Monitor, Kota- Sejumlah dokter dan petugas Puskesmas Tanah Tinggi, Kota Tangerang membagikan ratusan masker secara cuma-cuma kepada para pedagang dan pengunjung di Pasar Induk Tanah Tinggi. Selain pasar, petugas puskesmas juga menyambangi Lembaga Pemasyarakan (Lapas) dan sejumlah sekolah yang ada di wilayah setempat. Aktivitas tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tubercolosis (TBC) sedunia yang jatuh pada 24 Maret ini.
Tak hanya masker, para dokter dan petugas Puskesmas Tanah Tinggi itu juga terlihat melakukan penyuluhan, screening serta pembagian leaflet tentang penyakit TBC. Tak pelak, kegiatan itu pun bak gayung bersambut, tatkala pembeli dan pedagang di Pasar Tanah Tinggi terlihat antusias dan menyambut baik aktivitas tersebut.
Ketua Tim Aksi dr. Sarah menuturkan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pihaknya untuk mensosialisasikan tentang bahaya dan penanggulangan penyakit menular itu.
“Sengaja kami pilih pasar karena lokasi seperti ini jarang terjamah program sosialisasi. Padahal pasar merupakan tempat umum yang banyak terjadi pertemuan antar warga masyarakat,’’ katanya kepada awak media, Sabtu (23/03/2019).
Dengan banyaknya orang di pasar, kata dia, kemungkinan atau resiko terjadinya penularan penyakit TBC lebih besar. Sebab, penyakit ini mudah sekali menyebar lewat media udara, misalnya dari batuk, bersin, dan dahak penderita.
Lebih lanjut dr. Sarah menjelaskan, penyakit TBC sedianya sudah menjadi isu global, dimana Idonesia menjadi negara kedua tertinggi kasus TBC setelah india.
“Penyakit TBC sangat menular dan mematikan yang dapat menimbulkan dampak besar berupa kurang giji dan gangguan tumbuh kembang anak. TBC juga bisa membuat kepala keluarga kehilangan pekerjaannya sehingga berdampak bagi keluarga,” bebernya.
Menurutnya, penuntasan kasus TBC bukanlah hal yang mudah, baik dari segi finansial maupun aspek sosio psikologis. Penanganan TBC memerlukan kesadaran dan kemandirian dari masyarakat.
“Perlu dilakukan pendekatan yang terus menerus dan penemuan kasus secara aktif dan masive. Kuman TBC menginvasi manusia dan kita juga harus menginvasi kuman lebih aktif dan masiv,” ujarnya.
“Screening yang berkekanjutan, pengobatan teratur, pengawasan makan obat, pola hidup sehat dan peran serta penguasa setempat menjadi kunci keberhasilan menuntaskan TBC,” sambungnya.
Melalui kegiatan kampanye gerakan memakai masker dan selebaran mengenai informasi penyakit TBC ini, pihaknya berharap penggunaan masker dapat menjadi budaya berkelanjutan di masyarakat. Terlebih jika pemakai memang sedang sakit, dengan kesadaran agar penyakitnya tidak akan menulari orang lain.
“Kita juga melakukan pemberian hadiah sebagai reward buat pasien yang patuh dengan pengobatan, dan juga kepada orang-orang yang sudah banyak memberikan kontribusi bagi penuntasan TBC. Diharapkan pemberian hadiah ini dapat menstimulasi pihak-pihak yang belum beratensi,” imbuhnya.
“Mari kita tuntaskan TBC mulai dari diri saya, keluarga dan masyarakat sekitar kita. Sehingga Indonesia dapat bebas TBC di tahun 2030,” tandasnya.
Sementara, Rosidin (48), salah seorang pedagang Pasar Tanah Tinggi mengaku dirinya memang tidak begitu mengetahui tentang TBC dan cara penanggulangannya. Oleh karenanya, sosialsiasi dan pembagian masker serta liflet dari petugas medis Puskesmas dirasanya sangat membuka wawasanya.
“Akhirnya sekarang tahu pentingnya pemakaian masker ini. Apalagi kalau sedang mengidap penyakit menular dan pasti nanti saya akan pakai kalau saya sedang sakit,” tukasnya. (ben)