Monitor, Serpong- Dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Banten menempati posisi tertinggi penyumbang TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) jika dibanding jenjang pendidikan lain, angkanya sebesar 14,25 persen pada Agustus 2017 lalu.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI, Drs. H. Irgan Chairul Mahfiz, M.SI, ini dikarenakan oleh kualitas pengajaran yang kurang maksimal.
“Kenapa mereka lemah untuk mendapatkan pasar kerja diluar setelah lulus SMK, mungkin karena kompetensi nya kurang, kualitas pendidikannya kurang. SMK ini harus banyak magang,” kata Irgan saat wawancara khusus dengan monitor tangerang.com usai acara sosialisasi Yankes Tradisional di Serpong, Kamis(19/4/2018)
Menurutnya, pengajaran dan penelitian yang ada di SMK harus lebih ditingkatkan. SMK harus lebih kreatif melakukan pemagangan di perusahaan-perusahaan .
“Jangan hanya teori aja yang didapatkan, tetapi juga praktek sehingga mereka bisa bersaing dan berkompetisi dengan yang lain,” ujarnya.
Dalam hal ini tentu saja diperlukan peningkatan tenaga pengajar, peningkatan sarana prasarana dan peningkatan balai latihan kerjanya sehingga para siswa dapat langsung terjun praktek ke dalam dunia kerja dan juga adaptif terhadap pangsa pasar yang ada.
Irgan juga menyampaikan bahwa peran serta pemerintah dalam hal meminimalisir tingkat pengangguran yang ada tentunya sangat diperlukan terutama untuk dinas terkait yang berperan langsung memberi pengaruh terhadap masalah tersebut.
“Dinas pendidikan saya kira harus meningkatkan anggaran pendidikan khususnya untuk sekolah-sekolah menengah kejuruan dan tidak hanya fokus terhadap sekolah yang umum, kemudian dinas pendidikan juga harus rajin turun kelapangan, jangan hanya dibelakang meja saja istilahnya. Mereka harus menjemput aspirasi tentang persoalan dan masalah yang terjadi dilapangan dan lebih proaktif,” tutupnya (nab/mt01)
