Deklarasi LAAI, Ratusan Advokat dan Musisi Galang Donasi Bagi Korban Gempa Lombok

oleh -
Ratusan advokat dan musisi menggalang donasi bagi korban gempa di Lombok, NTB

Monitor, Tangsel – Bencana gempa bumi yang melanda wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya, membuat berbagai kalangan di tanah air turut merasakan duka mendalam. Banyaknya korban jiwa hingga kerusakan bangunan disana, melahirkan empati sesama anak negeri untuk menghimpun dana bantuan.

Sekira 300-an advokat dari Lembaga Advokasi Artis Indonesia (LAAI) beserta sejumlah musisi menghimpun dana untuk didonasikan bagi korban gempa di Lombok. Rencananya, aksi sosial itu akan terus dilanjutkan kepada para pekerja seni, termasuk artis dan pemain musik.

“Kami turut merasakan duka mendalam atas musibah bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Lombok dan sekitar, semoga mereka semua bisa tabah. Disamping itu, kami memgumpulkan sebagian rejeki kami, baik itu advokat, artis, musisi agar dapat sedikit membantu saudara kita yang sedang terkena musibah di sana,” jelas Dedi Sudarajat, Presiden LAAI, ditemui usai deklarasi di salah satu hotel di kawasan Tangerang, Rabu (8/8/2018)sore.

Diantara musisi yang hadir, nampak grup band Angkasa tampil menghibur dengan menyanyikan beberapa lagu dalam album terbarunya yang ke-4. Usai acara, vokalis band Angkasa, Ato, mengungkapkan, jika kejadian gempa Lombok yang banyak memakan korban jiwa itu sempat membuat panik salah satu personil.

“Iya waktu kejadian gempa itu kan infonya semua jaringan listrik di sana padam total, terus salah satu personil kita saudaranya ada yang tinggal di sana, waktu dihubungi nggak bisa, sempat panik, tapi Alhamdulillah keesokan harinya dapat kabar selamat dan baik- baik saja. Intinya, kita semua ingin membantu sebisa mungkin buat saudara kita di Lombok. Kalau ada kesempatan, kita juga siap menghibur korban disana,” ucap Ato.

LAAI sendiri merupakan organisasi yang disebut menaungi pendampingan hukum bagi para pekerja seni, musisi dan artis. Kelahiran organisasi itu, didasari atas bentuk keprihatinan terhadap para pekerja seni yang kini hidupnya serba kekurangan, padahal karya-karya terus dinikmati sepanjang masa.

“Ini kita bentuk, karena kita melihat banyak pekerja seni yang saat ini hidupnya miskin. Jadi kalau mengalami kasus hukum mereka tak bisa bayar advokat, disitulah peran kami, kami akan mendampingi mereka dalam perkara apapun,” tukas Dedi.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.