Monitor,Tangsel – Pasca debat Calon presiden (Capres) kedua, beberapa hari yang lalu, serangan fitnah dan hoax kepada petahana Joko Widodo (Jokowi) makin kencang. Meski begitu, rupanya hal demikian berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukkan masyarakat kepadanya.
Presiden Jokowi sendiri datang menyerahkan 351 sertifikat tanah wakaf di Masjid Bani Umar, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (22/2/2019). Kehadirannya yang menjelang memasuki waktu salat Jumat, menjadi elu-eluan masyarakat yang telah menanti sejak pagi.
Tua, muda, ibu-ibu, orang dewasa, hingga anak-anak yang baru saja pulang sekolah menyambutnya secara histeris. Disana jelas terlihat, sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu begitu dirindukan oleh rakyatnya. Meskipun hoax dan fitnah datang tiada henti menyerang pribadi Jokowi.
Baca Juga : Ketika Jokowi Minta Didemo di Depan Istana
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi sendiri sempat mengutarakan rangkaian fitnah dan hoax yang dialami. Baik dicap sebagai PKI, dituding antek asing, serta disebut pula melakukan kriminalisasi ulama.
“Ini gimana dibolak-balik gitu loh. Harus berani meluruskan, yang hak katakan hak, yang batil katakan batil. Jangan dibolak-balik,” kata Jokowi usai penyerahan sertifikat di Masjid Bani Umar.
Menanggapi ekspresi Presiden Jokowi itu, Wasekjen Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Tangsel, Itba Muhamad Mahyana, mengungkapkan, fitnah yang dialami Jokowi sebenarnya secara langsung menambah rasa simpati masyarakat luas atas segala kebijakan dan prestasinya dalam memimpin.
“Kita bisa saksikan sendiri, setiap kali mengunjungi suatu tempat, dimanapun itu, masyarakat antusias menyambut Pak Jokowi. Artinya masyarakat itu tahu, fitnah yang dituduhkan kepada beliau tak benar. Justru yang muncul saat ini, rasa simpati rakyat kepada beliau kian menguat,” ungkap Itba di Pondok Aren, Tangsel.
Menurut Itba, Presiden Jokowi sudah biasa dihina sejak dahulu. Kata dia, siapapun tentu tak memiliki kesempurnaan. Setiap pemimpin, selain membuat berbagai prestasi, tentu juga mempunyai kelemahan. Namun Ia meyakini, masyarakat saat ini telah sadar dalam memilih Capresnya berdasarkan rekam jejak.
“Dia memang tidak sempurna dan pasti ada kekurangan, tapi rakyat Indonesia telah terbukti memberi kepercayaan, mungkin lebih banyak lihat kelebihannya,” sambungnya.
Dijelaskan Itba, salah satu prestasi Presiden Jokowi adalah dia tak pernah kalah dalam kontestasi politik. Dari mulai pemilihan Wali Kota, Gubernur hingga Presiden. “Rakyat pasti melihat bagaimana Jokowi pernah jadi Wali Kota, Gubernur dan Presiden,” ulasnya lagi.
Bahkan Itba pun membandingkan beda antara kepemimpinan Jokowi dengan rivalnya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto, yang disebutnya belum pernah menang dalam kontestasi politik, kecuali memenangkan kursi Ketua Umum Partai Gerindra.
“Jadi itu harus kita akui jujur, saya hormat dengan Prabowo sebagai Ketua umum Gerindra. Jadi kita menghormati tradisi setiap Partai,” terangnya lagi.
Itba menduga, para pendukung Prabowo masih sulit menerima kenyataan bahwa Jokowi tetap unggul. Dari seluruh survei yang ada, kini jarak elektabilitas antara Jokowi dengan prabowo mencapai hingga sekira 20 persen.
“Pilpres tinggal dua bulan lagi, ada selisih sekitar 20 persen antara Jokowi dengan Prabowo. Tentu tidak mudah mengejarnya, karena perlu ada upaya luar biasa yang harus dilakukan,” tuturnya.
Ditegaskan Itba, bahwa publik saat ini menginginkan figur pemimpin yang merakyat, tegas, peduli dan memiliki rekam jejak bagus. Dia menilai, apa yang ditunjukkan oleh Jokowi telah memenuhi keinginan rakyat itu.
“Sekarang Pak Jokowi, dalam berbagai data kami juga sudah meyakini memiliki hal begitu di mata rakyat,” tandasnya.(bli)