Soal Pilkades, Seperti ini Pesan Tokoh Rawa Kalong, H.Namar Soemantri

oleh -

Monitor, Bogor- Warga Desa Rawa Kalong, Kecamatan Gunung Sindur, Bogor pada Minggu, 3 Nopember 2019 tentunya akan berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara (TPS) yang telah ditentukan panitia untuk menentukan siapa calon pemimpin di desa mereka 6 tahun kedepan.

Ya, tanggal tersebut akan menjadi hari paling bersejarah bagi masyarakat, tidak hanya di Desa Rawa Kalong, melainkan bagi 272 desa lainnya di Kabupaten Bogor yang mengikuti Pilkades serentak dengan jumlah kontestan sebanyak 1.064 orang.

Kepada Monitor online, tokoh masyarakat Desa Rawa Kalong, H.Namar Soemantri, Kamis (31/10/2019) menjelaskan bahwa siapapun yang akan menjadi Kepala Desa Rawa Kalong hasil pemilihan, itulah yang terbaik. Dan sebagai warga yang baik, tidak ada kata lain, kecuali mendukungnya. Sebab, sehebat apapun seorang kepala desa tanpa dukungan warga, maka dia tidak akan bisa berbuat apa-apa.

“Kepada para calon, adik/anak-anakku, berikhtiarlah selama waktu masih ada. Semoga Allah SWT yang Maha Berkehendak akan memberikan yang terbaik kepada kalian dalam Ridho-Nya.

Kepada panitia yang menjalankan tugas yang amat berat ini, semoga Allah beri kekuatan, kesehatan dan kelancaran. Sehingga Pilkades Rawa Kalong bisa berjalan dengan aman, lancar dan sukses. Sukses penyelenggaraan dan sukses pula hasilnya,” pesan H. Namar yang juga pernah menjabat Kades 2 periode tahun 1978 dan 1988 silam.

Sebagai figur dan tokoh masyarakat Rawa Kalong, H.Namar juga mempersilahkan kepada warga yang punya hak pilih, untuk memilih sesuai dengan isi hati dan nuraninya. Sebab menurutnya, didalam bilik suara takkan ada orang yang tahu selain si pemilih itu sendiri dan Allah SWT.

“Para calon yang semuanya adik/ anak-anakku, kalian semua sebagai putra terbaik Desa Rawa Kalong. Baik, bukan hanya hari ini, saat Kalian berstatus calon Kades. Tapi juga sedapat mungkin menjadi baik untuk seterusnya.

Dalam pencalonan, prinsip yang harus dibangun dan dipegang erat-erat adalah, siap menang dan siap kalah. Bila menang jadilah kepala desa yang baik. Jagalah amanah yang telah dimandatkan oleh warga.

Layanilah warga dengan baik dan adil. Tidak melihat apakah warga telah memilih kita atau memilih yang lain, sehingga marwah dan aura  Desa Rawakalong sebagai desa yang pernah menyandang predikat desa teladan tetap terjaga. Masyarakat pun semakin sejahtera,”ungkapnya.

Dan sebaliknya, lanjut H.Namar, bila suara yang diperoleh berada diurutan lebih rendah, maka dukung dan bantulah kepala desa terpilih dengan semangat yang tetap tinggi.

“Hilangkan perasaan bahwa kepala desa yang sedang menjabat pernah sebagai lawan dalam Pilkades,” paparnya.

Sementara itu, bagi pendukung yang kalah, H.Namar juga berpesan, agar terus dibina dan diberikan kecerdasan bahwa pesta demokrasi telah usai. Untuk selanjutnya marilah bahu-membahu membangun desa Rawakalong kearah yang lebih baik meskipun kepala desa yang menjabat bukan pilihan kita.

“Saya sangat berharap pasca Pilkades yang terkadang ada kondisi kurang kondusif berminggu-minggu bahkan bulan atau tahun tidak akan pernah terjadi di Desa Rawakalong,” terang H.Namar.

Seperti diketahui, Kontestasi di desa Rawakalong kali ini diikuti 4 calon Kades yakni, Wardi(1), Rusli(2), Lukman(3) dan Supriadi(4).  Keempat calon tersebut merupakan putra terbaik Rawakalong dan kader terbaik H.Namar saat dirinya menjadi kepala desa.

“Semua orangtua mereka pernah menjadi pendukung utama saat saya mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Rawakalong selama 2 priode yaitu pada tahun 1978 dan  1988,” tambahnya.

Terkait keikutsertaan, keponakannya, Rusli yang ikut dalam kontestasi. H.Namar menepis anggapan bahwa tampilnya Rusli merupakan bagian dari dinasti politik. Sebab dalam Pilkades sendiri, menurutnya tak ada istilah dinasti politik.

Dikatakan, kandidat yang pantas dipilih itu adalah yang memiliki kompetensi dan punya karakter sebagai pemimpin seperti berjiwa sederhana, tidak hura-hura, punya kontrol emosi yang baik, amanah, cerdas, jujur dan berdedikasi tinggi. Bukan lantaran karena saudara atau karena telah menanamkan jasa.

“Masyarakat Desa Rawakalong tentunya sudah sangat cerdas dan matang dalam berdemokrasi,” tuturnya.

Pilkades adalah bagian dari pesta Demokrasi, yg memberi kebebasan kepada  setiap orang, setiap warga negara yang memenuhi persyaratan sesui praturan perundang-undangan untuk bisa dipilih dan bisa memilih.

“Jadi sangat berbeda dengan Dinasti karena dinasti ada di sistem kerajaan/kesultanan,” ujarnya.

Menurutnya, Pilkades, adalah pilihan, setiap warga yang mempunyai hak pilih. Bebas untuk memilih para calon yang layak utk dipilih. Selanjunya bisa memimpin Desa Rawakalong selama 6 tahun kedepan.

“Orang yang dipilih tentu karena kompetensi dan mmpunyai karakter sebagai seorang pemimpin.Bukan karena saya ataupun adik saya (H.Mawar Asmara) yang juga pernah menjadi kades 2 periode,” pungkasnya. (mt01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.