Monitor, Kabupaten – Final sepak bola Liga Desa Nusantara 2018 digelar di lapangan Bonex, Legok, Kabupaten Tangerang, Jumat (30/11/2018) sore. Dua tim yang bertanding yaitu Desa Cukanggalih yang mewakili Provinsi Banten, berhadapan dengan Desa Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sejak menit awal pertandingan, tim tuan rumah Desa Cukanggalih langsung menggedor benteng pertahanan Desa Sidrap. Melalui umpan sayap, berkali-kali serangan lewat bola-bola atas mengancam mistar gawang Desa Sidrap yang dikawal pemain bernomor punggung 20.
Meski sering digempur, sesekali pemain-pemain Desa Sidrap melakukan serangan balik. Namun upaya dari kedua tim menjebol gawang lawannya masing-masing gagal diwujudkan hingga babak pertama berakhir. Begitupun pada babak kedua, sejumlah peluang di mulut gawang Desa Sidrap tak mampu dikonversi menjadi sebuah gol oleh Striker Desa Cukanggalih.
Bahkan pada menit-menit akhir, gawang Desa Sidrap nyaris kebobolan setelah penyerang lawan mendapat umpan silang dari sayap kiri, lagi-lagi upaya keras untuk mencetak gol itu tak terwujud hingga berakhirnya pertandingan babak kedua. Permainan pun lamgsung dilanjutkan melalui adu penalti.
Atmosfir laga final kedua tim, begitu terasa hingga luar lapangan. Meski bertindak sebagai tuan rumah, namun suporter dan pendukung Desa Cukanggalih tetap menghormati para pendukung Desa Sidrap yang terus memberikan semangat di sisi lapangan.
Drama adu penalti akhirnya selesai dengan kemenangan tim Desa Sidrap Sulses. dua eksekutor tim Desa Cukanggalih gagal menjebol gawang lawan, setelah tendangannya berhasil di tepis oleh penjaga gawang tim Desa Sidrap.
Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Taufik Madjid, yang turut hadir di lokasi mengatakan, tim-tim yang mengikuti Liga Desa Nusantara 2018 sudah mengikuti tahapan seleksi di Kabupaten maupun Provinsi masing-masing.
Melalui program itu, disebutkan Taufik, Kementerian Desa sangat berharap jika olah raga sepak bola menjadi kebanggaan masyarakat luas. Dengan begitu, bibit prestasi akan makin banyak bertebaran di masing-masing daerah, sehingga tidak menutup kemungkinan prestasi itu akan berlanjut ke tim nasional.
“Fokusnya untuk membangun generasi muda yang kuat dalam talenta sepak bola dan menjadi cikal bakal pembentukan tim di level yang lebih tinggi,” katanya kepada Okezone usai pertandingan.
Ditambahkannya, melalui kompetisi semacam ini maka para pemain makin optimis untuk membuat prestasi. Karir pemain profesional pun akan terbuka lebar lantaran pemain-pemain yang ikut di Liga Desa Nusantara adalah para pemain muda berusia 20 tahun.
“Di sini juga banyak yang memantau. Saya kira bisa direkomendasikan juga masuk PSSI atau level klub profesional,” tambahnya.
Sementara di lokasi yang sama, Bupati Tangerang Ahmed Zaki menyampaikan jika program semacam Liga Desa Nusantara dapat mengembangan bibit di tingkat desa. Dimana selama ini banyak bibit pemain pemula di desa tak terpantau kompetisi nasional.
“Mudah-mudahan kompetisi sepak bola, di mana menjadi olahraga paling populer di Indonesia, bisa meningkat terus. Selain itu, jika ada bibit-bibit yang tidak terpantau secara langsung, mereka tetap bisa berlaga di liga desa,” ucapnya.
Usai pertandingan final Liga Desa Nusantara 2018, panitia memberika sejumlah penghargaan. Diantaranya gelar top scores pencetak gol terbanyak diberikan kepada Rahmat Iskandar, pemain asal tim Desa di Sumatera Barat. Dia berhasil mencetak 3 gol dari 4 pertandingan yang dimainkan.
Lalu penghargaan pemain terbaik, disematkan kepada Adi Sumantri, pemain asal tim Desa di Banten. Dan terakhir, tim berstatus fairplay berhasil diraih oleh tim Desa Sibak dari Bengkulu. Para penerima penghargaan selain mendapat trophy juga menerima uang pembinaan yang jumlahnya mencapai jutaan rupiah.
Seri nasional Liga Desa Nusantara 2018 diikuti 12 tim juara mewakili Provinsi masing-masing. Tahun ini penyelenggaraannya berlangsung di 12 Provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, NTT.
Tim juara merupakan hasil perjuangan sejak seri Kabupaten, berlanjut ke seri Provinsi. Kemudian pemenang Provinsi secara otomatis lolos ke seri nasional. Sebanyak 12 tim di seri nasional dibagi lagi ke dalam 3 grup. Juara grup dan satu peringkat kedua terbaik akan lolos ke semifinal dan final yang pertandingannya berlangsung hari ini.