Monitor, Kab. Tangerang – Deputy Eksekutif Tangerang Utara Community Centre(TCC), Prayogo Ahmad Zaidi turut prihatian atas peristiwa jebolnya tanggul sungai Cisadane yang mengakibatkan terputusnya akses jalan utama Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, pada Sabtu (13/03/2021) lalu.
Tegas pria yang biasa disapa Yogo ini, jebolnya tanggul sungai Cisadane sampai saat ini masih memunculkan kehawatiran besar bagi warga dibeberapa Desa yang berada di wilayah Kecamatan Teluknaga,terlebih warga Desa Tanjung burung,karena sampai saat ini belum juga ada perbaikan.
“Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung, Cisadane bertaruh nasib dengan hajat hidup orang banyak dengan lembaran kertas, perbaikan tanggul yang jebol itu adalah tanggung jawabnya Balai besar,namun ironisnya jika perbaikan tanggul ingin di lakukan oleh Pemda, pihak swasta atau swadaya masyarakat karena melihat tingkat kerawanan yang cukup tinggi,maka pihak terkait harus menunggu rekomendasi teknis dari balai besar. Ini yang saya maksud BBWS pertaruhkan hajat orang banyak dengan lembaran kertas,” kata Yogo dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/4/2021).
Menurutnya, lebih dari 1500 KK di enam kampung yang berada di Desa Tanjung Burung setiap harinya harus bersiap-siap dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi menimpa mereka.
Apa lagi, tambah yogo, jika awan mulai menghitam dan diiringi oleh turunnya hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi cukup lama,maka kehawatiran warga pun semakin memuncak.
Di tambah lagi dengan putusnya jalan utama Desa Tanjung Burung, tentu berdampak buruk bagi ekonomi masyarakat karena itu adalah satu-satunya akses jalan bagi masyarkat untuk melakukan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga warga Desa Tanjung Burung.
“Pemerintah Pusat dalam hal ini BBWS Ciliwung Cisadane lambat dalam menangani persoalan tersebut,terhitung sudah 23 hari pasca jebolnya tanggul dan terputusnya jalan sama sekali tidak ada eksen yang di lakukan oleh BBWS Ciliwung Cisadane untuk melakukan perbaikan terhadap tangggul yang jebol tersebut,sehingga jalan yang terputuspun belum bisa di perbaiki karna tidak ada tanggul penahan tanah (TPT),” ungkap Yogo.
Seharusnya, masih kata yogo, balai besar dapat menganalisis kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi dan menimpa masyarakat jika persoalan ini lambat ditangani”.
“Jebolnya tanggul Cisadane tingkat uregensinya sangat tinggi karena di musim penghujan tanggul tidak jebolpun setiap waktu warga Tanjung Burung kerap mengalami banjir hingga satu meter lebih,oleh karenanya masalah ini harus cepat di tangani,jangan hanya berkelit pada tatanan birokrasi,kewenangan dan kebijakan saja,” ujar yogo.
Yogo menegaskan, bahwa persoalan masyarakat lebih utama dari segalanya, dan jika tidak segera di tangani maka hal ini dapat berpotensi buruk terhadap nasib dan hajat orang banyak.
“BBWS harus gerak cepat dan segera eksen sebelum terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. saya pun berharap BBWS tidak berputar di urusan birokrasi,” ucapnya. (mt02)