Honor Sering Menunggak Berbulan-Bulan, Begini Keluhan Guru Honorer di Tangsel

oleh -
Kepala Dindikbud Tangsel, Taryono

Monitor, Tangsel – Nasib malang dialami oleh guru-guru honorer di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Sudah hampir 2 bulan terakhir, mereka tak kunjung menerima honor. Parahnya lagi, keterlambatan itu disebut sudah sering terjadi dengan alasan berbeda-beda.

Salah satu guru honorer di SDN Pamulang Permai berinisial WR (35) menuturkan, dia sering mengalami keterlambatan pemberian honor hingga berbulan-bulan. Tahun ini, honor yang belum dibayar telah berjalan 2 bulan, yakni periode Maret dan April 2018. Sedangkan sebelumnya, keterlambatan bahkan berlangsung selama 4 bulan, yaitu sejak September hingga Desember 2017.

“Sering telat, tapi tahun ini yang telat sudah dari bulan Maret kemarin. Padahal dengan status guru honorer, kita hanya berharap dari penghasilan itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, membiayai anak sekolah dan kebutuhan lain,” ungkap WR, perempuan yang telah mengabdi sebagai guru sejak tahun 2005 itu, Senin (23/4/2018).

Dilanjutkan WR, jika dia dan sejumlah guru honorer lainnya beberapa kali mempertanyakan keterlambatan pembayaran honor kepada dinas terkait. Namun jawaban yang didapat, hanyalah penjelasan normatif bahwa ada kendala teknis soal penandatanganan pencairan anggaran.

“Tiap telat beda-beda alasannya. Waktu itu pernah kita tanyain ke orang dinas (Dinas Pendidikan), tapi jawabannya begitu, katanya cuma ada kendala di penandatangan saja. Tapi anehnya kok bisa berbulan-bulan telatnya, dan sering,” imbuhnya.

Akibat keterlambatan pembayaran honor, WR mengaku jika anaknya yang duduk di bangku SMA mendapat surat ‘teguran’ dari sekolah lantaran belum membayar uang SPP. Bahkan, dia dan keluarganya harus sehemat mungkin membeli kebutuhan pangan tiap hari, transport sekolah anak, hingga membeli susu bagi anak bungsunya yang baru berusia 13 bulan.

“Anak saya yang SMA sampai dapat surat dari sekolahnya. Karena memang untuk semua kebutuhan keluarga itu cuma berharap dari penghasilan saya dan suami, suami saya kan guru juga tapi beda sekolah,” jelas dia.

Dari data yang diperoleh, daftar guru honorer di Kota Tangsel yang telah mendapat SK Kepala Dinas Pendidikan mencapai angka 1.705 orang, terbagi atas guru di SD dan SMP. Mereka semua mengeluhkan hal yang sama, mengingat penghasilan guru honorer tidaklah seberapa, meski sebagian besar guru itu telah mengabdi bertahun-tahun lamanya.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Taryono, memastikan bahwa honor akan segera dibayarkan. Sedangkan tentang keterlambatan, dikatakannya, lebih disebabkan karena adanya pergeseran anggaran. Dimana ada ketidaksesuaian tentang alokasi anggaran pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Perangkat Daerah tahun 2018.

“Keterlambatan honor itu di karenakan adanya pergeseran anggaran. Kenapa ada pergeseran anggaran, yaitu khususnya menyangkut PAUD, SD, SMP, ternyata di guru PAUD nominalnya tidak sesuai. Kebijakan kami, honor guru yang ada di sekolah negeri dibayar sesuai dengan standar satuan harga, sesuai dengan jenjang pendidikan, S1 sekian (honornya), S2 sekian.

Ternyata yang ada di PAUD nilainya jauh dibawah itu, maka harus ada perbaikan dulu, itulah mengapa harus ada perbaikan anggaran,” terang Taryono saat dikonfirmasi di kantornya, Puspemkot Tangsel, Jalan Raya Maruga, Serua, Ciputat.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.