Monitor, Tangsel – Guna mendongkrak kembali keberadaan usaha ekonomi kelas menengah ke bawah, sekira 1.001 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Industri Kecil dan Menengah (IKM), dan Craft (kerajinan tangan) bakal menghelat pameran di ICE BSD, Pagedangan, Tangerang.
Nantinya pameran bertajuk “Era Bangkit Expo” itu menargetkan sebanyak 10 ribu pengunjung, dengan nilai transaksi sekira Rp25 miliar. Acara akan berlangsung selama sepekan pada pertengahan Maret 2020. Sejumlah kementerian turut diundang guna menjalin kerjasama lanjutan.
“Target pengunjung akan mencapai sekira 10 ribu orang, dengan nilai transaksi Rp25 miliar. Kita sangat yakin ajang ini akan memacu kembali geliat sektor UMKM, IKM, dan kerajinan tangan di Kota Tangsel khususnya, dan Provinsi Banten umumnya,” terang Abdul Rokhim, Sekjen Gemantara, di Ciputat, Rabu (15/1/2020).
Pameran itu sendiri digagas oleh Poknas dan Gemantara, 2 organisasi massa yang konsen dibidang pemberdayaan UMKM nasional. Nantinya Expo Era Bangkit tak hanya menjadi transaksi jual-beli, tapi juga menjadi mediator guna memertemukan antara pelaku usaha dengan regulator.
“Expo ini tidak hanya ceremonial, tapi ada tindaklanjut dengan program pemerintah yang mengarah pada kemakmuran UMKM. Kita menjembatani agar apa yang menjadi peluang, tantangan dan ganjalan di bawah bisa mendapat solusi. Jadi regulator dari berbagai kementerian juga kita hadirkan,” ucapnya.
Menurut Abdul Rokhim, kondisi perkembangan UMKM di Kota Tangsel sendiri sebenarnya berjalan lebih baik dari sebelumnya. Apalagi kata dia, sejak dibahasnya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan UMKM oleh legislatif dan Pemerintah Kota.
“Memang kita ini tetap saja pengarahnya itu pemerintah, karena apapun yang kita upayakan di bawah tapi kalau pemerintah tidak menyiapkan pendukung lainnya akan percuma. Di Tangsel kita tahu sudah ada Perda Perlindungan UMKM, ini kita dorong. Sehingga semua hasil UMKM lokal digunakan di semua OPD dan struktur pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua 1 Poknas Banten, Rahmat Hidayat, menyebut jika hambatan yang selama ini dialami pelaku UMKM adalah adanya resistensi antara regulator dan pelaku usaha. Kondisi demikian harus dicarikan titik temu, agar keberlanjutan pengembangan UMKM tidak jalan di tempat.
“Kami sepakat mengadakan expo ini untuk mencari solusi, jadi antra regulator dan pelaku usaha bisa negosiasi langsung. Harapan kami acara expo ini jadi agenda nasional bagi para pelaku UMKM,” ungkapnya.
Para peserta pelaku usaha UMKM tidak dipungut biaya dalam pameran nanti, hanya saja pemesanan khusus untuk masing-masing stand dikenakan biaya sesuai harga modifikasi yang dilakukan.
“Tidak ada biaya, ini gratis. Tapi nanti kalau ada yang memesan stand khusus ya dikenakan biaya modifikasi itu,” tandasnya.(bli)