Monitor, Tangsel – Pemerintah kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) bersiap menggelar simulasi pemberian vaksin Covid-19. Sementara ini, jumlah yang terdata untuk divaksin mencapai sekira 900 ribuan jiwa.
Pemerintah pusat sendiri masih merumuskan pemberian vaksin pada wilayah tertentu. Di mana akan diprioritaskan pada zona merah yang tingkat penyebaran virus maupun angka kematian akibat paparannya terbilang tinggi.
Meski belum mendapat hasil keputusan dari pemerintah pusat, Pemkot Tangsel melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus bersiap meggelar vaksinasi. Di antaranya dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar guna mengantisipasi kebutuhan vaksinasi.
“Kita sudah anggarkan Rp5 miliar, sebagai antisipasi saja,” kata Plt Kepala Dinkes Kota Tangsel, Deden Deni, Jumat (27/11/2020).
Menurut Deden, sementara ini ada sekira 900 ribuan warga yang akan divaksin. Hanya saja, kriterianya diprioritaskan kepada usia 18-59 tahun. Serta mereka yang bertugas sebagai dokter dan tenaga kesehatan (Nakes) Covid, TNI-Polri, ASN, guru, dan masyarakat umum.
“Kita koordinasi dengan Dinkes Provinsi sama Kemenkes, kan Jobdesknya belum ada. Jadi kita masih koordinasi. Hasil koordinasi terbaru ya angka itu (900 ribu warga). Kita nunggu arahan, adapun kapan waktunya kita nunggu informasi dari pusat. Tapi kita juga pasti nanti ada simulasi, Bu Wali (Airin) mengatakan akan ada simulasi di kita,” sambungnya.
Dijelaskan dia, anggaran Rp5 miliar disiapkan untuk mendukung berbagai kebutuhan dalam vaksinasi Covid nanti. Termasuk di antaranya adalah yang berkaitan dengan hal teknis di lapangan. Kata dia, sekalipun digratiskan dari pemerintah pusat namun pemerintah daerah tetap harus menyiapkan langkah antisipasi.
“Kan kita harganya (vaksin) belum tahu. Itu antisipasi kita seandainya tidak terpenuhi dari pusat, jadi kita siapkan anggaran itu,” ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, bahwa pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Salah satunya berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam program vaksinasi.
“SDM yang dibutuhkan tentunya akan menyesuaikan dengan jumlah peserta vaksinasi,” katanya saat konferensi pers.
Selain itu, koordinasi yang dilakukan juga meliputi berbagai sarana pendukung yang dibutuhkan saat program vaksinasi dilakukan. Untuk memastikan kesiapan ini, Wiku mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan peninjauan terhadap simulasi vaksinasi yang dilakukan di Puskesmas Tanah Sareal Bogor pada tanggal 18 November 20020.
“Ini dilakukan tentunya dalam rangka memastikan bahwa seluruh prosesnya dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Wiku juga menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang melakukan finalisasi untuk menentukan daerah prioritas yang akan memperoleh vaksin. Hal ini ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
“Seperti jumlah kasus positif, jumlah penduduk, luas, wilayah, dan sebagainya,” pungkasnya.(bli)