Monitor, Tangsel – Praktik bullying atau kekerasan dalam dunia pendidikan berlangsung seolah tak ada habisnya. Belum lama ini, beredar berbagai video viral yang menunjukkan bagaimana lingkungan sekolah justru menjadi ajang kontestasi bagi oknum siswa mengintimidasi siswa lainnya.
Mengatasi praktik kekerasan di lingkungan sekolah tidak bisa dilakukan sepotong-sepotong, melainkan harus menyekat dari mana “budaya” kekerasan itu muncul. Artinya, mesti dicegah sedini mungkin agar tak ada lagi kesempatan siswa memertontonkan kekerasan.
Rupanya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sangat konsen terhadap persoalan itu. Lantas, upaya yang dilakukan adalah dengan cara menumbuhkembangkan kognitif anak sejak usia dini.
Kepala Dindikbud Tangsel, Taryono, membeberkan, pihaknya telah menggelar festival dongeng bagi 450 siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Gedung Graha Widya Bhakti, komplek Puspitek, Serpong, Jum’at (14/2/2020).
Penyelenggaraan festival dongeng begitu diapresiasi, disebabkan antara satu siswa dengan siswa lainnya tak lagi mengenal istilah egosentris. Semua siswa melebur menjadi satu, hingga menimbulkan ikatan emosional yang kuat.
“Penyelenggaraan festival dongeng dilakukan guna menumbuhkan minat baca dan menerapkan pendidikan karakter pada anak,” kata Taryono.
Selain itu, menurut Taryono, manfaat penyelenggaraan semacam festival dongeng secara tidak langsung mengajarkan pula kebiasaan membaca pada anak-anak, hingga beranjak menuju dewasa, dan seterusnya.
“Nantinya minat anak akan muncul rasa kecintaan untuk membaca setiap saat,” jelasnya.
“Bagus ini buat anak bahagia, sementara dibeberapa wilayah ada kasus kekerasan pada pelajar. Penyelenggaraan festival dongeng guna merangsang perkembangan kognitif untuk dapat memperluas pengenalan objek seorang anak,” imbuhnya.
Di sisi lain, Taryono mengatakan, mendongeng sangat efektif merangsang perkembangan sosial dan emosional anak. Dengan begitu, ikatan antara anak di sekolah, orang tua, hingga dengan teman-temannya berjalan penuh keakraban dan kehangatan.
“Kendati demikian, mendongeng dinilai dapat mengembangkan daya imajinasi, meningkatkan keterampilan berbahasa, membangkitkan minat baca, dan membikin anak jadi bahagia,”tandasnya.(bli)