Monitor, Kabupaten – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, bahwa hingga tahun 2030 mendatang Indonesia membutuhkan sekira 9 juta Sumber Daya Manusia (SDM) digital talent. Mengejar capaian itu, pemerintah telah membuat program “Digital Talent Scholarship”.
Digital Talent Scholarship sendiri merupakan
beasiswa pelatihan intensif yang diberikan guna menyiapkan SDM dalam mendukung transformasi digital menuju Industri 4.0, serta peningkatan ekonomi digital.
Untuk tahun 2019 ini, sedikitnya ada kuota 20 ribu beasiswa yang diberikan, jauh lebih banyak dibanding tahun 2018 lalu yang hanya mencapai 1000 beasiswa. Meski begitu, peningkatan jumlah penerima beasiswa akan terus digenjot hingga target 9 juta pada tahun 2030 akan tercapai.
“Kita butuh 9 juta digital talent hingga tahun 2030. Tahun ini 20 ribu, bagaimana prosesnya? kita libatkan semua pihak, jadi bukan lagi berfikir out of the box, tapi sudah no box,” kata Rudiantara saat menghadiri Retrospekt! Binar Comunity di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (16/3/2019).
Dipaparkan Rudiantara, kondisi transformasi digital saat ini berada pada akselerasi tertinggi. Hal demikian, didukung pula jaringan internet yang bisa diakses dengan mudah dari seluruh negeri, hingga meledatnya pertumbuhan startup.
“Kita semua tentu sudah tahu betapa pesatnya perkembangan digital di Indonesia. Tetapi dibutuhkan kontribusi semua pihak agar manfaat dari transformasi digital dapat dirasakan secara menyeluruh, baik melalui kolaborasi maupun peningkatan kualitas pendidikan digital bagi SDM,” sambungnya.
Program digital talent dapat menjadi salah satu sarana di mana pihak korporate, startup, komunitas, dan media dapat berkolaborasi dengan pemerintah membentuk ekosistem digital yang kohesif. Dia mencontohkan, jika kawasan BSD City berperan menjadi setara Silicon Valley seperti yang ada di Amerika Serikat (AS).
“Di kawasan ini terdapat sejumlah institusi pendidikan di bidang IT. Sementara itu, pemerintah menyediakan dua puluh ribu beasiswa tahun ini untuk mencetak digital talent, bekerjasama dengan universitas, dosen, mentor serta tempat dari perusahaan besar. Hal ini dilakukan, agar Indonesia mampu bersaing di era industri 4.0,” ungkapnya
Program ini bisa diikuti oleh lulusan SMK, D3, dan S1 dengan usia tidak lebih dari 29 tahun. Sementara dari kalangan industri, maupun ASN yang ingin ikut harus berusia tidak lebih dari 33 tahun.
Rudiantara menjelaskan, pendanaan program ini dikerjasamakan antara pemerintah dengan perusahaan teknologi global seperti Microsoft, Cisco, dan Google. Mereka juga menyiapkan silabus dan kurikulum. Sementara perguruan tinggi menyediakan ruang belajar dan tenaga pengajar.
“Semua beasiswa, tidak ada yang bayar. Bahkan nanti diberi kita siapkan (uang) transportnya,” ucapnya.
Sementara, Project Leader Digital Hub Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan, dalam jangka panjang BSD City akan menjadi ekosistem digital terdepan di Indonesia. Rencana tersebut dimulai dari pengembangan digital talent pool yang ada di area BSD City.
Keberadaan sekolah-sekolah digital di lingkungan BSD City seperti Apple Developer Academy, Binar Academy, Techpolitan, Purwadhika Startup & Coding school, Geeksfarm, Esport training center akan mempercepat pergerakan menuju smart city, sekaligus mendukung ekonomi digital Indonesia di masa depan.
“Akan ada arus masuk pelaku digital ke BSD City untuk belajar, bekerja serta berkreasi sehingga fokus digital ekonomi akan berada di BSD City. Kami berharap bisa menjadi kiblat ekonomi digital di Indonesia dan di Asia Tenggara dalam kurun waktu secepatnya,” jelas Irawan.(bli)