Monitor, Tangsel – Berbeda dengan kondisi Situ lainnya di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Situ Perigi yang terletak di wilayah Parigi, Pondok Aren, kini sangat memprihatinkan. Pencemaran sampah di Situ seluas sekira 7 hektare itu disebut dalam kondisi darurat.
Pantauan media ini pada Sabtu (15/6/2019) siang, gundukan sampah menumpuk di banyak titik pada permukaan Situ Perigi. Saking padatnya, sampah-sampah itu membentuk layaknya daratan kecil yang menghiasi Situ.
Sampah-sampah itu terdiri atas berbagai macam material, ada berbahan plastik, kardus, busa, kayu, ranting pohon, kaleng, hingga ban bekas. Keadaan demikian nampak dibiarkan terjadi sejak lama, lantaran tumpukannya telah mengering dan mengeluarkan bau menyengat.
Salah satu warga sekitar yang juga aktif merawat Situ Perigi, Suhanda Johan alias Kimpo, menuturkan, sampah yang menumpuk di permukaan Situ merupakan sampah yang terbawa aliran air. Sampah-sampah itu umumnya berasal dari Pasar Jombang dan pemukiman di sekitarnya.
“Itu sudah berlangsung lama, sampah penuh di Situ Perigi. Macem-macem sampah masuk ke sini semua,” ungkapnya, Selasa (18/6/2019).
Menurut dia, beberapa warga sekitar tak henti-henti bergotong royong secara swadaya membersihkan Situ. Namun begitu, hal tersebut menjadi sia-sia lantaran belum ada upaya kongkrit dari pemerintah dan dinas terkait mencegah masuknya sampah dari hulu.
“Kondisinya akan seperti ini terus, bisa dibilang Situ Perigi sudah darurat sampah. Karena apa? dari hulunya tidak ada pencegahan, dihilirnya pun penanganannya setengah hati, jadi nggak pernah tuntas. Muncul lagi, muncul lagi seperti ini,” katanya.
Situ Perigi sendiri merupakan salah satu Situ di Kota Tangsel yang pengelolaannya di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Meski begitu, adapula kewenangan dari pemerintah setempat dalam bentuk pengawasan dan pemeliharaan.
Namun demikian, pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangsel seolah tak mau ambil pusing dengan kondisi Situ Perigi yang kian tercemar. Padahal jika ditangani rutin bersama-sama, maka kondisinya tak akan sampai separah saat ini.
“Kadang saya dibantu warga secara swadaya membersihkan sampahnya, merawat, memotong rumput di sekitar Situ. Tapi itu saja nggak cukup, harus ada upaya dari dinas terkait juga untuk mengeruk dasar Situ yang semakin dangkal. Intinya harus semua pihak terjun langsung dan peduli atas kondisi ini,” jelas Kimpo.
Dilanjutkan Kimpo, menyelesaikan persoalan sampah di Situ Perigi membutuhkan komitmen dan penanganan serius dari hulu hingga hilir. Oleh karenanya, kata dia, Wali Kota Airin Rachmi Diany mesti turun langsung menginstruksikan jajarannya bergerak membersihkan Situ Perigi.
“Butuh perhatian serius, ini nggak akan tuntas. Kecuali Ibu Wali Kota mengawasi dengan turun langsung,” tukas Kimpo.
Sebelumnya, Dinas LH sendiri sempat menyampaikan, bawah penanganan sampah di Situ Perigi merupakan tanggung jawab bersama antara pihaknya dengan Dinas PU Kota Tangsel. Namun belakangan disebutkan, jika dinas PU justru tak nampak memberikan kontribusi guna membersihkan sampah di permukaan Situ.
“Kalau mau dilihat dari aturannya, yang angkat sampah dari air itu harusnya PU (Dinas Pekerjaan Umum), setelah sampahnya di daratan baru tanggung jawab kita. Ini kan nggak, yang angkat dari airnya kita, yang angkut di daratannya kita juga,” ungkap Rastra Yudhatama, Kepala Seksie Pengelolaan Sampah Dinas LH Kota Tangsel, ditemui Okezone beberapa waktu lalu.
Sayangnya hingga saat ini, pihak terkait pada bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PU Kota Tangsel belum bisa memberikan penjelasan mengenai tumpukan sampah di permukaan Situ Perigi. Padahal kondisi itu telah berlangsung sejak lama tanpa ada penanganan berarti.(bli)