Monitor, Kab.Tangerang,– BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa resmi menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang bersama tiga fasilitas kesehatan lainnya, yaitu RSUD Balaraja, RSIA Ilanur dan Puskesmas Balaraja dalam uji coba pelaksanaan layanan kesehatan berbasis telemedicine.
Kerja sama tersebut tertuang dalam Penandatanganan Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Pelayanan Kesehatan Berbasis telemedicine dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) pada Senin (27/06).
Deputi Direksi Wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bona Evita mengatakan, bahwa situasi pandemi COVID-19 saat ini membuat masyarakat sulit mengakses layanan kesehatan. Hal tersebut mendorong pemerintah melakukan transformasi dalam pelayanan kesehatan.
Untuk itu, lanjut Bona, pemerintah berupaya dengan meluncurkan layanan telemedicine di Indonesia. Harapannya, layanan telemedicine bisa menjadi jawaban bagi masyarakat agar penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional terus optimal di tengah berbagai tantangan dan keterbatasan.
“Saya ucapkan terimakasih untuk fasilitas kesehatan yang hadir, dengan tujuan ikut mendukung pelayanan terbaru kami dalam uji coba layanan telemedicine tahun 2022-2023, BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa dan Tangerang telah menunjuk tiga fasilitas kesehatan (dua FKRTL dan satu FKTP) untuk melaksanakan uji coba ini. Uji coba telemedicine ini akan mulai diimplementasikan terhitung sejak tanggal 01 Juli 2022,” tutur Bona, Senin (27/06).
Baca juga : Program REHAB Bantu Atasi Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
Bona menyampaikan, fokus utama di tahun ini meningkatkan mutu layanan kesehatan program JKN. Salah satu upaya hal tersebut ialah uji coba telemedicine ini.
Kata Bona, melalui layanan telemedicine, peserta cukup datang ke dokter di FKTP kemudian dokter di FKTP akan melakukan telekonsultasi klinis ke dokter spesialis di FKRTL terkait keluhan peserta, serta melakukan tele konsultasi expertise EKG dan USG melalui aplikasi Konsultasi Medis Online (Komen) dari Kementerian Kesehatan yang terintegrasi ke layanan Primary Care (P-Care) BPJS Kesehatan.
Lebih jauh Bona menjelaskan, layanan telemedicine saat ini diperuntukkan untuk peserta dengan sembilan diagnosa Program Rujuk Balik (PRB), potensi PRB dan kehamilan dengan kriteria TACC (Time Age Complication Comorbidity).
“Meskipun uji coba telemedicine hadir salah satunya untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan di situasi pandemi COVID-19, namun kehadirannya di masa depan akan semakin berkembang seiring perkembangan teknologi dalam menjangkau kebutuhan masyarakat. Dengan kehadiran telemedicine akan membawa dunia kesehatan memasuki fase baru dalam perkembangan teknologi informasi,” ujar Bona.
Sambutan yang baik juga datang dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti, terkait pemanfaatan uji coba layanan telemedicine.
Ia berharap, telemedicine mampu meningkatkan aksesibilitas peserta terhadap layanan kesehatan yang terhambat karena kendala geografis maupun non geografis, juga menjadi salah satu solusi dalam mengatasi sebaran fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tidak merata.
“Kami mengucapkan terima kasih atas ditunjuknya Kabupaten Tangerang untuk melaksanakan uji coba pembiayaan telemedicine. Sebelumnya, tahun 2019 kami juga pernah melaksanakan uji coba telemedicine, berupa telekonsultasi dan tele-EKG secara realtime. Uji coba tersebut diimplementasikan di Puskesmas Pasar Kemis dan RSUD Balaraja yang berlangsung selama satu tahun namun waktu itu belum diatur mengenai mekanisme pembiayaannya,” ucap Desi.
Desi menjelaskan pihaknya menyambut baik adanya kerja sama uji coba telemedicine dimana saat ini pembiayaannya juga sudah diatur sebagai tarif uji coba oleh BPJS Kesehatan.
Berdasarkan kesepakatan kerja sama uji coba telemedicine ini, maka akan menciptakan koordinasi dalam bidang pelayanan kesehatan dan pembiayaan telemedicine antar fasilitas kesehatan.
“Harapannya, melalui pelaksanaan uji coba telemedicine ini dapat berjalan dengan lancar, baik dan selanjutnya dapat diikuti oleh fasilitas kesehatan lainnya. Bagi FKTP dan FKRTL yang terpilih serta telah bersedia menjadi bagian dalam uji coba program telemedicine ini saya sangat apresiasi, guna menciptakan keselarasan untuk mendukung Program JKN yang semakin optimal,” lanjut Desi.
Dengan fitur telemedicine ini, berdampak maksimal terkait efisiensi waktu pelayanan yang ada di FKTP maupun FKTRL.
Dengan memudahkan pelayanan Kesehatan kepada peserta yang tidak memadai untuk datang langsusng ke FKTP dan FKRTL solusi ini dapat menjadi fitur yang membantu.
Hal positif lainnya melalui telemedicine dokter spesialis di FKRTL dapat melakukan transfer knowledge dengan dokter di FKTP. Tentunya dengan target utama menuju Indonesia yang semakin sehat. (rls/mt02)