TANGSEL, MT- Mengurus kartu kepesertaan BPJS (badan penyelenggara jaminan sosial) kesehatan saat ini semakin sulit. Selain harus sabar menunggu antrian, verifikasi datanya juga terkesan tidak profesional.
Seperti yang dialami Ahmad Haryono(37) alias Anto, salah seorang warga Pondok Aren yang harus bolak- balik ke kantor BPJS Kesehatan yang beralamat di Ruko Taman Tekno Blok C nomor 1, BSD Serpong Kota Tangerang Selatan (Tangsel,) ketika mengurus kartu kepesertaan BPJS atas nama Sainah dan Sarullah, warga RT01/03 Kelurahan Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren.
Anto menceritakan, bahwa di bulan Agustus tepatnya, Kamis(11/8) dia datang ke kantor BPJS guna mengurus pembuatan kartu BPJS keluarganya tersebut dengan membawa persyaratan administrasi mulai dari pas photo, photo kopy KTP dan KK (kartu keluarga).
Namun, oleh petugas BPJS ditolak lantaran syarat tersebut tidak lengkap bila orang yang bersangkutan (Sainah) tidak datang langsung.
Meski sudah dijelaskan bahwa, yang bersangkutan sedang sakit, tapi tetap tidak bisa diproses. Terkecuali anggota keluarga yang namanya terdaftar didalam KK tersebut yang mengurusnya. Akhirnya dengan perasaan kecewa, Anto pun pulang kerumahnya.
Selang beberapa hari kemudian, ia kembali ke kantor BPJS dengan mengajak sang nenek yang menderita penyakit mata katarak itu ke Kantor BPJS di BSD. Selanjutnya, petugas BPJS melakukan verifikasi persyaratan administrasi kemudian memproses kartu kepesertaanya.
“Nenek Sainah, saya daftarkan dengan perawatan kelas III (tiga). Setelah itu, ternyata prosesnya masih panjang, yakni harus nunggu sms nomor virtual dan menunggu tanggal pembayarannya yang sudah ditentukan,” tuturnya.
Anehnya, lanjut Anto, ketika mau melakukan pembayaran sesuai dengan tanggal yang sudah di sms dari BPJS, ternyata datanya belum muncul juga. “Saya coba melakukan pembayaran via ATM tidak bisa. Begitu juga di Indomart dan Alfamart juga tidak bisa,” jelasnya.
Penasaran, Anto kembali menghubungi pihak BPJS melalui sambungan telepon. Oleh pegawai nya, ia disuruh bersabar dan menunggu tiga hari lagi. Dan tiga hari kemudian dicobanya lagi untuk melakukan pembayaran via ATM BNI.
“Datanya sih muncul, cuma kenapa tidak sesuai dengan data saat diberikan di kantor BPJS,” ungkapnya heran.
Di data pengajuan, dia memilih perawatan kelas III(tiga), tapi yang muncul pada data pembayaran jumlah yang harus dibayarkan malah untuk peserta kelas II(dua) yakni Rp51.000,-.
Selain itu juga ada kesalahan nama pada nomor virtual account yang dikirim lewat sms BPJS yaitu atas nama Sarullah 0207797xxxx dan Sainah 0207798xxxx. Namun ternyata, saat mau bayar via ATM BNI nomor virtual keduanya semuanya atas nama Sarullah, atas nama Sainah malah tidak ada.
Dengan kesal pada Kamis(1/9) dia kembali kekantor BPJS, namun lagi-lagi kekecewaan yang didapat, sebab kesalahan datanya belum bisa diperbaiki.
“Besok ,Jumat(hari ini-red) kembali lagi pa,” kata Wizi, salah seorang satpam di Kantor BPJS kesehatan. (mt02)