Monitor, Kab.Tangerang, Setelah berbulan-bulan terendam banjir, akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) merencanakan untuk merelokasi warga Kampung Gaga, Desa Tanjung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, ketempat yang lebih tinggi.
“Dari hasil sosialisasi 65 kepala keluarga (KK) di RT 01 RW 03 Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir, setuju dan menyambut baik rencana Pemerintah melakukan relokasi, lokasi untuk relokasi warga juga sudah disediakan oleh pengembang PT Agung Sedayu,” ujar Camat Teluknaga, Zamzam Manohara saat melakukan sosialisasi rencana relokasi kepada warga di Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Senin, (7/3/22) sore.
Dia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Tangerang mulai melakukan sosialisasi rencana relokasi bagi warga terdampak banjir di Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, sesuai hasil musyawarah yang disepakati oleh perangkat daerah terkait di lingkup Pemkab Tangerang dan pihak pengembang PT Agung Sedayu.
Kata Zamzam, relokasi yang disediakan oleh pengembang tidak jauh dari lokasi tempat tinggal sekarang dan merupakan dataran jauh tinggi.
“Hanya tinggal menyeberang jalan, relokasi untuk warga masih berada di Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir,” tuturnya.
Zamzam mengatakan, relokasi merupakan opsi terakhir dari rencana penanganan jangka panjang banjir di Kampung Gaga.
“Setelah dilakukan penanganan jangka pendek, mulai dari normalisasi, sodetan, polder dan pembangunan tanggul untuk menyelesaikan masalah banjir di kampung tersebut, meskipun kurang signifikan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Pasir, Arun menyatakan, dengan adanya sosialisasi ini, bertujuan agar warga yang akan direlokasi dapat memahami.
“Pemindahan lokasi tempat tinggal harus dilakukan karena menyangkut kesehatan bagi warga. Saya berharap, dengan adanya relokasi ini, nantinya warga dapat tempat tinggal yang layak untuk ditempati dan tidak takut adanya banjir lagi,” katanya.
Salah satu warga Kampung Gaga, Aminah (70) mengatakan, bahwa sudah lama rumahnya digenangi air, sehingga membuat aktivitas sangat terganggu.
Padahal, kata Aminah, tidak ditimpah musibah banjir saja kehidupannya sudah sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, seorang janda yang hidup bersama satu anaknya di sebuah gubuk reot ini, harus memungut botol air mineral terlebih dahulu untuk membeli beras, ditambah saat ini rumahnya terendam banjir yang tidak kunjung surut.
” Udah lama airnya didepan rumah saya gini terus, tidak kunjung surut. Saya tinggal bersama anak laki-laki saya, suami saya sudah meninggal. Dua anak saya sudah berkeluarga, tapi kehidupannya juga tidak jauh berbeda dengan saya. Keseharian saya tiap hari mulung buat beli beras, makan paling sehari sekali, ” ucap Aminah dengan nada yang bersedih.
Dia bahkan meminta kepada Bupati Tangerang untuk memberikan solusi kongkrit untuk penyelesaian derita warga Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga.
” Bagaimana ini pak Bupati, kami warga Gaga, menderita begini, ” ucapnya.
Senada, salah satu Warga Kampung Gaga, Saip (60) mengungkapkan, setiap kali air naik kerumahnya, dia selalu menyerok air tersebut menggunakan ember agar air tidak mengendap didalam rumah.
Bahkan, dirinya sering tidak tidur ketika air masuk kerumahnya. Untuk aktivitas sehari-hari saja dirinya harus menggunakan sepatu boot. Karena, apabila tidak menggunakan sepatu boot, maka kakinya akan penuh dengan kutu air.
” Saya tidak bisa tidur kalau lagi banjir, untuk aktivitas sehari-hari aja, harus pakai sepatu boot, ” katanya.
Saip mengatakan, sebelum adanya pembangunan justru tidak ada banjir yang lama di kampungnya. Selain itu juga, untuk mata pencharian terbilang lebih mudah, karena masih banyak empang.
Namun, untuk saat ini dirinya harus gigit jari, bahkan untuk membeli roko saja harus meminta kepada temanya.
Memang sangat ironis, ditengah pembangunan mega proyek, namun warga Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga dirundung kemiskinan, dan menganggur. Bahkan, karena lamanya direndam banjir, banyak barang-barang dirumah yang rusak, seperti kulkas, tv, dan lemari.
” Susah sekarang mah, gini aja tiap hari nganggur, tidak ada kerjaan sama sekali. Nyari uang 50 ribu aja susah, ” ujarnya.
Asa seorang nelayan (60) mengatakan, ketika banjir, anak-anak di Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga terpaksa harus libur dan tidak menjalankan aktivitas sekolahnya.
” Libur, kalau banjir tidak sekolah, sekolahannya juga kerendem, ” katanya.
Terkait relokasi, masyarakat Kampung Gaga merasa tidak keberatan apabila Pemerintah Kabupaten Tangerang akan melakukan relokasi terhadap warga.
” Kami tidak keberatan, kalau memang itu yang terbaik untuk warga, ” ujarnya. (mt02)