Monitor, Tangsel- Pandemi Covid-19 berimbas pada seluruh sektor kehidupan. Termasuk bagi mereka yang mencari nafkah sebagai ojek daring atau disebut Ojol. Pendapatan mereka menurun drastis, lantaran sepinya order penumpang.
Kondisi demikian telah terjadi sekira 2 minggu terakhir ini, seiring dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Kebijakan penanggulangan pun dilakukan, dari mulai meliburkan kegiatan di sekolah-sekolah, merumahkan para pekerja, menutup sementara sarana rekreasi, hingga melarang kerumunan orang berkumpul. Hal itu otomatis berpengaruh terhadap penggunaan jasa Ojol.
Pantauan Minggu (5/4/2020), hampir seluruh ruas jalan utama di Kota Tangsel lenggang dari kendaraan. Situasinya berbeda jauh sebelum wabah Corona melanda negeri ini, di mana kemacetan terjadi di hari biasa maupun pada akhir pekan.
Driver Ojol yang ditemui kebanyakan hanya duduk meneduh sambil berbincang dengan rekan seprofesi. Curhatan mereka nyaris sama, yakni seputar sepinya orderan penumpang yang berdampak pada penghasilan sehari-hari.
Namun raut wajah mereka yang nampak lesu berubah seketika, saat diketahui ada iring-iringan beberapa unit mobil membawa bantuan khusus bagi driver Ojol. Terlihat ratusan kotak makanan siap saji, air mineral, masker, hingga paket vitamin C di keluarkan dari dalam mobil untuk dibagikan cuma-cuma.
“Alhamdulillah ada bantuan buat kita, situasi lagi sepi begini. Lumayan bisa menolong kita, ada makanan dan masker juga,” tutur driver Ojol bernama Selamet (40), usai menerima paket bantuan itu di Jalan Jelupang, Serpong Utara.
Selamet sendiri tinggal di Jalan H Jamat, Buaran, Serpong. Dia telah melakoni pekerjaan sebagai Ojol sejak 4 tahun lalu. Menurut penuturannya, situasi yang dialami saat ini adalah kondisi tersulit yang ditemui sejak tahun 2016 silam.
“Dari awal saya bekerja jadi Ojol, ini yang paling parah. Biasanya sehari sampai 20-an order, sekarang cuma 4 atau 5 penumpang,” ucapnya lagi.
Tak hanya Selamet, puluhan driver Ojol lainnya turut menyerbu pemberian bantuan. Mereka langsung berkerumun, dan menepikan sepeda motornya demi berebut sekotak nasi, air mineral, masker dan vitamin C. Meski diberikan dalam jumlah terbatas, bantuan itu cukup meringankan kebutuhan harian para Ojol.
“Kita inginnya memang ada perhatian juga ke kita pekerja kecil dari pemerintah. Kan kalau bantuan semacam ini baru dari masyarakat, mereka saja peduli. Harusnya pemerintah juga punya kebijakan buat kita,” terang Putra (38), driver Ojol asal Pamulang.
Paket bantuan yang dibagikan itu berasal dari Yayasan Al-Hidayah Graha Mas Serpong. Setiap hari Jumat dan Minggu, aktivis yayasan rutin berkeliling menyalurkan bantuan kepada pekerja harian, kaum dhuafa atau mereka yang terdampak oleh wabah Covid-19.
“Kegiatan ini dilaksanakan berkat bantuan donasi dari masyarakat Kota Tangerang selatan dan sekitarnya,” ucap Herman Susilo, Ketua Yayasan Al-Hidayah.
Pembina Yayasan, Ustad Chotibi menambahkan, bahwa bantuan itu tak hanya menyentuh pekerja harian di lapangan. Tapi juga akan menyasar tenaga paramedis, yang nanti berkoordinasi lebih dulu dengan gugus tugas penanggulangan Covid-19 Tangsel.
“Kami berharap sekaranglah saatnya seluruh komponen bangsa bergerak saling bantu, dan saling dukung memberikan semangat baik kepada mereka petugas paramedis maupun kepada mereka yang kehilangan pekerjaan atau berkurangnya penghasilan akibat pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya.(bli)