Monitor, Tangsel – Salah satu lokasi wisata baru bernama Taman Hutan Kota Jombang yang terletak di Jalan Pertanian, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), terus ramai dipenuhi pengunjung yang datang dari berbagai lokasi.
Taman yang berada di kawasan kali mati itu baru diresmikan oleh Wali Kota Airin Rachmi Diany pada Minggu 9 Februari 2020. Berbagai sarana dan fasilitas di dalamnya, menjadi daya pikat tersendiri bagi mereka yang ingin santai bersama keluarga.
Namun tak semua pengunjung yang datang merasakan keceriaan, karena rupanya ada begundal jalanan alias preman yang mengaku dari ormas tertentu membuat resah. Beberapa di antaranya menarik tarif parkir yang sebenarnya sudah dikelola karang taruna setempat.
Disebutkan salah satu pengunjung bernama Rabbani (25), langkahnya dihentikan oleh seorang pemuda kumal yang mengenakan kaus salah satu Ormas, beberapa meter setelah dia memarkirkan sepeda motornya.
“Iya dihadang terus ditanya-tanyain, mungkin karena saya datang berlima tadi. Jadi kata preman itu, kalau mau buat video, rekam di youtube harus bayar ke dia, tadi dibilang ratusan ribu kalau nggak salah,” ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Rabu (12/2/2020).
Sejatinya, pengelolaan Taman Hutan Kota Jombang telah dilakukan oleh Karang Taruna setempat. Baik itu untuk keamanan parkir kendaraan, kebersihan, hingga menjaga ketertiban yang ada. Namun begitu, beberapa preman tersebut berusaha mengambil alih lapak parkir.
Arogansi preman Ormas tersebut membuat gerah pula pemuda Karang Taruna dari warga sekitar. Tapi apa boleh buat, demi menghindari gesekan lalu pengurus Karang Taruna dan warga setempat memilih mengalah.
“Mereka (preman Ormas) minta parkiran diambil alih sama mereka semua. Padahal kalo Karang Taruna yang kelola nanti jelas pertanggungjawaban uang karcisnya, bisa untuk menambah kas lingkungan, kebersihan, dan lain-lain. Kalau sama mereka, ya nggak tahu bakal dikemanain uangnya,” tutur DN, salah satu warga yang menolak arogansi preman berkedok Ormas di lokasi.
“Karena nggak mau ada keributan, ya anak-anak (Karang Taruna) pilih mengalah. Akhirnya diambil lahan parkir, walaupun bergantian sama kita selang sehari. Tapi ya nggak baguslah, masa fasilitas masyarakat seperti ini mereka mau kuasain juga, mereka yang atur-atur, harus bayar sekian-sekian. Aturan kan dibiarin aja, mau buat video di dalam, mau apa juga biarin aja, namanya taman baru wajarlah ramai yang datang,” imbuhnya.
Taman Hutan Kota Jombang sendiri kini jadi salah satu lokasi favorit warga untuk berekreasi. Di antara prasarana yang dibangun di dalamnya adalah, rumah pohon, jembatan gantung, flying deck, jogging track, gazebo, fitness outdoor, playground, musala dan toilet.
Taman itu sejatinya telah ada sejak tahun 2013 silam. Namun karena kurang diperhatikan, taman itu dalam sekejap berubah menjadi semak belukar. Dinas Pekerjaan Umum (PU) lantas memasukkan anggaran pembangunannya pada APBD 2019 dengan pagu sebesar Rp21,3 miliar.(bli)