Monitor, Tangerang – Universitas Multimedia Nusantara (UMN), sebagai kampus swasta terhijau di Jakarta terpilih sebagai tuan rumah kegiatan “Lokakarya UI GreenMetric 2022”. Tema yang diangkat adalah “Collective Actions for Transforming Sustainable Universities in the Post-Pandemic Time”. Lokakarya ini diadakan secara hybrid di kampus UMN pada 30-31 Agustus 2022.
Rektor UMN, Ninok Leksono menuturkan Lokakarya Nasional UI Greenmetric yang diprakarsai Universitas Indonesia dan saat ini kampus- kampus telah mengikuti semangat yang digaungkan oleh UI Greenmetric, jadi bagaimana membuat kampus lebih sustainable diwujudkan didalam payung besarnya adalan sektor lingkungan yang meliputi peruban iklim dan pemanasan global diharapkan kampus mampu berkontribusi.
” Sebagai contoh membangun gedung kampus yang hemat energi, memiliki teknologi khusus, lingkungan hijau, aliran udara yang baik, serta menggunaam solar panel untuk mengurangi penggunaan listrik,” ujar Ninok.
Menurutnya, UI Greenmetric merupakan kampanye untuk universitas/perguruan tinggi di seluruh Indonesia berkompetisi untuk lebih menanamkan kesadaran sustainable lingkungan yang semakin mengerikan.
” Kalau sampai telat menangani isu lingkungan ini semisal panas naik dua derajat saja akan menjadikan lingkungan tidak bisa kembali seperti semula, seperti es kutub mencair meninggikan permukaan laut diberbagai wilayah dunia, bibir pantai tenggelam dan sebagainya,” tuturnya.
Sementara, Ketua UI GreenMetric, Universitas Indonesia Riri Fitri Sari mengungkapkan untuk ikut menjadi agents of environmental change, para perguruan tinggi harus memahami dan mendiskusikan cara mengurangi dampak iklim mereka sendiri. Dengan program-program dan praktik kelembagaan yang berkelanjutan, perguruan tinggi dapat menjadi contoh global dalam aksi iklim untuk mencapai keadilan iklim dan membuat masa depan yang lebih baik.
“Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung transisi energi Indonesia. Peran mahasiswa mencakup memajukan penelitian dan teknologi dibidang Energi Baru Terbarukan (EBT), mempersiapkan diri menjadi praktisi atau ahli bidang EBT,meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya EBT guna menciptakan energi keberlanjutan serta mendorong perumusan kebijakan dan praktik tepat guna untuk mempercepat transisi energi,” pungkas Riri. (abe)