Monitor, kabupaten – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) terus berupaya mengembangkan destinasi wisata di tanah air. Diyakini, ke depan kunjungan wisatawan akan lebih meningkat seiring dengan bertambahnya destinasi wisata.
Sebagaimana diketahui, kini Kementerian Parekraf tengah mengebut pembangunan lima destinasi super prioritas agar siap menyambut kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Kelima destinasi itu adalah Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
Guna menopang pencapaian kualitas dan kuantitas destinasi itu, Kementerian Parekraf sangat terbuka dengan kerjasama berbagai pihak. Termasuk juga keterlibatan kalangan kampus dalam mengembangkan potensi yang ada.
“Kami mengapresiasi mahasiswa yang turun ke lapangan dan berinteraksi dengan industri di masing-masing daerah. Kemudian nanti hasilnya mahasiswa memberikan masukan baru terkait tata kelola dan daya tarik destinasi wisata. Banyak yang baru (destinasi), beberapa memang butuh pendalaman lagi,” terang Feri Suprapto, Kasubbid Fasilitasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Parekraf di Universitas Prasetiya Mulya, Pagedangan, Tangerang, Senin (13/1/2020).
Dilanjutkan Feri, kerjasama dengan kalangan kampus telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Upaya itu lebih kongkrit, lantaran apa yang dihasilkan dalam penelitian mahasiswa di lapangan bisa menyegarkan kembali keberadaan destinasi wisata tanah air.
“Kami sudah menjalankan ini bertahun-tahun. Kalau berinteraksi dengan kampus, kami senang sekali, jadi dapat masukan. Ini baik untuk pengambilan kebijakan. Sehingga policy itu bisa uptodate dan fresh, ini manfaatnya,” terangnya.
Kementerian Parekraf sendiri hadir sebagai tim penjuri dalam perlombaan penelitian destinasi wisata “Experience Leisure Collavoration (ELC) 2020” pada S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya. Pesertanya terdiri atas 16 kelompok yang berasal dari mahasiswa semester V dan VII.
ELC 2020 dibagi atas 4 area penelitian, yakni di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Tangerang Selatan. Setiap kelompok ditugasi melakukan field observasi ke sebuah destinasi yang terletak di area keempat objek penelitian.
Para mahasiswa yang tergabung dalam berbagai kelompok itu dituntut untuk mampu mendefinisikan “consumer persona”, memetakan “Existing journey”, meriset pemasaran baik qualitative maupun quantitative, serta mengajukan “Journey”.
Sementara, Direktur Program Sarjana Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universias Prasetiya Mulya, Christina Yosevina, menuturkan, sebanyak 16 karya dari kelompok yang terlibat membedah potensi destinasi wisata di 4 lokasi. Hasil karya itu beberapa pernah ditindaklanjuti, misalnya beberapa waktu lalu saat bekerjasama dengan Jaya Ancol dan pemerintah daerah Bogor.
“Misalnya tentang sejarah Daan Mogot, kan kita taunya itu hanya nama jalan saja, tapi anak-anak menemukan rumah dan cerita historisnya. Tentu harapannya, temuan-temuan ini bisa membuka mata kita. Kalau di Kota Tangsel itu karya saat ini ada mengenai Situ Gintung (Ciputat Timur), Hutan Kota (Serpong), ada Kebun Ide (Bintaro),” ucapnya.
Masih kata Christina, tujuan dan manfaat dari penelitian ini mencakup banyak hal, di antaranya mengembangkan destinasi dari sudut pandang milenial, meningkatkan pengembangan ekonomi kreatif dalam negeri, memahami destinasi dalam negeri, ide-ide yang dilahirkan bisa menjadi alternatif dalam pengembangan sebuah destinasi.
“Jadi dengan karya ini masyarakat lebih bisa mengetahui destinasi wisata di suatu area,” tandasnya.(bli)