Pola Pembangunan Tidak Jelas, Subandi : RPJMD Kabupaten Tangerang Bisa Gagal

oleh -

Monitor, Kab.Tangerang,- Direktur Eksekutif Visi Nusantara, Subandi Musbah mengungkapkan, bahwa pola pembangunan di Kabupaten Tangerang semakin tidak jelas. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kurang fokus dalam merealisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Sehingga, RPJMD hasil perubahan telihat akan sulit menemukan titik optimal, semuanya bias. Bahkan bisa gagal.

Subandi menyebut beberapa contoh, pola pembangunan yang dilakulan Ahmed Zaki Iskandar tidak tuntas sampai betul-betul dirasakan masyarakat.

“Lihat saja pembangunan Puskesmas Tigaraksa. Sampai hari ini belum selesai. Padahal, tahun kemarin, Pemda Tangerang mengalokasikan Rp 45 milyar untuk pembebasan lahan Rumah Sakit Umum Tigaraksa. Dan tahun ini dianggarkan juga Rp 46 milyar untuk tahap pembangunan,” kata Subandi kepada monitortangerang.com, Selasa (31/5/22).

Padahal, lanjut Subandi, Puskesmas saja belum selesai, sudah ganti judul.

“Ini artinya pola pembangunan daerah tidak fokus,” ujar alumni Sekolah Demokrasi ini.

Selian itu, kata Subandi, pembangunan alun-alun belum juga terlihat bentuknya. Terus dibangun tapi seperti jalan di tempat.

Baca juga : Belum Dapat Bantuan Pemda, Ribuan Guru MDTA di Kabupaten Tangerang Masih Gigit Jari

“Alun-alun itu ikon daerah, wajahnya kabupaten, tapi bentuk dan proses pembangunnya betul-betul membuat publik heran,” sambung Subandi.

Selain itu, ungkap Subandi, 15 program unggulan daerah sampai saat ini belum terasa kehadirannya. Sanitren misalnya, alih-alih menjadi kebanggaan, malah banyak yang mengeluh karena prosesnya yang penuh tanda tanya.

Beberapa ustad atau pimpinam pondok pesantren mengeluh lantaran ada banyak ketidaksesuaian. Antara perencanaan dan realisasi.

Subandi juga menyinggung program Kita Peduli Permasalah Sampah (Kipprah). Pemerintah daerah terlihat gugup menghadapi persoalan yang satu ini. Tumpukan sampah di mana-mana, menjadi pemandangan umum.

Selain Sanitren dan Kipprah, Direktur Visi Nusantara ini juga mengkritisi proses pembangunan di pesisir.

“Katanya ada Gerbang Mapan, tapi dua tahun ini Bupati Tangerang lebih mengutaman satu lokus. Desa Ketapang. Jangan mentang-mentang ingin dianggap sukses sebagai Wakil Presiden Pemsea, semua instansi dan program di satu titik. Keroyokan, seolah ingin mendapat perhatian publik,” ujarnya.

Di akhir masa jabatan Zaki dan Ombi, Subandi meminta untuk optimalisasi pembangunan terus dilakukan. Menyelesaikan yang sudah berjalan. Agar hasil pembangunan selama 10 tahun ini ada rupa. (mt02)

No More Posts Available.

No more pages to load.