Monitor, Kota Tangerang– Sejumlah kaum emak warga Pinang, Kota Tangerang, Banten histeris. Tangis mereka pecah tak terbendung. Tidak percaya putra dan putrinya saat PPDB Banten tereliminasi menjadi siswa tahun ajaran 2023 di SMK Negeri 5 Kota Tangerang.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang, Riyanto pihak sekolah secara layak harus menerima dan tidak membedakan status siswa. Semua warga negara berhak menerima dan mempunyai kesempatan sama untuk mengenyam pendidikan.
Apalagi sudah ada statemen dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten yang telah memutuskan kebijakan bahwa warga tidak mampu dapat mengisi sisa kuota kursi SMA-SMK Negeri.
Lanjutnya, PPDB tingkat SMA Negeri dan SMK memang berada dalam kebijakan Pemprov Banten. Sebagai wakil rakyat menurut Riyanto mempunyai kesempatan membela warganya.
“SMKN 5 masuk Dindikbud Banten, tapi yang akan bersekolah warga Kota Tangerang. Mereka yang berstatus tidak mampu dan banyak yang tidak mempunyai orang tua,” ucapnya.
Dia menambahkan, apalagi sebagian besar orang tua calon siswa juga domisilinya memang berdekatan dengan lokasi sekolah.
” Harus ada prioritas untuk anak tidak mampu atau berstatus yatim untuk bersekolah,” ungkap Riyanto.
Sementara itu, Mulyadi Selaku Ketua Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Kecamatan Pinang, menyayangkan langkah yang diambil pihak SMKN 5 Kota Tangerang. Sebab, organisasi kepemimpinannya di bawah naungan LPM Kecamatan Pinang ini telah jauh hari mendorong agar pihak sekolah mengakomodir belasan siswa berkategori yatim dan tidak mampu secara ekonomi.
” Kami sudah bertemu pihak sekolah. Hal itu agar siswa yang berstatus yatim dan tidak mampu bisa ikut mengenyam pendidikan di sekolah kejuruan tersebut.
“Kami sudah audensi sebelum (panitia dan kepala sekolah, red) proses PPDB Banten Tahun Ajaran 2023,” ujarnya, Minggu (18/7/2023)
Dia menambahkan, ada belasan siswa berstatus yatim yang belum dinyatakan masuk di SMKN 5 Kota Tangerang. Dan saat orang tua siswa mendatangi sekolah sempat terjadi ketegangan.
“Siswa yang domisilinya tidak jauh dengan letak sekolah berharap akan diterima mengenyam pendidikan di SMKN 5.
“Orang tua sempat histeris menahan harapan. Tapi mereka masih berharap bisa diterima di SMK Negeri 5. Pastinya kalau masuk swasta biayanya tinggi sekali. lagi ke sekolah,” tukasnya.(abe)