Monitor, Tangsel- Memasuki usianya ke-59, ( 28 Oktober 1958 – 28 Oktober 2017) Organisasi Mahasiswa Pancasila (Mapancas) memiliki peran penting dalam membangun Indonesia. Di usia Mapancas yang tidak muda lagi dan terbilang matang tersebut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Mapancas, Medi Sumaedi mengajak kepada seluruh keluarga besar Mapancas untuk sama-sama membangun organisasi.
“Marilah kita bersama-sama berpikir untuk membesarkan Mapancas di Tanah Air yang kita cintai ini, yakni Indonesia. Dimulai dari pusat hingga ke daerah, semua memiliki peran yang sama untuk memajukan Organisasi Mapancas. Bangun dan isilah rumah besar kita ini dengan semangat pantang menyerah, karena kita semua bisa,” ungkap Medi.
Selanjutnya, bagi Organisasi Mapancas, memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, merupakan momentum yang sangat bersejarah, dimana sejak 28 Oktober 1928 silam, pemuda Indonesia telah menyatakan sikapnya secara tegas dan berkeyakinan kuat terkait tiga hal, yakni satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia. Meskipun 17 tahun kemudian Indonesia baru merdeka, namun tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak sejarah dimulakannya kehidupan berbangsa yang dideklarasikan oleh pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai daerah.
Hal tersebut diungkapkan Medi Sumaedi kepada monitor tangerang.com via sambungan selulernya, Sabtu (28/10) pagi. Menurutnya, tekad itu harus diaplikasikan oleh pemuda hari ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terkait penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Medi juga mengatakan, warga dari etnis manapun yang mengaku menjadi warga negara Indonesia, seharusnya bisa memaknai tonggak sejarah Sumpah Pemuda 1928 dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tidak terkecuali kaum etnis keturunan China sekalipun.
“Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan harus benar-benar diwujudkan. Salah satu contoh penggunaan bahasa China dalam pergaulan sehari-hari kaum etnis tersebut saat ini, tentunya membuat khawatir sebagian besar masyarakat Indonesia justeru akan memicu terjadinya disintegrasi bangsa,” ujarnya.
Bangsa manapun, sambung Medi, ketika sudah menjadi bagian dari Indonesia, tentu saja harus menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
“Pemuda saat ini, tentu saja memiliki peran penting dalam melakukan penyadaran akan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan,” tambahnya.
Peringatan Sumpah Pemuda urai Medi, harus dijiwai dan dimaknai oleh anak-anak muda agar bisa berkarya dan berbuat sesuatu yang baik untuk bangsa dan negaranya. Bukan hanya sekedar seremonial saja, melainkan dimaknai secara mendalam.
Ketua Mapancas juga berharap, meskipun tahun ini sudah memasuki tahun politik, pemuda Indonesia harus tetap bisa menjaga keutuhan NKRI meski berbeda pandangan politik. “Pemuda Indonesia harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan serta ikut berkarya membangun negara,” tuturnya.
Momentum peringatan sumpah pemuda juga menjadi bahan introspeksi diri para pemuda agar kedepan menjadi lebih baik dan berperan aktif dalam membangun Indonesia. (mt02)