Monitor, Pandeglang- Kementerian Sosial menyalurkan santunan ahli waris dan jaminan hidup (Jadup) untuk korban tsunami selat sunda senilai 4.096,8 milyar.
Mewakili Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat menyerahkan secara langsung kepada ahli waris dan korban di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pandeglang.
“Bapak Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan salam hormat bapak ibu. Dan sudah tentu, Beliau berpesan bahwa musibah yang pernah terjadi, yang kita alami bersama pada saat kejadian tsunami, tanggal 22 Desember yang lalu itu menjadi bagian dari muhasabah diri kita sendiri dan juga bagi korban yg dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Semoga korban meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Aamiin yaarabbal ‘alamiin”, papar Harry, Rabu (27/06/2019).
Pada masa saat ini, lanjut Dirjen, sudah masuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi, dimana Kementerian Sosial atas instruksi dari Bapak Presiden RI, Bapak Ir. H. Joko Widodo untuk melakukan rehabilitasi sosial, yang di dalamnya termasuk memberikan perlindungan dan pemulihan sosial.
“Salah satu wujudnya yaitu memberikan perhatian terhadap korban yang meninggal dalam bentuk santunan ahli waris dan jaminan hidup”, paparnya.
Bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban penderitaan atau memberikan tambahan untuk kebutuhan-kebutuhan dasar maupun kebutuhan lain ketika masa tanggap darurat atau bahkan transisi darurat sudah selesai.
“Kami mendengar sebagian masyarakat ada yang sudah tinggal bersama saudara atau kerabat, ada yang tinggal di hunian sementara”, tuturnya.
Pemerintah sangat berhati-hati dalam menyalurkan bantuan agar tepat sasaran sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Pemerintah juga mengapresiasi kesabaran korban tsunami dalam menunggu cairnya bantuan.
“Jangan sampai niat baik dari pemerintah, kalau tidak tertib administrasi di kemudian hari ada yang tidak kita harapkan. Bantuan yang diberikan sebagai sebuah kewajiban negara itu kan harus tepat sasaran. Sehingga kalau verifikasinya yang dilakukan oleh tim dari Kemensos, Tim Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten beserta jajaran Pemerintah Daerah, sedikit rumit dalam penetapannya”, ungkapnya.
Bahkan berikutnya, lapis kedua pihak bank pun melakukan verifikasi ulang dengan memadankan data dari dukcapil. “Itulah yang membuat penyaluran memakan waktu yang cukup panjang, apalagi untuk korban tsunami”, tandasnya.
*Berikut Penyaluran Bantuan Sosial Lampung Selatan*
Untuk bantuan di Kabupaten Lampung Selatan senilai Rp. 2.341.800.000,-, terdiri dari Jaminan Hidup untuk 1.178 jiwa sebesar Rp. 10.000,- perhari perjiwa selama 60 hari sebesar Rp. 706.800.000,-. Santunan ahli waris untuk 109 jiwa masing-masing Rp. 15.000.000,- sehingga totalnya senilai Rp 1.635.000.000,-.
Penyerahan bantuan dilaksanakan di Aula Sebuku Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan yang dihadiri oleh Direktur PSKBA, Margowiyono dan Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Drs. Sumarju Saeni, M. Sc., Dandim Letkol. Czi Komara, Kapolres Lampung Selatan AKBP. M. Syarhan, Kepala BPBD I Ktut Sukerta, serta LO. BNPB Letkol Hadi.
Sementara, penerima bantuan di Kabupaten Pandeglang, Banten sebanyak 117 jiwa. Mereka mendapatkan santunan ahli waris dengan total bantuan sebesar 1,755 milyar. Santunan disalurkan secara non tunai melalui Bank BRI.
Dalam sambutannya, Plt. Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto menyampaikan bahwa penerima santunan seluruhnya berjumlah 122 orang, dan telah disampaikan sebanyak 13 orang, yang diberikan secara simbolis oleh Menteri Sosial pada saat berkunjung ke lokasi terdampak bencana tsunami sebanyak empat orang dan sembilan orang diserahkan di lokasi pengungsian tenis indoor Kalianda.
Nanang juga mengharapkan bantuan yang diterima agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif. “Kepada saudara-saudara penerima bantuan, saya berharap agar kiranya bantuan yang diberikan ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dibelanjakan untuk hal-hal yang sangat mendesak, dan akan sangat bermanfaat lagi apabila bantuan yang diterima tersebut dipergunakan untuk dana stimulan usaha, sehingga saudara-saudara akan dapat lebih mandiri”, harapnya.
Terpisah, Bupati Pandeglang, Irna Narulita dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang selalu mencurahkan perhatian kepada korban tsunami Selat Sunda, khususnya warga Pandeglang.
Rudi Saputra, warga Lampung Selatan yang datang bersama istrinya menerima santunan ahli waris sebesar 30 juta karena kedua anaknya meninggal dunia saat terjadi tsunami. “Saat terjadi tsunami, kedua anak saya menjadi korban meninggal dunia, yang satu usia 3,5 tahun dan yang besar 8 tahun”, tuturnya sambil terbata-bata.
Ia mengaku kalau uang yang diterima akan dimanfaatkan untuk memulai membuka usaha yang hancur juga akibat tsunami. “Uang ini akan saya pakai modal usaha buka counter hp (handphone) dan alat-alat listrik, karena sebelumnya (tsunami) saya usaha itu”, tandasnya.
Akibat tsunami yang menerjang rumahnya membuat kaki kirinya patah tulang dan sampai saat ini masih belajar jalan dengan menggunakan alat bantu. “Baru sebulan yang lalu saya mulai belajar berjalan dengan alat ini, sebelumnya hanya di tempat tidur aja”, papar Rudi sambil menunjuk alat bantu yang ada di hadapanya.
Sedangkan, salah satu ahli waris bernama Ninin dari Kampung Ketapang, Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur merasa terharu ketika menerima simbolis bantuan. “Dapat bantuan berupa uang nilainya 15 juta, itu udah saya terima, udah ada uangnya”, katanya.
Ninin menuturkan bahwa bantuannya diperuntukkan bagi korban jiwa tsunami yang meninggal. “Yang meninggal Bapak saya. Kejadiannya, Hari Sabtunya Bapak ke laut, biasa berangkat pas malam Sabtunya ga balik lagi, hilang pas di laut”, tuturnya sambil mengusap air mata. (ben/red)