Serunya Wali Kota Airin, Gubernur, Kapolres Hingga Dandim Berakting di Festival Lenong Betawi Tangsel

oleh -

Monitor, Tangsel – Sejumlah pejabat daerah beradu akting dalam festival Lenong Betawi yang digelar lapangan Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu 18 November 2018 malam.

Mereka diantaranya adalah Wali Kota Cantik Airin Rachmi Diany, Gubernur Banten Wahidin Halim, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan, Dandim 0506 Tangerang, Letkol Inf. Faisol Izuddin, dan Kajari Tangsel Bima Suprayoga.

Keseruan akting itu ditandai dengan beberapa adegan lucu dan menggemaskan. Mereka yang kesehariannya bekerja formal sebagai pejabat daerah, kini harus memraktikkan berbagai lakon dan karakter berbeda sesuai tema naskah lenong berjudul “Jawara di Tanah Tersingkir”.

Abdul Karim, pembuat naskah lenong Betawi tersebut mengatakan, judul “Jawara di Tanah Tersingkir” menceritakan tentang keberadaan orang-orang Betawi yang makin terpinggirkan. Setting ceritanya adalah Tangsel tempo dulu.

“Ini cerita orang betawi di Kota Tangsel tempo dulu,” katanya usai acara festival Lenong Betawi tersebut.

Dalam lakon itu, Wali Kota Airin berperan sebagai Farida, istri Wahidin Halim. Sedang Gubernur Banten, Wahidin Halim memerankan tokoh H Sukur, seorang tuan tanah yang dermawan. H Syukur dan Farida memiliki anak yang bernama Fatimah.

“Sosok Fatimah ini diperankan oleh Haskia, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, yang juga anggota Lembaga Kebudayaan Betawi (LBB),” sambungnya.

Cerita itu diawali dari penculikan Fatimah oleh gerombolan si Jabrik, jawara suruhan tuan tanah jahat. Tidak kalah garang, pemeran tokoh utama penjahat ini adalah Dandim 0506 Tangerang Letkol Inf Faisol Izuddin Karimi.

“Si Jabrik punya empat anggota, yakni si Japra (Ketua Bamus Betawi Tangsel H Toto), Gopar (Kapolres Tangsel AKBP Ferdi Irawan), Rustam (Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta), dan Gareng (panitia),” jelasnya Abdul Karim.

Selain menjadi anak buah si Jabrik, Japra ternyata orang H Sukur yang menyusup ke dalam kelompok Jabrik yang melaporkan setiap kegiatan dan aktivitas kelompok itu. Penculikan dilakukan, karena H Sukur tidak mau menjual tanahnya kepada tuan tanah jahat.

Peristiwa penculikan itu dengan cepat tersebar luas. Sehingga, banyak jawara dari lain kampung yang berkumpul ingin membantu H Sukur membebaskan Fatimah dari tangan tuan tanah jahat.

“Rombongan jawara ini dipimpin oleh Rahman yang diperankan Brigjen Pol Drs Anang Syarif Hidayat. Dia punya anggota empat orang, Yasin, Sapri, Usman dan Mansur, serta ustaz Subhan,” ungkapnya.

Dijelaskan dia, Yasin diperankan oleh Sekda Tangsel Muhammad, Sapri oleh Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Usman oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi, dan Mansur oleh mahasiswa UIN Ciputat.

“Singkat kata, terjadilah perkelahian antara gerombolan Jabrik dengan kelompok jawara Rahman, dan Fatimah akhirnya bisa diselamatkan oleh mereka,” tambahnya lagi.

Hebatnya, dalam memerankan lakonnya ini para pejabat daerah yang tampil tidak pernah latihan. Mereka hanya membaca naskah yang dikirimkan kepada panitia, lalu melakukan improvisasi di atas panggung.

“Tidak ada latihan silat dan naskah. Tapi mereka kita berikan naskah. Nanti mereka akan melakukan improvisasi. Adegan berkelahinya, mulai dari penculikan, sampai pembebasan sandera,” terangnya.

Meski begitu, Karim mengaku terpesona dengan aksi panggung Wali Kota Airin. Sebab, Airin rupanya sangat fasih bermonolog dan bergaya di atas panggung tanpa ada rasa canggung.

“Tahun 2017 juga gitu. Hari Jumat saya kasih naskah, Sabtu dia berangkat umrah. Naskah ketinggalan dan tidak terbaca. Hari Rabu di Makkah. Pulang dari Mekkah, Minggu dia langsung tampil,” ucapnya.

Diakuinya, sangat sulit mengumpulkan para pejabat yang bermain lenong menjadi satu, meski hanya sekali saja. Berbagai upaya untuk mengumpulkan mereka kerap gagal.

“Para jawara dan kelompok penjahat yang melakukan penculikan juga tidak pernah ikut latihan silat, tetapi mereka tiba-tiba saja main pukul di atas panggung. Atraksi seperti ini sering terjadi di lenong,” paparnya.

Selain para pejabat, lenong Betawi yang masuk dalam rangkaian HUT Tangsel ke-10 ini juga menampilkan sejumlah artis ibu kota, seperti H Bolot, Narji, dan Azis Gagap.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel Judianto menambahkan, Festival Lenong Betawi dengan yang menghadirkan para pejabat ini puncak kegiatan HUT Tangsel.

“Ini masuk rangkaian akhir. Sebab sudah satu minggu rangkaian puncak. Lenong kan rangkaian kebudayaan. Kita ingin mengangkat budaya Betawi dan menjadi destinasi wisata kedepan,” ujar Judianto di lokasi yang sama.

Dalam festival ini, pihaknya ingin mencoba mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. Sehingga, bisa mengangkat tingkat perekonomian warga sekitar.

“Jadi kita melibatkan masyarakat dan OPD. Jadi konsepnya hiburan dan pelayanan langsung kepada masyarakat. Ini tiga hari, dari Jumat-Minggu,” lanjutnya.

Sedikitnya ada 26 rangkaian kegiatan di HUT Tangsel ke-10 ini yang dilakukan sepanjang sebulan. Mulai dari great sale, festival ondel-ondel, festival Batak, fun bike, dan lomba burung berkicau nasional.

“Hasilnya, jumlah wisatawan selama 1 bulan ini meningkat. Peningkatan itu terlihat dari okupansi hotel yang naik 2 hingga 3 persen. Kalau target wisatawan 10 persen atau 400 ribu pertahun. Tapi tahun ini kita sudah 1,1 juta,” pungkasnya.

Sementara itu, Ibrahim, warga sekitar mengaku sangat senang dengan Festival Budaya Betawi Tangsel ini, karena menghadirkan kearifan budaya lokal warga.

“Airin sangat cantik dan Wahidin Halim sangat lucu, dia jadi juragan tanah yang baik hati. Aksi Dandim juga sangat bagus, dia jadi penjahat,” tukasnya.(bli)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.