Monitor, Tangsel – Berdasarkan hasil survei lembaga Indo Barometer terbaru, pasangan calon presiden 01 Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin mengungguli pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno. Survei dilakukan di 34 Provinsi, pada tanggal 6 hingga 12 Februari 2019.
Hasil survei Indo Barometer menunjukan, jika pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih 21 persen. Pasangan 01 itu memeroleh elektabilitas sebesar 50,2 persen, jauh melampaui pasangan Prabowo-Sandi yang hanya mendapat elektabilitas sebesar 28, 9 persen. Sedangkan sisanya 20 persen, masih merahasiakan pilihan
Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Tangsel, Julia Mihardja, ikut menanggapi kembali unggulnya pasangan Jokowi-Ma’ruf berdasarkan hasil survei. Menurut Julia, survei itu bisa menjadi acuan elektabilitas pasangan calon di tengah masyarakat.
“Hasil survei itu kami menganggapnya biasa, karena sebelumnya kan lembaga survei yang lain juga mengunggulkan Jokowi-Ma’ruf. Sulit terkejar lah dengan angka itu, walaupun tetap, kami tak menjadikan hasil survei sebagai acuan utama untuk bekerja memenangkan beliau,” terang Julia, Juru bicara TKD Kota Tangsel, Kamis (21/3/2019).
Dikatakan Julia, keunggulan Jokowi-Ma’ruf berdasarkan sejumlah survei disebabkan kepemimpinan Jokowi selama 4 tahun terakhir diyakini telah membawa banyak perubahan. Capaian-capaian itu pun dirasakan langsung oleh masyarakat. Hingga tak heran, berbagai kalangan mendeklarasikan dukungannya agar Jokowi melanjutkan kepemimpinan di periode kedua nanti.
“Prestasi yang beliau capai selama ini bisa dirasakan langsung masyarakat. Kita juga tahu kan ramai deklarasi dari akademisi, ulama, dan berbagai profesi lainnya yang menginginkan Pak Jokowi melanjutkan kepemimpinan di periode kedua. Karena prestasinya jelas, ada buktinya,” ucapnya lagi.
Menurut Julia, kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi sulit dipengaruhi oleh berbagai isu hoax dan fitnah yang kerap kali menyerang pribadi dan kebijakannya. Padahal upaya itu, gencar dilakukan untuk menghancurkan elektabilitas Jokowi selama ini.
“Meski diserang hoax, fitnah, tapi pada akhirnya masyarakat sadar bahwa isu-isu itu tidak benar. Masyarakat secara jernih melihat sosok Pak Jokowi dan kebijakannya selama ini justru bertolak belakang dengan fitnah yang diembuskan itu,” tukas Julia.
Survei Indo Barometer sendiri menilai Pilpres 2019 merupakan pengulangan dari Pilpres tahun 2014 lalu. Sebab yang bertarung adalah calon presiden yang sama, yakni Jokowi melawan Prabowo. Dalam simulasi head to head, Capres petahana Jokowi masih memiliki elektabilitas lebih tinggi dari pada Prabowo.
“Dari pertanyaan simulasi 2 gambar Capres yang disodorkan kepada responden, Jokowi terpilih sebanyak 51,2 persen, Prabowo 28,9 persen, sementara yang masih merahasiakan pilihanya sebesar 19,9 persen, disini Jokowi kembali menggunguli Prabowo,” terang Hadi Suprapto, Peneliti Indo Barometer, dalam keterangannya.
Sementara itu dari simulasi masing-masing kedua Cawapres antara KH. Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, calon wakil presiden 01 masih dominan dengan memperoleh dukungan dari masyarakat. Dari simulasi head to head antar cawapres, KH. Maruf Amin memiliki elektabilitas 44,5 persen, sedang Sandiaga 32,1 persen.
“Jadi masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 23,4 persen. Disini pasangan calon 01 dari sisi Cawapres kembali unggul,” ungkapnya Hadi.
Masih merujuk dari data hasil survei, dikatakan Hadi, distribusi dukungan dari sisi suku atau etnis maka Calon presiden 01 Jokowi unggul di suku Jawa, Sunda, Madura, Batak dan Bali. Sementara Capres 02 Prabowo unggul di suku Melayu, Betawi, Minang dan Bugis.
“Sementara dukungan dari kategori jenis kelamin, baik perempuan-laki-laki, kemudian dukungan dari wilayah dari Kota-Desa, Jokowi-Ma’ruf Amin unggul secara menyeluruh,” tukas Hadi.
Untuk diketahui, jumlah sampel pada survei Indo Barometer sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sekira 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.(bli)