Monitor, Kab.Tangerang,- Warga di Perumahan Komplek Mutiara Garuda, Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Telukaga, Kabupaten Tangerang, sudah merasa gerah dengan kondisi yang semeraut, kumuh dan kemacetan akibat pedagang liar yang semakin menjamur di perumahan itu.
Saprin Hutagalung selaku Ketua Rukun Warga (RW) 016 mengatakan, keluhan masyarakat selama ini adalah masalah kekumuhan, tumpukan sampah banyak, kemudian keamanan dan kenyamanan serta kemacetan yang sangat luar biasa, terutama saat bulan ramadhan.
“Selama ini yang jadi masalah adalah kekumuhan, sampah banyak, kemudian keamanan, kenyamanan juga kemacetan yang sangat luar biasa terutama menjelang ramdhan sampai bulan ramdhan, kita ini ke masjid aja bisa setengah jam, dari depan mau sampai ke rumah aja bisa setengah jam lebih itu,” kata Saprin saat melakukan pendataan para pedagang di Jalan Perumahan Komplek Mutiara Garuda, Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Selasa (15/3/22).
Saprin menjelaskan, terjadinya kemacetan parah dijalan utama Perumahan, karena dipicu adanya pedagang liar yang semakin menjamur yang menggelar dagangannya hingga ke bahu jalan.
“Kalau pedagang-pedagang yang di kios-kios ini sudah bagus dan memang harus seperti ini, ada pelataran parkirnya, dagangnya jauh dari bahu jalan,” ucapnya.
Untuk itu, Ia bersama para Ketua RW di Perumahan Komplek Mutiara Garuda beserta babinsa, bhabinkamtibmas dan trantib Desa Kampung Melayu Timur, mulai menertibkan para pedagang dengan melakukan pendataan.
“Yang kita data ini adalah pedagang yang memang sejak awal tidak pernah didata sejak mereka ada, dan ini adalah upaya supaya tidak ada pedagang yang jualan di bahu jalan yang dapat mengganggu orang banyak,” katanya.
Sebagai pemberitahuan, tambah Saprin, Pemerintah Daerah juga sudah memasang spanduk larangan berjualan di sepanjang jalan di perumahan Komplek Mutiara Garuda.
“Sudah membuat spanduk untuk pemberitahuan bahwa dilarang berdagang sepanjang jalan ini, dan ini sebagai sosialisasi karena memang sudah lama mereka ikut berdagang di jalan ini.Kami masih memberikan toleransi sampai habis lebaran dan mungkin nanti akan kita proses supaya mereka nggak ada lagi sini. Yang perlu kita data adalah mereka yang berjualan dijalanan ini tujuannya untuk mengetahui bahwa mereka sudah terdaftar dan tidak boleh ada lagi penambahan,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Eko Yunianto selaku Ketua RW 014 yang mengungkapan bahwa ada empat Rukun Warga (RW) di Perumahan Komplek Mutiara Garuda yang terkesan kumuh akibat ulah pedagang liar di wilayahnya.
“Ada di empat RW yaitu Rw O14, 15, 16 dan 18, dan ini memang perlu dirapihkan, karena kalau tidak diatur akan ada banyak pedagang-pedagang yang masuk ke Komplek sini, dan orang yang mau pulang ke rumah pun jadi sulit,” tambahnya.
Ketua Forum Warga Komplek Mutiara Garuda, Djamaludin Malik berharap Perumahan Komplek Mutiara Garuda dapat menjadi tempat hunian yang aman, nyaman dan tentram seperti di Perumahan lainnya.
“Saya tidak melarang orang mencari nafkah. Tetapi semua ada aturannya, saya minta juga aparat Pemerintah harus tetap menyediakan tempat relokasi untuk pedagang UMKM, ” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kampung Melayu Timur, Jamaludin mengakui bahwa selama ini pihak belum pernah melakukan pendataan para pedagang karena belum mendapatkan izin dari pihak pengembang.
“Belum ada pendataan karena memang belum dapat izin dari pihak pengembang dan belum memberikan data-data pedagang yang dikelola pihak pengembang karena memang masih terus berjalan pembangunannya sampai saat ini, ” jelas Kades.
Jamaludin juga mengakui banyak keluhan dari warga Komplek Mutiara Garuda terkait pedagang liar atau pedagang musiman yang menempati kiri kanan bahu jalan dan saluran air sehingga terjadi penyempitan jalan.
“Dengan adanya pendataan pedagang yang ada di luar kios itu atau pedagang liar itu, nantinya tidak ada penambahan pedagang supaya tidak ada penyempitan jalan agar tidak menggangu masyarakat lainnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk pedagang liar atau UMKM, pihaknya akan menyediakan tempat relokasi yang sudah disediakan.
“Sebenarnya tempat relokasi sudah ada, itu punya pengembang juga, cuma pedagang ini kan susah ya, inginnya dipinggir jalan supaya dekat dengan pembeli,” jelasnya.
Jamaludin berharap, pihak Kecamatan Teluknaga dan Pemkab Tangerang, dapat membantu Pemerintah Desa dalam melakukan pengawasan dan penertiban pedagang liar di kawasan tersebut.
“Ya kami sangat berharap, Pemerintah baik itu Kecamatan maupun Pemkab Tangerang dapat membantu kami melakukan pengawasan dan penertiban para pedagang liar ini,” tungkasnya. (mt02)