Monitor, Tangsel – Memasuki usianya ke-13 tahun, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangerang Selatan menggelar kegiatan potong tumpeng sebagai wujud syukur keberadaan lembaga plat merah tersebut yang selalu konsisten menjadi garda terdepan menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Tangsel.
Acara yang berlangsung di Aula FKUB Tangsel, Gedung Kelembagaan Jl.Siliwangi, Nomor 3 Kecamatan Pamulang, Kamis(18/8/2022) itu, dihadiri seluruh keluarga besar FKUB dari perwakilan lintas agama, Kepala Kantor Kemenag, Pejabat Kesbangpol, Ketua MUI Tangsel dan aparat Muspika Kecamatan Pamulang.
Pejabat Kesbangpol Tangsel, H Salbini dalam sambutannya mengungkapkan bahwa mewakili pemerintah Kota Tangsel ia sangat mengapresiasi kinerja FKUB selama ini yang telah banyak membantu Pemkot Tangsel dalam menciptakan Kerukunan umat beragama.
Baca Juga : Kajian Lintas Agama Buddha di FKUB Tangsel, Ini Beberapa Catatan Penting yang Dihasilkan
“Insya Allah tahun ini FKUB dapat dana hibah.Saya ngga tahu jumlahnya berapa. Karena ini untuk kemaslahatan umat di Kota Tangerang Selatan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Tangsel, H Dedi Mahfudin yang juga menjabat sebagai Dewan Penasehat (Wanhat) di FKUB menghimbau agar FKUB tertib dalam administrasi.
“Semua perizinan rumah ibadah harus di verifikasi termasuk yang mayoritas,” ujar Kepala Kemenag.
Pertama kali bertugas di Kemenag Tangsel, ungkap Dedi dirinya sulit menemukan file terkait perizinan tempat ibadah.
“Di FKUB jangan seperti itu. Dokumentasi file harus ada. Ketika ada letupan-letupan kecil kita punya dokumentasinya,” kata Dedi.
Selanjutnya disarankan, FKUB sebagai Forum yang menangani banyak hal tentunya harus punya backup data. Kepala Kemenag juga berpesan agar FKUB tidak hanya mengurusi soal perizinan saja, menjadikan momentum 2022 sebagai tahun toleransi, FKUB bisa bersama-sama dengan organisasi yang lain untuk terus membangun komunikasi.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Tangsel, H Fachruddin Zuhri menjelaskan bahwa perjalanan FKUB di Tangsel yang dimulai sejak 18 Agustus 2009 silam, tentu banyak hal yang dialami selama 13 tahun perjalanan. Namun demikian, kata Zuhri peringatan hari jadi diselenggarakan bertujuan lebih kepada melihat secara jernih apa yang sudah dilakukan dan apa yang mesti dikoreksi dalam 13 tahun perjalanan tersebut.
“Dengan Peringatan Hari Jadi FKUB sekaligus Peringatan 17 Agustus ini, harapannya dalam organisasi FKUB itu sendiri ada kesadaran dan pemahaman bahwa mendapatkan mandat dari siapapun itu ada pertanggungjawabannya.
Jangan sampai nama kita tercantum sebagai FKUB, tapi kita tidak berbuat apa-apa, sehingga kesadaran itu kita ingatkan melalui Hari jadi FKUB ke-13 ini. Selanjutnya meningkatkan partisipasi, kinerja kontribusi kepada pemerintah dalam bentuk apapun yang kita anggap mampu kita lakukan,” tandasnya. (mt01)