Perempatan Jalan Bhayangkara Banyak Makan Korban, Ini Penyebabnya

oleh -

Monitor,Tangsel – Beberapa ruas jalan umum yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kondisinya nampak rusak. Selain berlubang dan bergelombang tidak rata, permukaan aspal juga dipenuhi kerikil kecil sehingga membuat jalan semakin licin bagi roda kendaraan yang melintas.

Salah satu lokasi itu terletak di Jalan Bayangkara, Pakualam, Serpong Utara. Disana, terdapat persimpangan yang menuju arah Alam Sutera, Jalan Griya Hijau Raya, serta Jalan yang menuju arah Pusdiklantas.

Persimpangan itu pun diapit diantara Kantor Pengawasan dan Pelayanan Beacukai, pusat perbelanjaan, serta Masjid Nur Asmaul Husna. Tak jauh dari lokasi, juga terdapat beberapa pabrik yang tiap hari mengoperasikan kendaraan bermuatan besar.

Kerusakan jalan di sekitar persimpangan itu memang tak seberapa parah, posisinya terpencar satu sama lain. Namun karena termasuk jalur padat kendaraan, arus lalu lintas yang melewati persimpangan itu banyak tersendat oleh adanya kerusakan permukaan jalan.

Salah seorang petugas keamanan Masjid Nur Asmaul-Husna, Dedi Saputra (28) mengungkapkan, kecelakaan hampir sering terjadi di persimpangan itu. Umumnya kendaraan roda dua atau sepeda motor, walaupun pernah juga melibatkan mobil, bahkan hingga gerobak roda dua pedagang.

“Lebih sering motor yang banyak tergelincir, kalau mobil jarang. Tapi pernah juga waktu itu gerobak pedagang terbalik. Kejadiannya saat hujan deras, ada pedagang lewat jalan rusak itu. Karena lubangnya tertutup genangan air, jadi si pedagang ini nggak lihat, terus salah satu roda gerobak pedagang masuk lobang, jadi langsung terjungkal,” kata pria yang telah bekerja sebagai sekuriti Masjid Nur Asmaul Husna sejak 7 tahun silam itu, Selasa (26/2/2019).

Pengendara sepeda motor yang alami kecelakaan, dijelaskan Dede, disebabkan hentakan kendaraan mereka saat menerabas permukaan jalan yang bergelombang dan berlubang. Sementara laju kendaraan lain di belakangnya tak bisa menghindar, hingga spontan menabrak sepeda motor tersebut.

“Kebanyakan pengendara motor itu kaget waktu melintas diatas permukaan jalan yang rusak, akhirnya rem mendadak, ada juga yang saat mengerem roda ban-nya tergelincir, terus ditabrak sama kendaraan lain dari belakang,” ungkapnya.

Pengendara ojek daring yang mangkal di sekitar lokasi turut bercerita, jika setiap kali melintas di persimpangan jalan tersebut selalu memerlambat laju kendaraannya. Hal itu guna menghindari titik-titik permukaan jalan yang bergelombang dan rusak.

“Sekarang sudah mendingan, jadi pernah ada warga sama pedagang di sekitar yang swadaya menambal lubang jalan pakai kerikil, pasir seadanya. Tapi lama-lama ya rusak lagi, berlubang lagi kena banjir. Ditambah lagi disini ada pabrik juga, jadi banyak truk-truk besar lewat,” terang Hasiolan (34), Driver Ojek daring saat beristirahat di depan restoran cepat saji, di dekat persimpangan jalan.

Salah seorang warga sekitar, Ozi (32), menyampaikan, warga sekitar sempat menambal lubang-lubang jalan itu beberapa bulan terakhir. Tapi rupanya, hal demikian tak bertahan lama lantaran materialnya ikut terbawa genangan air hujan yang turun.

“Tambal-sulam begitu aja. Karena kalau nggak dicor, dibeton, nggak bakal tahan lama. Ya bakal hancur lagi aja aspalnya. Memang tinggal di sekitar persimpangan ini aja, kalau yang lainnya sudah dicor semua,” ujar Ozi yang tinggal di belakang kantor Beacukai, Alam Sutera.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Tangsel, Aris Kurniawan, menjelaskan, sebenarnya secara umum 95 persen total ruas jalan utama di Kota Tangsel dalam kondisi cukup baik. Hanya saja, ada beberapa titik yang belum bisa dilakukan perbaikan lantaran terkendala pembebasan lahan.

“Nanti itu mau dilebarkan sekalian. Karena kita itu tergantung pembebasan lahan oleh Dinas Perkimta (Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan), kita menunggu mereka. Setelah tanahnya dibebaskan, baru kita melakukan fisik (Jalan) nya,” ujar Aris dikonfirmasi di kantornya, Setu, Tangsel.

Dikatakan Aris, pelebaran Jalan Bayangkara itu harus membebaskan lahan sekira 800 meter. Sedangkan harga tiap meternya, kini minimal mencapai Rp6jutaan. Sehingga menurut dia, negosiasi harga yang diminta warga untuk pembebasan lahannya cukup memakan waktu yang berlarut.

“Tangsel ini paling murah harga tanahnya permeter sekira Rp6jutaan. Jadi sebenarnya permintaan perbaikan jalan Bayangkara itu sudah ada, tinggal pembebasan lahan saja. Karena itu masuk ringroad kita, ringroad kita kan Alam Sutera, ke ITC Junction, ke Giant, ke Pasar Serpong, terus ke Muncul, ke Unpam, muter sampai balik lagi ke Jalan Bayangkara itu,” imbuhnya.

Masih kata Aris, ada beberapa penyebab yang membuat jalan-jalan mengalami kerusakan. Diantaranya adanya tonase kendaraan bermuatan besar dari Kabupaten Tangerang dan Gunung Sindur (Bogor) yang melintasi jalan-jalan di Kota Tangsel. Selain itu, curah hujan yang tinggi menyebabkan jalan beraspal mengalami kerusakan.

“Diantara penyebabnya itu, ada kendaraan berat yang melalui jalan-jalan di Tangsel. Kemudian ditambah juga dengan curah hujan yang lebat, jadi kalau saluran airnya tidak baik, maka aspalnya akan rusak,” tambahnya lagi.

Dibeberkan Aris, saat ini masyarakat diberi kemudahan untuk melaporkan adanya jalan yang rusak. Pelaporan itu dapat diakses melalui aplikasi berbasis web, android, dan IOS dengan nama Sistem Informasi Manajemen Jalan dan Jembatan (Simanja).

“Sebenarnya untuk jalan-jalan yang rusak bisa dilaporkan melalui Simanja. Setelah dilaporkan melalui aplikasi itu, tim kami langsung jawab dan cek lokasi. Jika kondisinya rusak ringan, kita lakukan perbaiki dengan pemeliharaan. Tapi jika rusak berat, kami akan lakukan pembangunan, tapi dengan perencanaan lebih dulu,” tukasnya.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.