Monitor, Tangsel- Politikus senior Partai Golkar Sukarya menyayangkan munculnya beragam pernyataan yang menyudutkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan selama kontestasi pilkada berlangsung.
Menurut Sukarya yang juga Ketua Komisi II DPRD Tangsel, kritik Calon Wakil Walikota Rahayu Saraswati, termasuk Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Tangsel Ahmad Syawqi, tentang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel belum berstatus Tipe A sudah keluar dari kewajaran.
Sukarya mengingatkan, belum ada RSUD di Banten yang berstatus Tipe A. RSU Kabupaten Tangerang, misalnya, masih bertipe B. “Hari jadi RSU Kabupaten Tangerang itu 5 Mei 1964. Sudah berusia 56 tahun, sementara RSUD Tangsel itu baru mulai beroperasi pada 2010,” kata Sukarya saat ditemui di kawasan Ciputat, Rabu (9/9/2020).
RSUD Tangsel berstatus Tipe C. Status ini serupa RSUD Kota Tangerang. Ini terkonfirmasi dari Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. “Tangsel itu kota yang baru saja lahir, tapi sudah bisa berlari. Ini prestasi dan pencapaian yang harus kita akui bersama. Karenanya menjadi tanggung jawab kita semua untuk membuat Tangsel lebih baik lagi,” tutur Sukarya.
Selama periode kepemimpinan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie, Sukarya mengingatkan, RSUD Tangsel terus berbenah, seperti menambah gedung baru, menambah kapasitas tempat tidur, meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, termasuk memperbarui alat kesehatan menjadi lebih mutakhir.
“Yang harus diingat, Tangsel itu kota termuda di Provinsi Banten. Meski begitu, periode kepemimpinan Ibu Airin dan Pak Benyamin berhasil membuat Tangsel berlari dan mengukir beragam keberhasilan,” jelas Sukarya.
Terkait pelayanan kesehatan, kepemimpinan Airin dan Benyamin berhasil menaikan tingkat kepuasan masyarakat yang menikmati fasilitas Puskesmas. Dari target 35 pembangunan Puskesmas, sudah 31 yang dibangun. Sinya masih dalam proses pembangunan. Pemerintah Kota Tangsel juga sedang menambah dua rumah sakit Tipe C, berlokasi di wilayah Serpong Utara dan Pondok Aren.
“Dari lima puluh empat (54) kelurahan sudah dibangun puskesmas di tiga ouluh satu (31) kelurahan. Sisanya empat puskesmas sedang dituntaskan. Lalu di tiap kecamatan akan dibangun satu rumah sakit. Sekarang sudah ada di kecamatan Pamulang, lalu sedang diproses di kecamatan Serpong dan Pondok Aren. Ini bukti preferensi pemkot pada warga kota. Mereka mau berobat tidak perlu pergi jauh, cukup ke puskesmas di kelurahannya dan kalau kau ke rumah sakit cukup ke RSUD yang ada di kecamatannya, semua pelayanannya gratis,” ujarnya.
Sukarya menyampaikan, kerja bidang kesehatan Pemkot Tangsel meraih penghargaan Swasti Saba Wiwerda atau Kota Sehat tingkat nasional. Setidaknya ada empat tatanan yang menjadi objek penilaian, yakni perkantoran sehat, kawasan pariwisata sehat, kawasan permukiman sehat, serta sarana sehat dan tatanan kehidupan masyarakat yang sehat mandiri.
Menanggapi ocehan Saraswati, Sukarya memintanya untuk belajar dan bertanya. Menurutnya mantan Sekda Muhammad yang menjadi pasangannya pasti paham prestasi pemkot di bidang kesehatan.
“Kalau komunikasi mereka bagus, sebenarnya mantan sekretaris daerah Pak Muhamad bisa memberi tahu Saraswati soal tipe RSUD Tangsel. Gak mungkin mantan Sekda gak tahu, kenapa tidak ada RSUd tipe A di Tangsel bahkan di Banten, dia pasti tahu,” ujarnya.
Mengenai pernyataan Ahmad Syawqi yang menyinggung kinerja Pemkot Tangsel terkait status RSUD yang belum bertipe A, menurut Sukarya, sebagai anggota dewan, Syawqi ini bekerja berdasarkan amanat undang-undang dan ikut terlibat dalam pembangunan daerah. “Jadi sudah seharusnya Syawqi memberikan gagasan dan solusi, bukan lantas menyalahkan sesuatu yang tidak ada. Jadi sebaiknya semua bekerjasama menyukseskan pilkada ini agar kondusif,” pungkasnya. [**/mt02]