BPTJ Bahas Skema Metode Pendanaan MRT Lebak Bulus-Tangsel

oleh -

Monitor, Tangsel – Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabok (BPTJ) Bambang Prihartono bersama dengan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, dan perwakilan PT Mass Rapit Transit (MRT), Global Transportation And Logistics Leader PWC membahas mengenai skema metode pembiayaan perpanjangan jalur MRT dari Lebak Bulus ke Tangerang Selatan (Tangsel).

Pembahasan skema pembayaran tersebut dibahas di Focused Group Discussion (FGD) skema pengelolaan dan pembiayaan perpanjangan MRT Lebak Bulus ke Tangsel, bertempat di Hotel Sheraton, Gandaria City, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Kepala BPTJ Bambang Prihartono, menjelaskan BPTJ ingin proyek ini perlu menemukan mode pembiayaan baru terkait perpanjangan MRT ke Tangsel,karena porsi pemerintah bersama DKI Jakarta yakni pendanaan dari Utara ke Selatan, MRT Lebak Bulus – Kampung Bandar. Untuk itu dirinya berharap pihak swasta tertarik untuk membiayai proyek lanjutan Lebak Bulus-Tangsel ini.

“Kami berharap, pihak swasta mau terlibat dalam proyek perpanjangan ini,karena pembangunan perpanjangan MRT ini merupakan pembangunan non APBN,”ungkapnya.

Dalam pembahasan FGD tidak hanya membahas teknisnya saja namin pembiayaan kedepannya. “MRT tidak bosa berdiri sendiri,mohon bantuan dari pemerintah daerah untuk bisa mengajak masyarakat untuk menggunakan mode angkutan umum, seperti di Tangsel dengan trans anggreknya, diharapkan trans anggrek ini bisa digunakan lebih masif lagi, “katanya.

BPTJ mengajak untuk sama-sama memikirkan kedepan percepatan angkutan massal. Untuk saat ini perpindahan masyarakat ke angkutan umum sudah mencapai 35-40 persen, semoga dengan adanya mode share bisa tercapai target capaian masyarakat beralih ke angkutan umum mencapai 85 persen.

Sementara itu untuk skema perpanjangan jalur Lebak Bulus ke Tangsel yakni 1.Lebak Bulus, 2. Stasiun UMJ, 3. Stasiun UIN Syarif Hidayatullah, 4. Stasiun Pasar Ciputat, 5. Stasiun Pustekkom, 6. Stasiun Pondok Cabe, 7. Stasiun Pamulang Barat, 8. Stasiun Pondok Benda, 9. Stasiun Babakan,10. Stasiun Puspitek, 11. Stasiun Rawa Buntu, 12. Tangerang Kota.

Sementara itu Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie menjelaskan, pertumbuhan penduduk tahun 2017 sebesar 3,21 persen, yang paling tinggi di Provinsi Banten, jauh lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sebesar 1.34 persen dari DKI Jakarta yang bahkan dibawah satu persen (0.94). (hms/mt01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.