Monitor, Serpong – Merambahnya bisnis penggunaan mata uang digital dalam berinvestasi terus mengalami peningkatan di kancah global. Begitupun di Indonesia, sejumlah mata uang digital atau Cryptocurrency bersaing satu sama lain menyuguhkan berbagai kemudahan dan keuntungan. Namun, masyarakat diingatkan agar berhati-hati dan jeli dalam memilih Initial Coin Offering (ICO) yang ditawarkan.
ICO sendiri bisa diterjemahkan sebagai sebuah tim yang tengah menjalankan suatu project. Kemudian untuk mendapat dana dalam menjalankan projek itu, dibukalah ruang partisipasi dengan cara mengirimkan dana melalui metode pembayaran yang telah di tentukan agar mendapatkan token dari projek tersebut.
“Kalau Cryptocurrency itu memang menjangkau global, bukan cuma Indonesia, bisa menjangkau global payment, global transfer, global loans, dan macam-macam. Peluang bisnisnya sangat besar, tapi investor mesti hati-hati dengan menentukan ICO itu, mereka harus tahu dan mengerti dulu tentang projeknya, apa saja yang menarik,” ungkap Toto Kurnia, Co-founder KryptoSEA, usai seminar bertema “Tips Membeli ICO Yang Tepat” di auditorium 9, BSD Green Office Park, Tangerang, Senin (27/8/2018).
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh para investor sebelum menentukan ICO antara lain,
yaitu dengan menggali informasi sedalam mungkin mengenai projek yang sedang digarap. Pada langkah itu, latar belakang personal tim ICO bisa dicek satu-persatu.
Selanjutnya, amati pula protofolio dan data personal tim ICO tersebut melalui situs Linkedin, disana akan terlihat daftar riwayat pekerjaan mereka. Dengan begitu, bisa dipertimbangkan soliditas dari tim ICO yang tengah menjalankan projek itu.
Berikutnya adalah mengecek, sejauh mana eksistensi mereka di dalam tim. Upaya itu bisa dipantau dari aktifitas komunikasi pada aplikasi grup Telegram yang mereka miliki. Jika pembicaraan grup diramaikan dengan pembahasan berbagai isu projek terkini, maka
kondisi demikian menandakan bahwa tim ICO tersebut aktif dalam membangun sebuah tim.
Kemudian langkah terakhir adalah dengan memperhatikan ide projek yang sedang digarap, jika tergolong unik dan berbeda dari ide ICO yang lain, maka peluang keberhasilan dan kesusksesan ICO tersebut makin terbuka lebar.
“Sekarang ini banyak sekali projek-projek baru bermunculan dan mencoba menggalang dana melalui ICO, dan jangan lupa ada juga yang ingin menipu. Banyak sekali projek yang mempunyai dasar ide sama satu sama lain, dan itu tentunya berpotensi besar untuk gagal,” imbuh Toto.
Seminar mengenai Cryptocurrency itu sengaja dihelat di kawasan BSD City, langkah itu seiring dengan bertransformasinya kawasan BSD menjadi Integrated Smart Digital City yang disertai pembangunan sebuah kawasan Digital Hub, yakni sebuah kawasan khusus bagi pelaku usaha di dunia industry IT dan Teknologi Digital.
“Sebuah kebanggaan bagi kami jika kawasan BSD City dapat menjadi host venue perhelatan acara Krypto Event. Kami menyadari, kemajuan teknologi berimbas pada semua sektor termasuk sistem pembayaran ke dunia digital seperti Cryptocurrency,” ujar Irawan Harahap, Digital Hub Project Leader di lokasi yang sama.
Saat ini diketahui, teknologi Blockchain dan Cryptocurrency telah menjadi fenomena global yang dikenal luas. Bahkan banyak perusahaan di dunia juga akhirnya berlomba memanfaatkan teknologi Blockchain untuk berbagai bidang, serta menciptakan Cryptocurrency mereka masing-masing.
Tak ingin tertinggal, Indonesia pun terjun dalam bidang ini. Salah satunya dengan melahirkan KryptoSEA, Platform Fintech produk lokal yang menjembatani antara dunia keuangan tradisional dengan keuangan berbasis teknologi Blockchain. Platform ini adalah proyek ICO yang bisnisnya berfokus pada Cryptocurrency Exchange di wilayah South East Asia (SEA). (bli)