Monitor, Tangsel – Pengumuman Pasangan calon Muhamad-Saraswati Rahayu dipadati massa kader dan simpatisan salah satu partai di Ruko Malibu BSD, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (11/8/2020).
Pantauan di lokasi, ratusan massa mengenakan atribut partai lengkap berkerumun memenuhi pelataran tenda besar di depan Ruko itu. Nampak pula calon pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diusung, Muhamad – Rahayu Saraswati.
Ironisnya, massa terlihat mengabaikan protokol Covid. Sebagian tanpa masker, sebagian lain membawa masker namun tak dipakai dengan tepat, walaupun dibarisan bangku depan massa nampak tertib mengenakan masker. Kerumunan mereka begitu dekat satu sama lain. Padahal Kota Tangsel sendiri telah memerpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 23 Agustus 2020.
Kegiatan mengundang kerumunan massa itu tak hanya kali ini digelar. Beberapa waktu lalu, massa dan simpatisan dari partai yang sama melakukan hal serupa saat berdemonstrasi di depan Mapolres Tangsel. Berkerumun tanpa mengenakan masker, padahal jumlah kasus Covid terus meningkat.
Saat berusaha dikonfirmasi hal itu, para pengurus kegiatan saling lempar satu sama lain. Hingga akhir kegiatan, tak ada keterangan yang diperoleh dari penyelenggara. Kalaupun ada, itu pun dari Ketua DPC Wanto Sugito yang hanya memberikan keterangan soal lain.
Sebagaimana diketahui, PSBB di Tangsel terus diperpanjang. Pemerintah Kota melalui gugus tugas tengah bekerja keras menekan laju kasus Covid di Tangsel. Jangan kan untuk kegiatan politik, untuk kegiatan keagamaan sekalipun warga dibatasi dan wajib menaati protokol Covid.
Salah satu massa kader di lokasi berinisial YS, mengaku datang ke lokasi guna memberi dukungan kepada pasangan calon yang diusung partainya. Namun dia mengakui lupa mengenakan masker, lantaran kondisinya dirasa sehat seperti biasa.
“Lupa bawa tadi. Tapi kan sekarang kondisi sehat-sehat aja makanya ini dateng, kalau misalnya lg nggak enak badan atau gimana ya mendingan nggak keluar,” katanya di lokasi.
Pakar epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani menilai, peningkatan kasus Covid-19 salah satunya disebabkan ketidakdisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Misalkan penerapan protokol kesehatan itu kan ada yang masyarakat disiplin, kan ada yang tidak. Jadi semakin sulit melakukan prediksi karena intervensinya sudah tidak bisa diukur lagi,” kata Laura kepada wartawan.
Hal itu yang menurut Laura, bahwa di Indonesia belum bisa diprediksi kapan puncak penyebaran virus corona. Menurut dia, kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih kurang. Selain itu, ada beberapa kalangan masyarakat yang menganggap bahwa dewasa ini sudah kembali normal.
“Kemudian juga banyak yang beranggapan ini sudah kembai normal, jadi penerapan itu semakin sulit dilakukan oleh masyarakat,” ujarnya.(bli)