Monitor, Lebak- Rombongan Safari Politik Kebangsaan IV DPP PDI Perjuangan tiba di Kabupaten Lebak, Banten. Mereka melakukan konsolidasi bersama masyarakat dan tokoh setempat, yakni Mulyadi Jayabaya.
Mulyadi meminta masyarakat Banten bekerja keras memenangkan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. Pasalnya Pilpres 2019 adalah masalah harga diri bagi Tanah Jawara, sebutan lain dari Provinsi Banten.
Kata Mulyadi, berdasarkan sejumlah hasil survei terakhir, Jokowi-KH Ma’ruf masih tertinggal tipis sekira 4 persen suara dari pasangan Prabowo-Sandiaga. Baginya, hal ini harus dibalik. Jokowi-KH Ma’ruf Amin seharusnya bisa menang minimal 70 persen di Banten.
Dijelaskan Mulyadi, Kiai Ma’ruf adalah keturunan dari ulama besar Syekh Nawawi Al-Bantani yang dahulu tinggal di Mekah dan mengeluarkan sejumlah kitab fikih. Kiai Ma’ruf adalah putra Banten, yang menjadi pendiri Pondok Pesantren An Nawawi Tanara Banten.
“Alhamdulillah sekarang orang Banten dikasih kesempatan jadi calon wapres. Siapa tahu ke depan bisa jadi presiden,” kata Mulyadi yang juga Ketua Kadin Kabupaten Lebak.
“Sampai sekarang suara di Banten masih prihatin. Makanya mari kita berjuang bersama-sama memenangkannya,” sambungnya.
Di acara itu, selain para pengurus ranting hingga cabang PDI Perjuangan, hadir juga para tokoh dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat dan Nahdatul Ulama (NU).
Di tingkat nasional, diungkapkan Mulyadi, survei Jokowi-Kiai Ma’ruf masih menang. Tapi jangan terlena dengan survei itu. “Sebab kalau kita diam, tak gerak, kita bisa kalah,” tegasnya.
Apalagi, lanjut dia, hoaks dan fitnah luar biasa menghantam pasangan itu. “Sedikit-sedikit, dituduh Jokowi kriminalisasi ulama. Jokowi dibilang PKI. Dimana PKI-nya? Mohon para kiai ini diluruskan,” ucapnya.
“Prestasi Presiden Jokowi jelas. Tol, waduk, perluasan bandara, kenaikan Polda Banten jadi kelas A. Kerja siapa? Ya Jokowi. Tolong ini disampaikan ke masyarakat,” bebernya.
Sementara di lokasi yang sama, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, yakin elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 itu di Banten akan melejit di Februari 2019 mengalahkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hasto mengakui saat ini memang elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf di Banten masih tertinggal. Namun, selisihnya makin menipis dengan pasangan lawan.
“Kami meyakini, akhir Januari akan ada titik temu (seimbang), sehingga mulai Februari-Maret, Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin akan leading di Banten,” kata Hasto di sela Safari itu.
Alasan Hasto, pada 2014 ketika Jokowi-JK kalah dari Prabowo-Hatta di Banten, Golkar dan PPP belum bergabung ke koalisi pihaknya. Saat ini, kedua partai itu sudah menjadi pendukung Jokowi.
Selain itu, Gubernur Banten Wahidin Halim, bersama tokoh-tokoh Banten lainnya juga bersatu mendukung. Termasuk keluarga Zaki Iskandar, keluarga Ratu Atut Chosiyah, dan keluarga Jayabaya.
“Semua bergerak sehingga bersama dengan parpol koalisi, relawan, maka kami perkirakan Januari itu 50-50, sama. Kemudian, mulai Februari-Maret kita sudah jauh lebih tinggi daripada pasangan Pak Prabowo,” imbuhnya.
Alasan lainnya adalah sosok cawapres KH Ma’ruf Amin yang merupakan putra asli Banten. Di sisi lain, Presiden Jokowi juga terbukti bekerja keras untuk pembangunan Banten. Bendungan yang sejak tahun 1980-an tak selesai, di era Jokowi bisa diselesaikan. Belum lagi berbagai program nasional seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.
“Berulang kali saya menanyakan pada banyak orang, bahkan kami memberi hadiah. Coba sebut tiga keberhasilan Pak Prabowo sebagai pembanding Pak Jokowi. Tidak ada yang bisa menjawab,” tandasnya.(bli)