Monitor, Tangsel- Presiden Joko Widodo berkali-kali harus mengklarifikasi tuduhan terhadap dirinya yang dianggap sebagai bagian dari anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Isu itu telah lama muncul sejak dirinya mencalonkan diri sebagai Calon presiden tahun 2014 silam.
Isu yang mengaitkan Jokowi dengan Partai terlarang itu santer di berbagai daerah, termasuk salah satunya di Provinsi Banten.
Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Syukri Rahmatullah, menyatakan, rakyat kini tak bisa lagi dibohongi dengan isu yang dianggapnya sesat dan fitnah itu. Menurut Syukri, semangat bekerja yang ditunjukkan pemerintahan Jokowi selama ini, telah meluluhkan isu-isu negatif dan berbau fitnah tersebut.
“Isu-isu PKI dan sejenisnya terbukti hanya fitnah untuk mendeskreditkan kepemimpinan Pak Jokowi. Ternyata rakyat melihat hasil kerjanya selama ini, banyak perubahan yang dilakukan. Alhamdulillah, di Banten elektabilitas Pak Jokowi terus meningkat drastis,” klaimnya, Kamis (22/11/2018).
Sebelumnya diberitakan, dalam kunjungan terakhir di Istana Bogor pada Rabu 21 November 2018, Presiden Jokowi kembali menyampaikan, jika tudingan PKI atas dirinya merupakan fitnah. Pernyataan itu terucap dengan dibumbui kelakar yang membuat para Kiai dan ulama yang hadir tertawa lepas.
“PKI dibubarkan tahun 1955/1966, saya lahirnya tahun 1961. Umur saya berarti saat itu masih 4 tahun. Apa ada aktivis balita?” ucap Presiden Jokowi di hadapan Kiai dan ulama yang hadir di Masjid Baitussalam komplek Istana Bogor.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, jika saat ini adalah zaman keterbukaan, tak ada yang bisa ditutup-tutupi. Apabila ia memiliki sejarah latar belakang keluarga yang merupakan anggota PKI, pasti akan diketahui dengan sangat mudah.
“Di Solo NU banyak, Muhammadiyah ada, Persis ada, LDII juga ada, FPI juga ada. Ya tanyakan saja di sana, keluarga saya bagaimana. Saya Muslim, keluarga saya Muslim,” ulas Jokowi.
Jokowi melanjutkan, dirinya memang bukan keturunan bangsawan dan tokoh-tokoh besar. Bukan dari golongan kaya raya, bukan juga dari keluarga pengusaha besar, bukan pula dari keluarga yang memiliki sejarah sebagai elite politik.
“Saya ini hanya orang kampung. Makanya saya dibegitukan, ya biasa saja. Sabar-sabar saja. Ya sabar ya Allah. Tapi saya jawab begini boleh juga kan? empat tahun saya diam saja,” ucapnya.
Dalam acara silaturahim itu sendiri, ada sekitar 75 kiai dan ulama yang hadir. Adapun, Presiden Jokowi sendiri didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Setelah bertemu singkat di Masjid, Jokowi dan para ulama melanjutkan kegiatan yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Kepresidenan Bogor.(bli)