Curhat Penjaga Menara Tower Masjid Al-Jariyah Ciputat Diupah Jauh dari Kesepakatan

oleh -

Monitor, Tangsel- Krisis transparansi pengelolaan anggaran pembangunan tower dalam menara Masjid Al-Jariyah terus meluas. Kini para mantan pekerja penjaga pembangunan tower curhat soal upah yang diterima jauh dari kesepakatan.

Para penjaga tower itu jumlahnya sekira 8 orang. Mereka ditugasi menjaga proses pembangunan tower antara tahun 2013-2014 silam. Penjagaan dilakukan guna mencegah adanya pencurian, sebab barang-barang instrumen tower provider bernilai jual tinggi.

Salah satu mantan penjaga berinisial CI, menuturkan, jika awalnya pengurus DKM Masjid Al-Jariyah menyanggupi pembayaran upah penjagaan pembangunan tower sebesar Rp20 juta. Jumlah itu nantinya akan dibagi rata kepada seluruh penjaga.

“Kesepakatannya itu mau dibayar sekira Rp20 juta, itu nanti dibagi rata sama semua yang jaga,” kata CI kepada wartawan, Rabu (2/9/2020).

Mereka pun bergantian berjaga, pagi, siang dan malam. Salah satu pengurus pernah membuka uang kotak amal dan menawarkan kepada penjaga untuk membali makan dengan uang tersebut. Sontak hal itu ditolak CI, sebab menurut CI dia bekerja menjaga tower sehingga tak mau mengambil sepeser pun uang dari kotak amal masjid.

“Kita kan menjaga proyek tower, masa makannya ngambil dari uang masjid? saya nggak mau. Pembangunan tower itu kan ada anggarannya sendiri dari pengelola tower, jadi kebutuhan makan, upah, ya harus dari uang pengelola tower,” ucapnya.

Setelah sekira 2 bulan berjaga, akhirnya upah yang diharap-harap sejak awal itu dibayarkan dalam amplop. Ketika itu, dilanjutkan CI, pengurus memberikan satu amplop dengan penjelasan uang upah di dalamnya dibagi untuk CI dan rekannya berjumlah 4 orang.

“Begitu sampai dibuka, isinya cuma Rp2 juta, dan itu dibagi 4 orang. Sedangkan 4 penjaga lainnya sudah diberikan. Jadi kita kerja hampir 2 bulan itu diupah satu orang 500 ribuan. Kan jauh dari kesepakatan yang awalnya total Rp20 juta dibagi 8 orang. Bagaimana ini, jelas kita kan kecewa banget,” imbuhnya.

Sejak menerima upah tak layak itu, CI dan rekannya hanya bisa menggerutu. Mereka pernah menanyakan kepada pengurus, namun tak ada tindak lanjut pembayaran sisa upah yang disepakati sejak awal. Kian hari persoalan itu terkubur dengan rasa kekecewaan yang masih tersimpan.

“Kita akhirnya nggak mau ngungkit-ngungkit masalah itu lagi, karena kita walaupun dirugikan tapi masih ada rasa nggak enaknya. Soalnya mereka itu kan pengurus masjid, masa iya nggak amanah? makanya kita butuh juga transparansi anggaran dari tower itu, insyaallah kita mah paham kalau ada penjelasan,” tambahnya lagi.

Monitor coba meminta konfirmasi pengurus DKM Al-Jariyah soal keluhan ini. Namun hingga berita ini ditayangkan, sejumlah pengurus yang dihubungi belum juga memberikan jawaban.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.