Monitor, Tangsel – Dalam waktu yang berdekatan, 2 gadis remaja menjadi korban pelecehan seksual oleh pelaku ‘begal’ payudara dan bokong. Kejadian itu, hanya berselang beberapa jam di lokasi yang sama.
Kedua korban adalah gadis berinisial FA (22) dan RU (24). FA merupakan mahasiswi akhir Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan RU tercatat sebagai pekerja kantor swasta di Jakarta.
Ditempat terpisah, kedua korban bercerita soal kejadian itu. Mereka mengalami pelecehan pada Rabu 4 Maret 2020 malam, di jalan kecil yang merupakan akses penghubung antara Jalan Nipan dan Jalan Limun RT02 RW08, Pisangan, Ciputat Timur.
Korban FA mulai mengawali ceritanya dengan menghela nafas, dia seolah berat mengenang kembali kejadian tragis itu. Dikatakan FA, peristiwa tersebut berlangsung sekira pukul 20.30 WIB. Di mana, dia tengah berjalan pulang dari suatu kegiatan di Rumah Sakit Hermina Ciputat.
“Waktu itu saya baru selesai kegiatan, terus karena sudah beberapa kali lewat jalan itu ya saya lewat situ lagi, karena kan jalan pintas jadi lebih dekat ke kosan saya. memang jalannya rada gelap, cuma kan biasanya ramai yang nongkrong di ujung jalan jadi saya merasa biasa aja awalnya,” tutur FA, Jumat (6/3/2020).
Dilanjutkan FA, langkah kakinya mulai menapaki jalan kecil sepanjang sekira 50 meter itu dari arah Jalan Nipan menuju Jalan Limun. Baru beberapa meter berjalan, terlihat satu pengendara motor yang melintas dari arah berlawanan. Tak lama kemudian, disusul pengendara motor kedua.
“Nah yang motor kedua itu, langsung memepet saya sambil melakukan pelecehan itu. Posisi motornya sambil jalan. Saya kaget, terus saya teriak. Dia berhenti di ujung jalan sambil liat ke arah saya lagi. Akhirnya saya nggak berani ngejar, terus saya lari ke arah jalan raya sambil nangis,” katanya.
FA pun sangat mengingat ciri-ciri fisik dari pelaku, di antaranya adalah memiliki hidung mancung. Sedangkan ciri lainnya yaitu memakai helm berwarna hijau, menggunakan jaket ojek daring warna hijau, mengenakan jas hujan transparan, serta memakai motor matik.
“Yang paling saya inget itu hidungnya mancung, karena kan dia berhenti diujung jalan, di sana posisinya ada lampu jadi agak keliatan wajahnya. Saya berusaha lihat plat nomornya tapi nggak kelihatan,” imbuh dia.
Berikutnya pengakuan RU, korban lain dari pelecehan itu. Dia mengalami kejadian serupa dengan FA, sepulangnya bekerja dengan melalui lokasi jalan yang sama sekira pukul 21.00 WIB. Lokasi kos-kosannya berada persis di ujung jalan kecil tersebut, berdampingan dengan rumah Ketua RW08.
Pengakuan RU, kondisi jalanan saat itu terbilang sepi karena hujan masih turun meski mulai mereda. Begitu masuk ke jalan kecil akses penghubung menuju ke Jalan Nipan, dia melihat seseorang mengendarai sepeda motor berjalan dari arah belakangnya secara perlahan.
“Karena aku pikir dia mau lewat kan, namanya jalan kecil jadi aku berusaha kepinggir dulu. Tapi tiba-tiba dia melakukan pelecehan dengan memegang bagian belakang sambil motor berjalan. Terus saya kejar, karena dia kenceng akhirnya dia keburu menjauh. Terus saya lapor ibu kos dan Ketua RW malam itu juga,” terangnya.
RU tak begitu mengingat ciri-ciri lain dari fisik pelaku selain berperawakan tubuh kecil. Dia hanya sedikit mengetahui pakaian yang dikenakan pelaku, yakni berwarna gelap, serta sepeda motor yang dikendarai berjenis matik.
“Justru saya belum tahu ada korban lain kemarin. Saya baru tahu setelah lihat medsos, ternyata ada korban lain di lokasi yang sama. Cuma kalau kejadian saya, pelaku itu pakaiannya gelap, terus rambutnya kelihatan seperti anak muda gitu, sama pakai motor matik,” terangnya.(bli)