Monitor, Kab.Tangerang,- Manager LPK Gyokai Indonesia, Teguh Imam.P mengungkapkan, bahwa LPK Gyokai Indonesia telah menyalurkan sedikitnya 4796 tenaga kerja di wilayah Kabupaten Tangerang.
Dengan jumlah itu, kata Teguh, LPK Gyokai telah berpartisipasi mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Tangerang di masa pandemi.
“Seperti kita ketahui, sejak pandemi banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar dan terjadi PHK besar-besaran, hingga angka pengangguran di Kabupaten Tangerang melonjak tinggi bahkan masuk dalam urutan pertama se Indonesia,” kata Teguh kepada monitortangerang.com, Selasa (22/2/22).
Kata Teguh, Gyokai Indonesia salah satu Lembaga Pendidikan Pelatihan Kerja dan Bimbingan Praktek Kerja Lapangan (PKL), akan terus membatu pemerintah untuk mengentaskan angka pengangguran dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Pemagangan yang dapat membantu menyalurkan pemagangan ataupun hanya menyalurkan tenaga kerja yang berkualitas.
Menurut Teguh, Gyokai Indonesia juga berhasil mengembangkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan menjadi salah satu perusahaan consultant yang handal juga profesional, sehingga Gyokai Indonesia banyak dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dalam penyediaan tenaga kerja yang profesional.
“Gyokai Indonesia menjadi mitra strategis yang lebih produktif, kompetitif dan bertanggungjawab dalam penyediaan tenaga kerja dan pengelolaan jasa pemagangan. Memberikan hasil terbaik dan profesional kepada pengguna jasa sehingga terwujud dan tercapai tujuan perusahaan yang diharapkan,” paparnya.
Sebelumnya, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan, kenaikan laju populasi masyarakat yang bertambah pada kisaran 125.000 hingga 130.000 jiwa per tahun jadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.
Ditambah dengan fakta bahwa pandemi berdampak tak hanya pada angka PHK yang tinggi, namun juga berbarengan dengan banyaknya lulusan di usia produktif jadi dilema bagi keseimbangan kondisi ekonomi.
“Dengan program-program sistem bantuan masyarakat, kita membuka peluang wirausaha baru. Industri di Tangerang sudah mengalami stagnasi, salah satunya karena UMK sudah
mencapai angka 4.230.000,” ungkap Zaki pada acara The 3rd MarkPlus Goes to Government, yang dilaksanakan secara virtual, pada Jumat (11/2/22) lalu.
Dari segi pertanian dan perikanan pemerintah menyadari adanya potensi, misalnya pada produk kulit salmon yang telah merambah pasar Korea Selatan.
“Kita memberikan banyak sekali bantuan pada petani, peternak, dan para pemuda yang sekarang bergerak di urban agriculture. Bantuan bisa berupa bibit, pupuk, serta subsidi untuk kegiatan-kegiatan mereka,” tambahnya.
Tentunya, kata Zaki, dibutuhkan pasar yang besar untuk memasarkan hasil produksi tersebut guna mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan petani dalam menjalankan usaha taninya, hal ini kemudian juga menjadi perhatian pemerintah daerah Tangerang melalui penyaluran akses permodalan, subsidi bunga pinjaman, hingga bantuan ketahanan pangan.
“Untuk akses permodalan, bisa melalui koperasi yang memiliki anggota serta badan usaha yang jelas. CSR dari mitra swasta pemerintah daerah juga jadi solusi” terang Zaki.
“Skemanya ada subsidi bunga untuk para kreditur di BPR, kemudian ada UPDB dan LKM bagi nasabah-nasabah yang mengalami pinjaman, kita bantu berikan insentif untuk menutupi bunga pinjaman mereka. Kemudian ada bantuan ketahanan pangan, kita bisa
berikan bantuan untuk membuka tambak-tambak baru agar bisa berkembang,” ujarnya.
Hal tersebut terus diupayakan guna pemulihan ekonomi pasca pandemi, meski saat ini pihaknya menaruh atensi pada tingginya angka kasus COVID-19 di Tangerang.
Zaki menjelaskan, indeks pembangunan manusia Kabupaten Tangerang terjadi peningkatan, capaian tahun 2021 mencapai 72,29% dan terjadi kenaikan sebesar 0,51% yoy.
Mengenai RPJMD, pemerintah Tangerang menargetkan 7,81 triliun tahun ini,
“Mungkin di 2022 ini kita hanya akan mencapai 6,02 triliun rupiah.”, ungkap Zaki.
Sementara, di tahun sebelumnya,
RPJMD pemerintah Tangerang mencapai 5,74 triliun dari target 6,31 triliun rupiah.
Selain itu, Zaki mengungkapkan, pihaknya juga sedang mengupayakan pembangunan Cloud Kitchen bagi UMKM.
“Banyak dapur UKM masih bercampur dengan dapur rumah. Kita ingin persiapkan cloud kitchen dan persiapkan seluruh fasilitasnya, mudah-mudahan hasilnya bisa lolos dari BPOM agar produk bisa dijual di minimarket dan ekspor ke luar negeri,”tungkasnya. (mt02)