Monitor, Kabupaten- Artificial Intelligence (AI) seolah menjadi dua mata pisau yang bisa melukai siapapun. Di satu sisi AI menjadi alat yang mampu mempermudah pekerjaan seseorang. Namun di sisi yang lain AI justru menjadi ancaman sebab perkembangannya dinilai akan menggantikan pekerjaan seseorang.
Revolusi industri besar-besaran ditakutkan akan kembali mengancam eksistensi manusia. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) secara khusus mengangkat isu AI ini dalam agenda wisuda XXV yang diadakan di ICE BSD.
Mengangkat tema “Harnessing AI for Competitive Edge: Strategies for Sustainable Workplace Innovation”, wisuda kali ini menghadirkan Hammam Riza – Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) dan Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai pembicara utama.
“AI yang ada saat ini dalam perkembangannya telah melalui waktu yang sangat panjang. Mulai tahapan machine learning, deep learning, hingga yang ada saat ini. Generative AI tak hanya memberikan analisis data saja, namun juga mampu
memberikan konten yang baru” ujar Hammam, Sabtu (13/1/2024).
Hammam memaparkan mengenai banyak peluang yang bisa dimanfaatkan seiring dengan perkembangan AI. Hal ini menjadi angin segar bagi banyak orang yang merasa terancam dengan kehadiran dan perkembangan AI. Peluang ini juga menjadi inspirasi yang baik bagi 1284 wisudawan agar bisa mengembangkan AI sebagai alat mereka dalam berkarya setelah lulus.
“Perkembangannya sampai pada integrasi AI di kehidupan yang mendorong inovasi yang berkelanjutan. AI di dunia kerja akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan mendorong kreativitas berdasarkan kemampuan mengolah data. Lebih dari 70% Perusahaan secara global sudah menyatakan niatnya untuk berinvestasi untuk memanfaatkan AI. Pengetahuan akan AI akan memberikan nilai lebih bagi sumber daya manusia,” tutur Hammam.
Friska Natalia Wakil Rektor Bidang Akademis UMN mengutarakan, terkait perkembangan AI terutama di lingkungan akademis. Friska menyebutkan bahwa proses perkuliahan di UMN juga melibatkan AI terutama dalam memahami cara kerja dan kegunaannya.
“Pasti AI akan memudahkan pekerjaan yang kita lakukan. Namun, di lingkungan akademis tidak bisa kemudian langsung menggunakan AI sekadar sebagai jalan pintas. Kita
justru mengajak mahasiswa untuk kritis dalam menggunakan AI, mana yang bisa dimanfaatkan dan mana yang justru berbahaya bagi perkembangan pengetahuan kita,” ujar Friska.
Sementara, Ninok Leksono, Rektor UMN Ninok Leksono dalam sambutannya menyampaikan bahwa segala pengetahuan yang telah diberikan oleh UMN diharapkan tidak berhenti begitu saja setelah wisuda. Ninok berharap, wisuda ini bukan menjadi akhir namun justru menjadi awal lulusan membuktikan ilmunya.
“Kami berharap, wisudawan mendapat inspirasi untuk menggali lebih jauh peluang teknologi termasuk AI. Kami siapkan semuanya sejak awal mahasiswa masuk hingga hari ini diwisuda, semua bicara soal perkembangan teknologi, tak lain dan tak bukan agar semua lulusan nantinya bisa unggul di dunia kerja,” ungkap Ninok.
Ninok mengungkapkan bahwa UMN tidak pernah mau tertinggal dari topik-topik kemajuan teknologi. Berbagai kegiatan mahasiswa disiapkan sedemikian rupa untuk dekat dan kritis dengan teknologi.
“Selamat dan proficiat karena hari ini sudah diwisuda. Gali terus sampai dalam penggunaan teknologi hingga mampu berdampak baik bagi lingkungan. Pintar itu penting, tapi yang juga tidak kalah penting adalah perilaku, sopan santun, bisa bekerja secara teamwork, dan memiliki komunikasi antarpersonal yang baik,” tutup Ninok (abe)