yang diuji saja), dan cenderung tidak menguji secara komprehensif atas keseluruhan rangkaian sistem pemrosesan transaksi. Pada on-line processing system, cara ini tidak mudah digunakan, karena dapat ada data uji dapat terkontaminasi (tercemar) dengan data hidup (real data) file on-line.
Sulit untuk membuat data uji yang dapat meliputi seluruh kemungkinan.Auditor tidak dapat mengetahui apakah program yang dipakai uji coba benar-benar program yang on-production. Test data juga masih banyak mengandung kelemahan dalam arti belum tentu dapat menentukan apakah program betul-betul sudah error free (no bug).
dua jenis kelemahan yang paling menonjol dari teknik ini, yaitu sebagai berikut:
– Walaupun dibuat dengan data generator software, tidak mungkin data dapat mencakup semua kemungkinan kesalahan (all posibble errors). Suatu aplikasi sudah kita cek dengan data yang sengaja dibuat salah dan kita sudah semakin bahwa program sudah cukup handal, ternyata tetap ada jenis kesalahan lain yang terjadi yang tidak dapat dideteksi oleh program (ada data salah yang tetap bisa masuk ke file). Generator (penghasil) data ialah software computer yang dirancang khusus untuk membuat data uji yang komprehensif berdasarkan parameter yang menguraikan spesifikasi/hakekat program yang akan diuji.
– Auditor sulit mengetahui dengan yakin apakah program yang di-test mernang betul-betul program yang dipergunakan secara operasional atau bukan (sulit untuk mengetahui apakah program merupakan “production version, atau yang development version”).
Langkah Prosedur data Uji
1) urutan data uji perlu diperhatikan,
2) laksanakan uji program dengan data: uji yang sudah didesain dan dipersiapkan dengan matang,
3) lakukan klarifikasi bahwa program yang diuji adalah versi yang benar,
4) prediksi hasil dibandingkan dengan hasil keluaran data uji untuk transaksi secara individu maupun keseluruhan,
5) untuk menjamin prosedur pengujian dilaksanakan sebagaimana mestinya, kehadiran auditor di fasilitas komputer selama proses dijalankan dapat sangat manfaat.
Teknik data uji banyak digunakan oleh auditor dan para pemrogram memeriksa program komputer, yaitu: cek validasi pada program, cek pemrosesan, cek formula komputasional dan perubahan-perubahan program komputer. Kalkulasi-kalkulasi seperti bunga atau penyusutan. Penggunaan data uji hanya dapat mengevaluasi program program, oleh karena itu biasanya juga diperlukan teknik uji lain untuk tes substantif (tes terhadap data atau file komputernnya). Data uji disajikan setelah sistem yang akan diaudit telah di telaah dan transaksi-transaksi (data uji) dirancang untuk menguji aspek-aspek sistem yang telah dipilih.
Laporan yang dihasilkan simulasi dibandingkan oleh auditor dengan laporan yang dihasilkan oleh pemrosesan rutin perusahaan: jika terjadi perbedaan, asumsinya perbedaan tersebut menunjukan bahwa software perusahaan tidak memproses data sesuai dengan spesifikasi yang ada (atau programnya auditor yang salah). Software yang dipakai dapat auditor controlled copy of the client’s program, dengan software audit tertentu yang dibuat auditor, komputer mikro atau dengan generalized audit program.
Keunggulan metoda audit berbantuan komputer
teknik ini memeriksa akurasi pemrosesan dari program aplikasi.
memungkinkan pensahihan output sesungguhnya.
cocok untuk pengujian substantif maupun untuk complaince test.
Audit dilakukan pada komputernya auditor/komputer lain/bukan yang sedang diaudit, sehingga diperoleh keyakinan akan status sistem komputer tersebut dengan lebih akurat.
Auditor dapat memperoleh keyakinan lebih tinggi karena dengan sistem simulasi kalau ada hal-hal yang tidak dapat terdeteksi dengan uji coba maka akan diketahui karena dicoba dengan sistem yang lain.
Tidak terjadi kontaminasi file klien (does not contaminate client files).
Proses dapat dilakukan dengan komputer pihak ketiga independ (can be run at a service bureau independently of client)
Auditor menggunakan data klien sebenarnya (data real)
Memungkinkan auditor bekerja secara terpisah dari personil (teknisi) sehingga pelaksanaan audit lebih fleksibel.
Kelemahan metoda audit berbantuan komputer
Apabila perusahaan mengupdate program pada saat diperiksa tida.k segera diketahui, dan atau auditor juga harus segera mengupdate programnya.
Diperlukan komputer lain untuk pemeriksaan.
Pada parallel simulation, auditor harus membuat sistem simulasirya.
Audit secara parallel simulation sebetulnya seperti audit arround the computer, karena yang diaudit data (subtantive in nature), bukan sistemnya. Karena testnya dengan sistem simulasi, jadi data yang dicek Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan membatasi segmen program, misalnya hanya bagian program aplikasi aktiva tetap yang menghitung penyusutan. (adv)