Monitor, Tangsel- Sekitar 100 orang peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, tenan inkubator (incubatee), serta pelaku bisnis pemula (start up), termasuk 20 mahasiswa dan 6 dosen dari University of Applied Sciences and Arts Nortwestern Switzerland (FHNW), antusias mengikuti “Seminar on Technopreneurship” yang digelar Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Selasa (11/5/2017).
Melalui program “Explore Asean”, FHNW sangat tertarik dengan teknologi wirausaha yang dikembangkan di Indonesia.
Kegiatan yang melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, diikuti oleh perguruan tinggi yang ada di sekitar kawasan Puspiptek yaitu; Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Swiss German University (SGU), Universitas Pamulang, dan Institut Teknologi Indonesia. Serta dihadiri oleh, Kepala Puspiptek, Sri Setiawati, Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti, Priyanti Nurwandani, Direktur Pusat Teknopreneur dan Klaster Industri-BPPT, Dudi Iskandar, dan Direktur STP IPB Dadang Syamsul Munir.
Seminar yang bertujuan untuk saling bertukar informasi dan praktik terbaik (best practice) penumbuhan wirausaha baru (start-up) berbasis teknologi, khususnya di kalangan mahasiswa. Juga diharapkan untuk memperluas jejaring kerjasama antara Puspiptek, FHNW, dan pelaku bisnis/start-up, serta menjadi ajang bertukar pengalaman tentang budaya bisnis di Indonesia dan Swiss.
Kepala Puspiptek, Sri Setiawati lebih jauh menyampaikan bahwa materi seminar ini sejalan dengan arah fungsi Puspiptek, dimana pemerintah mendorong peran Puspiptek tidak hanya pada aspek penelitian dan pengembangan teknologi, namun juga proses hilirirasi dan komersialisasi teknologi yang dapat memberikan manfaat langsung bagi pertumbuhan ekonomi.
Dalam kaitannya dengan komersialisasi hasil litbang, salah satu aktivitas Puspiptek adalah penumbuhan wirausaha (entrepreneur) baru berbasis teknologi serta penumbuhan budaya technopreneurship melalui inkubasi bisnis dan teknologi.
“Sejak tahun 2016, Puspiptek telah menjalankan kegiatan inkubasi bisnis teknologi di Technology Business Incubation Center (TBIC)” tandas Sri Setiawati.
Usai seminar, peserta berkunjung ke Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (PPRR) Batan dan Pusat Teknologi Bioindustri/Agroindustri BPPT, untuk melihat program dan produk riset yang sudah dikomersialisasikan oleh industri.(sri/mt02)