Elektabilitas Jokowi Unggul, BMI Tangsel : Rakyat Menilai Kinerjanya

oleh -

Monitor, Tangsel – Elektabilitas Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) unggul diberbagai survei yang dilakukan. Terakhir, hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) periode tanggal 10-19 Oktober 2018 menyebutkan, elektabilitas Capres nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin mencapai 57,7 persen. Sedangkan Capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi meraih 28,6 persen.

Survei itu dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan responden sebanyak 1200 orang.

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Syukri Rahmatullah mengatakan, tingginya survei Capres Jokowi atas Prabowo adalah sebuah reaksi dari masyarakat.Melalui survei, kata Syukri, masyarakat berbicara bahwa mereka lebih mengapresiasi apa yang dilakukan Presiden Jokowi dibandingkan Prabowo.

“Saat ini sudah banyak kebijakan Jokowi yang tepat sasaran, membangun bandara dan pelabuhan untuk membuka jalur ekonomi, membangun infrastruktur jalan dari kota hingga desa, pembagian sertifikat gratis, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat,” klaim Syukri, di Pamulang, Sabtu (17/11/2018).

Dilanjutkannya, hasil survei positif dari banyak lembaga menunjukkan, jika kebijakan-kebijakan yangdisebutnya pro rakyat oleh Pemerintahan Jokowi tepat sasaran. Dengan begitu, kata Syukri, masyarakat menghendaki adanya kelanjutan kepemimpinan pada periode berikutnya.

“Survei ini membuktikan bahwa Jokowi makin dicintai rakyat Indonesia, karena rakyat menilai kinerjanya. Nah, tentu saja ini semua membuka mata masyarakat, siapa calon presiden yang lebih baik bagi Indonesia ke depan, yang membangun ketakutan atau membangun optimisme?,” ucapnya.

Sejak awal dipercaya memimpin Indonesia, masih kata dia, Jokowi telah mewujudkan makna keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat dengan menjalankan pembangunan yang merata, sebagaimana diamanatkan dalam butir-butir Pancasila.

“Kalau dulu sekedar ada pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan, namun di zaman Pak Jokowi ada pemerataan pembangunan. Harga sembako juga murah dan terjangkau, rupiah kembali menguat,” cetusnya.

Ditegaskannya, hal lain yang tak kalah penting adalah ketika pemerintahan Jokowi mampu bertahan di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Padahal, kata Syukri, banyak negara lain yang ekonominya rontok akibat perang dagang itu.

“Disaat negara lain anjlok pertumbuhan ekonominya, namun Indonesia masih bisa kokoh. Kita lihat, bahkan kedaulatan ekonomi saat ini semakin jelas, dimana Blok Rokan menjadi milik penuh Pertamina, dan kita sudah kuasai 51 persen saham Freeport,” tandasnya.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.