Monitor, Serpong – Seiring dengan menurunnya daya jual hasil pertanian dan perikanan di Kepulauan Bangka Belitung, membulatkan tekad Erzaldi Rosman Djohan, selaku Gubernur Bangka Belitung menjalin kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Erzaldi beserta rombongan, Senin (14/8/2017) melakukan kunjungan ke Iradiator Merah Putih yang dikelola BATAN, di Puspiptek Serpong Tangerang Selatan.
Kunjungan Erzaldi disambut hangat, Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, Serta Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti, Agus Puji Prasetyono. Bersama seluruh staf Kemenristekdikti dan BATAN, Erzaldi berkeliling Iradiator dan menyampaikan sejumlah pertanyaan tentang manfaat yang bisa dipetik dari Iradiator BATAN.
“Kami menilai apa yang dilakukan oleh iradiator ini sangat bermanfaat. Ini berkaitan dengan tidak bisa bersaingnya produk pertanian kami terutama lada di pasar internasional dikarenakan mengandung bakteri,” tutur Erzaldi.
Menurut Erzaldi, setelah mempelajari teknologi radiasi gamma terkendali yang dilakukan BATAN di Iradiator, Erzaldi berharap bahwa permasalahan akan buruknya kualitas produk pertanian dan perikanan di Bangka Belitung bisa diatasi.
Tentang Iradiator Puspiptek Serpong, Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan bahwa Iradiator adalah fasilitas nuklir dengan sumber radiasi gamma terkendali. Sinar gamma terkendali dapat digunakan untuk proses sterilisasi dekontaminasi bahan dari bakteri pembusuk.
Lanjut Djarot, iradiasi pada makanan dilakukan dengan prosedur tepat sehingga tidak merusak kandungan vitamin atau protein, tidak meninggalkan radiasi dan tentunya aman untuk kesehatan.
Radiasi gamma yang dipancarkan dari unsur pemancar gamma dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mengatasi permasalahan di bidang industri tersebut.
“Dibandingkan teknologi konvensional, penggunaan radiasi memiliki keunggulan diantaranya produk dapat diproses dalam keadaan terkemas dan siap dipasarkan, dapat digunakan untuk produk dalam jumlah besar, target pemusnahan mikroba pada tingkat tertentu atau menyeluruh dapat dilakukan pada seluruh bagian produk, tidak menimbulkan kerusakan pada produk karena teknologi ini merupakan proses dingin dan tidak menimbulkan residu bahan kimia,” ungkap Djarot.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti, Agus Puji Prasetyono, menyatakan rasa bangga sekaligus juga memberi apresiasi kepada BATAN yang telah melakukan penelitian yang bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.(mt02)