Monitor, Tangsel – Warga di sekitar Masjid Al-Jariyah, RT05 RW08, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), memertanyakan transparansi dana kompensasi pemasangan kamuflase tower di dalam menara Masjid Al-Jariyah.
Tower dalam menara masjid itu beroperasi sejak tahun 2014. Letaknya persis di bagian sisi masjid, berdampingan dekat tempat wudhu dan toilet. Disebutkan, pada awal pemasangan pihak pengelola tower memberikan kompensasi senilai ratusan juta untuk kas masjid tersebut.
Pantauan di lokasi, Masjid Al-Jariyah memang terletak di tengah pemukiman padat. Saat memasuki gerbang masjid, hanya terlihat seorang pria paruh baya sedang bersih-bersih di dalam area masjid. Setelah mendapat izin darinya, lantas Monitor mengambil foto area tower.
Bangunan tower menara itu berbentuk persegi empat dengan panjang sekira 5 meter dan lebar sekira 3 meter. Ketinggian yang tertera mencapai 32 meter. Pada info didinding menara, tercantum keterangan “Tower Bersama Group Infrastructure – Solusindo Kreasi Pratama”.
Informasi yang dihimpun, pembangunan tower di dalam menara masjid itu awalnya sempat terganjal persetujuan warga. Namun pengelola akhirnya memberikan kompensasi kepada kas masjid, disebut besarannya sekira Rp500 juta selama periode tertentu. Akhirnya warga pun menyetujui pemasangan tower tersebut.
“Waktu awal doang itu ada kompensasi, nilainya kalau nggak salah 500 juta buat masjid. Nah masalahnya kita belum pernah denger transparansinya gimana, digunakan buat apa uangnya. Kan kalau hari Jumat yang diumumin cuma kas infaq yang lain,” ujar S, warga sekitar saat dikonfirmasi, Kamis (13/8/2020).
Menambahkan itu, warga lainnya berinisial M juga membenarkan apa yang disampaikan S. Banyak warga yang tak pernah diberi sosialisasi penggunaan dana kompensasi tersebut. Mereka rata-rata sungkan menanyakannya langsung kepada pengurus.
“Ya kita kan warga nggak enak juga nanyain hal begitu, takutnya salah paham kan. Tapi ya paling nggak dari pengurus DKM punya inisiatif jelasin ke jamaah. Memang itu kan uang kompensasi untuk masjid, jadi kalau digunakan untuk keperluan masjid ya bagus, pasti kita dukung, cuma harus disampein pembukuannya juga ke jamaah biar sama-sama terbuka,” ungkap M terpisah.
Untuk mengonfirmasi kekisruhan itu, Monitor sendiri berupaya mencari akses untuk mengonfirmasi langsung aspirasi warga kepada pengurus DKM Masjid Al-Jariyah. Namun hingga berita ini ditulis, belum juga mendapatkan akses mengubungi para pengurusnya.(bli)