Monitor, Tangsel- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alex Marwata, menyerukan kepada anak-anak muda dan mahasiswa memperkokoh integritasnya sejak dini. Hal itu diperlukan untuk mencegah munculnya praktik korupsi pada saat memasuki dunia kerja di waktu mendatang.
Menurut Alex, integritas adalah persoalan inti yang paling berat ditangani. Sebab itulah, kata dia, banyak kepala daerah atau pejabat lainnya yang tertangkap korupsi. Tercatat, sedikitnya ada sekira 27 kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK yang terjadi sepanjang tahun 2018 ini.
“Kita butuh peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi, termasuk perguruan tinggi kedinasan seperti ini (STAN). Integritas jadi persoalan yang paling berat. Hampir semua kepala daerah yang ditangkap itu sudah menandatangani fakta integritas,” katanya saat mengisi diskusi ‘Integrity Day Festival’ menyambut Hari Anti Korupsi di STAN Bintaro, Pondok Aren, Tangsel, Minggu (9/12/2018).
Namun Alex menjelaskan, fakta integritas yang ditandatangani para pejabat itu hanyalah simbol semata. Karena pada dasarnya, integritas berkaitan dengan mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga harus diimplementasikan pada tindakan.
“Integritas itu harus diimplementasikan, karena kunci mencegah korupsi adalah integritas yang kokoh,” imbuhnya.
Dilanjutkannya, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia tahun ini memiliki skor 37, sama dengan tahun sebelumnya 2017. Meski begitu, ada peningkatan 17 poin yang dicapai Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya seperti Vietnam naik 10 poin, Thailand naik 7 poin, China 6 poin, bahkan Malaysia justru minus (-) 6 poin.
“Memang praktik korupsi ini sudah luar biasa, bahkan sampai pengadaan kitab suci Alquran pun dikorupsi. Indeks persepsi korupsi kita memang stag di angka 37, tapi ada peningkatan jika dilihat secara periodik,” ungkap Alex.
Oleh karena itu, masih kata dia, solusi pencegahan korupsi harus ditempuh pula dengan target jangka panjang. Artinya sejak dini integritas itu terus diperkuat, terutama bagi kalangan milenial seperti mahasiswa dan pelajar sebelum memasuki dunia kerja usai lulus kelak.
“Sejak sekarang integritas kalian harus diperkokoh, karena nanti ketika sudah terjun ke dunia kerja, kalian akan menghadapi pimpinan dengan karakter masing-masing. Jika pimpinannya baik, maka akan mudah menjaga integritas itu. Akan tetapi jika pemimpinnya tidak baik, maka butuh perjuangan keras dalam mempertahankan integritas kalian,” tegasnya.
Sementara itu, Kejari Kota Tangsel Bima Suprayoga yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu menuturkan, jajarannya telah turun ke sekolah-sekolah yang ada guna melakukan penyuluhan pencegahan korupsi. Tujuannya adalah, memberikan pemahaman kepada siswa agar lebih mengenali hukum dan menjauhi hukuman.
“Semua itu tergantung integritas kita sendiri, maka nya kami menyambut Hari Anti Korupsi hari ini telah masuk ke sekolah-sekolah mengenalkan tentang hukum. Meskipun upaya kami cukup banyak, seperti Jaksa Masuk Kelurahan (JMK), mendampingi pemerintahan dalam pemberantsan korupsi, dan sebagainya,” ujar Bima.(bli)