Bentrokan Berdarah Antara Massa Ormas dan Tentara di Bintaro Tangsel, Ini Pemicunya

oleh -

Monitor, Tangsel – Sebuah keributan terjadi di area Jalan Raya Bintaro Utama, Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Disebutkan, pertikaian itu melibatkan massa kelompok Ormas dengan puluhan personil tentara dari kesatuan tertentu. Tercatat ada 2 korban luka parah, dan 4 lainnya mengalami luka-luka ringan.

Informasi yang dihimpun, keributan berlangsung pada Selasa 12 Februari 2019, sekira pukul 18.00 WIB. Ketika itu, terdapat puluhan personil tentara berseragam dinas lapangan berada di area bagian dalam proyek apartemen The Breeze Bintaro.

Sedangkan di bagian luar, terdapat sejumlah orang dari kelompok Ormas Forum Betawi Rempug (FBR) yang sedang makan di lapak penjual keliling. Namun entah dari mana asalnya, tiba-tiba pagar seng yang membatasi proyek apartemen itu seolah ada yang menendang, hingga mengeluarkan suara keras.

Spontan salah satu pihak sekuriti proyek merespon seraya berteriak, bahwa ada massa Ormas mengamuk dan menyerang. Ungkapan itu memancing personil tentara yang berkumpul di dalam berhamburan ke luar, mereka pun langsung mencari dan menyasar kelompok yang diduga melakukan penyerangan.

Kejadian itu sempat diabadikan oleh warga sekitar dan diunggah melalui akun instagram. Terlihat jalan utama di dekat Bintaro Plaza begitu mencekam, nyaris tak ada pengendara yang mau melintas saat bentrokan berlangsung.

“Ada kesalahpahaman saja, tapi ini sudah kita mediasi bersama-sama pihak terkait,” terang Kompol Yudho Huntoro, Kapolsek Pondok Aren saat proses mediasi di kawasan Bintaro, Rabu (13/2/2019).

Salah satu korban yang berhasil ditemui, Endang Saputra (51) menuturkan, jika dia tak mengetahui sumber pemicu keributan. Namun saat kejadian, dia berada persis di bagian luar pagar apartemen The Breeze Bintaro. Dia pun lantas berinisiatif merekam menggunakan kamera hanphonenya.

“Saya langsung didatangi bapak-bapak berseragam tentara, kemudian dikeroyok. Jumlah pengeroyok mungkin ada sekira 10 orang lebih, HP saya langsung diambil, disuruh hapus foto-fotonya. Sampai sekarang HP saya belum dikembalikan,” tutur Endang yang mengalami luka sobek dan memar di beberapa bagian tubuhnya.

Dikatakan Endang, meski rumahnya berada berbatasan dengan tembok proyek Apartemen The Breeze, namun dia sendiri tak begitu paham mengenai alasan keberadaan puluhan personil tentara di dalam proyek. Menurutnya, hal demikian diduga ada kaitan dengan kisruh tender proyek apartemen.

“Memang dari sore harinya saya lihat banyak anggota Ormas datang kesini, desas-desusnya soal proyek tender dari apartemen,” ucapnya.

Selanjutnya, begitu berusaha mengklarifikasi dari pihak FBR Korwil Kota Tangsel. Akhirnya diperoleh informasi, bahwa keributan berawal dari adanya kontrak kerjasama pengelolaan tender yang sudah disepakati namun dialihkan ke pihak lain.

“Ini awalnya kan kami dari pihak FBR sudah terikat kerjasama untuk memberdayakan masyarakat sekitar di proyek apartemen ini. Karena kita nggak punya PT, lalu kita menggunakan perusahaan lain. Namun ternyata pihak apartemen sudah menyatakan bahwa kerjasama dialihkan ke perusahaan lain. Ini yang kita minta penjelasannya,” jelas Andi Aferi Amrani ‘Daeng Fery’, Panglima FBR Tangsel dikonfirmasi terpisah.

Diceritakan Daeng Fery, mereka memang hanya menanyakan mengenai transparansi kerjasama kontrak yang telah disepakati. Namun meski terus didesak menjelaskannya, pihak manajemen bersikukuh tetap melanjutkan keputusan itu dengan menunjuk langsung perusahaan lain sebagai pemenang tender.

“Kita tertib, dari pertama kita datang untuk meminta transparansi itu, ada apa ini. Nggak ada anggota kita yang dituduh nendang-nendang atau menimpuki pagar seng apartemen. Ini juga gara-gara sekuriti proyek yang teriak ke tentara, bahwa FBR nyerang, padahal kita nggak ngapa-ngapain. Justru 6 orang anggota kita yang sedang makan disitu dipukuli, 2 orang luka parah,” ungkapnya.

Proyek Apartemen The Breeze Bintaro yang ditenderkan sendiri meliputi pengadaan tenaga sekuriti, jumlah permintaan awalnya hanya sekira 16 orang. Dari 5 perusahaan yang terlibat hanya PT Samudera Eka Jaya yang disebut memenuhi kualifikasi tender berdasar harga dan kualitas.

“Saya jamin semua melalui proses tender, nggak ada yang kita sengaja janjikan kerjasama tanpa melalui prosedur, peninjukan langsung, nggak ada itu saya jamin. Kalau masalah ada puluhan tentara di proyek apartemen semalam, saya kurang tahu, karena memang saya tidak di lokasi saat kejadian,” papar salah satu perwakilan Bintaro Jaya di lokasi mediasi.

Sementara dihubungi terpisah, Dandim 0506 Tangerang Letkol Infanteri Faisol Izuddin menjelaskan terkait adanya pelibatan puluhan oknum tentara di lokasi proyek Apartemen The Breeze Bintaro. Kata dia, pihaknya masih menelusuri sejauh mana keterlibatan itu.

“Memang ada dugaan oknum anggota kita yang terlibat. Tetapi masih kita dalami lagi. Sejauh mana keterlibatannya di dalam peristiwa itu. Tadi memang ada pertemuan, tapi belum final,” tukas Faisol.

Proses mediasi itupun berlangsung alot, dijadwalkan pada hari Jumat 15 Februari 2019, kembali akan dilakukan mediasi lanjutan dengan menghadirkan seluruh pihak yang terlibat.(bli/mt01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.